Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Aulia Ramadanti

IBRAHIM BIN ADHAM DAN PENYEBAB TAK TERKABULNYA DOA

Agama | Thursday, 29 Dec 2022, 19:28 WIB

Syeikh Ibrahim bin Adham atau yang dijuluki Abu Ishaq adalah salah seorang sufi paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Beliau adalah bangsawan Arab yang lahir di Khurasan, tepatnya di kota Balkh (kini bagian dari Afganistan). Beberapa riwayat menyebut Ibrahim bin Adham sebagai raja yang meninggalkan singgasananya demi menempuh jalan sufi.

Sebagai seorang sufi yang arif dan bijaksana, tentu kisah hidupnya banyak diriwatkan dan dijadikan pembelajaran oleh para ulama. Ada banyak sekali kisah menarik mengenai syeikh Ibrahim bin Adham yang memberikan pembelajaran bagi pendengar ataupun pembacanya. Salah satunya adalah mengenai alasan dibalik tidak kunjung terkabulnya do’a seseorang.

Dikutip dari buku The Great Wisdom from The Great Thinkers yang disusun oleh Qitori, dikisahkan bahwa suatu hari syeikh Ibrahim bin Adham melintasi sebuah pasar di kota Bashrah. Melihat syeikh Ibrahim bin Adham melintas, orang-orang pun mulai berkumpul, kemudian salah seorang diantara mereka bertanya “Wahai Abu Ishaq, Allah yang Maha Agung telah berfirman dalam kitabnya ‘Berdoa’lah padaku, maka akan aku kabulkan permintaanmu’ kami telah berdo’a pada-Nya sejak lama, tapi Ia tak kunjung mengabulkannya.”

Syeikh Ibrahim bin Adham kemudian menjawab “Wahai penduduk Bashrah, hati kalian sudah mati karena tidak mengindahkan sepuluh hal ini. pertama, kalian mengenal Allah akan tetapi tidak memberikan hak-Nya; kedua, kalian telah membaca kitab Allah akan tetapi tidak berperilaku sesuai dengan aturan yang ada didalamnya; ketiga, Kalian mengaku mencintai utusan Allah tetapi kalian tidak mengerjakan sunnahnya;

Keempat, kalian mengaku sebagai musuh setan akan tetapi malah mengikuti tingkah lakunya; kelima, kalian mengatakan menginginkan surga tapi tidak berusaha mendapatkannya; keenam, kalian mengatakan takut akan api neraka tapi malah mendekatinya; ketujuh, kalian mempercayai bahwa kematian itu benar adanya akan tetapi kalian tidak mempersiapkan diri;

Kedelapan, kalian sibuk menilai dan mencari-cari kesalahan orang lain akan tetapi abai akan kesalahan sendiri; kesembilan, kalian menikmati kebaikan-kebaikan Allah akan tetapi tidak bersyukur untuk itu; terakhir, kalian pergi ke pemakaman teman kalian akan tetapi tidak menngambil pelajaran darinya.”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image