Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Cholifah Dunya

Kreatif! Program Zero Waste dengan Ecobrick

Gaya Hidup | 2022-12-20 00:02:08

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, dan 3,2 juta ton di antaranya terbuang ke laut. Hingga saat ini, sudah ada banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah sampah plastik ini, mulai dari adanya peraturan pemerintah yang melarang penggunaan kantong plastik, kampanye 3R (reduce, reuse, recycle), hingga aksi pembersihan lingkungan oleh berbagai komunitas dan lembaga.

Zero waste merupakan suatu prinsip pencegahan limbah dalam upaya mendorong perancangan ulang siklus hidup sumber daya agar semua produk dapat digunakan kembali. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menghindari pengiriman sampah ke tempat pembuangan sampah, insinerator, atau laut. Saat ini, hanya 9% plastik global yang didaur ulang. Dalam sistem tanpa limbah, material akan digunakan kembali hingga tingkat konsumsi optimal tercapai.

Zero waste memberikan pedoman untuk terus bekerja menuju menghilangkan limbah. Menghilangkan limbah dapat mengurangi polusi dan juga mengurangi biaya karena berkurangnya kebutuhan bahan baku. Untuk mencapai zero waste, pengelolaan sampah harus beralih dari sistem linier menjadi lebih bersiklus sehingga bahan, produk, dan zat dapat digunakan seefisien mungkin. Bahan harus dipilih sehingga dapat kembali dengan aman ke siklus dalam lingkungan atau tetap layak dalam siklus industri.

Zero waste mempromosikan tidak hanya penggunaan kembali dan daur ulang tetapi, yang lebih penting itu mempromosikan pencegahan dan desain produk yang mempertimbangkan seluruh siklus hidup produk. Desain zero waste berusaha untuk mengurangi penggunaan bahan, penggunaan bahan daur ulang, penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan, masa pakai produk yang lebih lama, kemudahan perbaikan, dan kemudahan pembongkaran di akhir masa pakainya. Zero waste sangat mendukung keberlanjutan dengan melindungi lingkungan, mengurangi biaya dan menghasilkan pekerjaan tambahan dalam pengelolaan dan penanganan limbah kembali ke siklus industri.

Promosi program tanpa limbah dari siklus hidup produk dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk membuat dan mengisi TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Ini dapat membantu mengurangi insiden penyakit pernafasan atau penyakit lain yang berhubungan dengan racun yang dilepaskan dari tempat pembuangan sampah. Zero waste juga dapat membantu melestarikan lingkungan lokal dan sumber air minum dengan mencegah polutan memasuki ekosistem. Setiap limbah material akan dikembalikan sebagai bahan yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang atau akan cocok untuk digunakan sebagai kompos.

Program tanpa limbah memiliki banyak manfaat dan dapat diterapkan pada bisnis, komunitas, sektor industri, sekolah, rumah, atau lainnya. Menabung: limbah adalah tanda inefisiensi, pengurangan limbah dapat mengurangi biaya. Kemajuan lebih cepat: meningkatkan proses produksi dan meningkatkan strategi pencegahan lingkungan yang dapat mengarah pada pengambilan langkah yang lebih besar dan lebih inovatif. Mendukung keberlanjutan: mendukung ketiga tujuan keberlanjutan yang secara umum yaitu kesejahteraan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Aliran material yang lebih baik: akan menggunakan jauh lebih sedikit bahan baku baru dan tidak mengirimkan bahan limbah ke tempat pembuangan sampah.

"Eco" dan "Brick" berarti batu bata ekologis, disebut “batu bata” karena dapat menjadi alternatif pengganti batu bata tradisional dalam konstruksi bangunan. Itu sebabnya ecobrick banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan furnitur. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biologis untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali.

Semakin banyak orang di seluruh dunia mulai menyebut solusi limbah lokal ini sebagai ecobrick. Banyak dari kita yang masih mengonsumsi makanan atau produk lain yang dibungkus plastik. Terkadang kita mencoba berkreasi dan mengurangi sampah, misalnya dengan membuat sabun sendiri di rumah, namun bahan yang digunakan masih plastik. Tidak mudah juga meninggalkan 100% plastik karena hampir 90% produk supermarket dikemas dalam kemasan yang sebagian besar adalah kemasan plastik.

Sebelum kita membuat ecobrick, mari kita siapkan alat dan bahannya. Apa saja sih? Yuk, simak!

Alat dan bahan yang kalian perlukan, yaitu:

1. Botol-botol plastik.

2. Sampah plastik yang sudah kalian kumpulkan.

3. Tongkat/sendok/alat sejenisnya untuk memadatkan material.

Nah, selanjutnya mari kita lakukan langkah-langkah membuat ecobrick:

1. Cuci dan keringkan semua botol dan sampah plastik yang akan kalian gunakan untuk membuat ecobrick agar tidak ada bakteri.

2. Masukkan sampah-sampah plastik tadi ke dalam botol (jika ada yang berukuran besar, kalian dapat memotongnya menjadi lebih kecil menggunakan gunting).

3. Gunakan tongkat atau sendok untuk memadatkan sampah plastik ke ruangan botol. Hal yang perlu diperhatikan adalah pastikan bahwa botol sudah benar-benar padat hingga tidak ada lagi rongga kosong. Salah satu cara untuk mengeceknya adalah dengan menekannya dari luar (botol terasa padat dan tidak dapat ditekan ke dalam). Selain itu, ecobrick yang baik dan padat tidak akan kempes atau mengeluarkan bunyi ketika ditekan.

4. Tutuplah botol tersebut dan satu buah ecobrick telah jadi. Kalian juga dapat menggunakan ecobrick menjadi suatu furnitur seperti meja, kursi, atau bentuk lainnya hanya dengan menggabungkan beberapa buah ecobrick yang telah kalian buat.

Wah, bagaimana menurut teman-teman? Seru juga ya. Ide kreatif tadi dapat kalian gunakan selain sebagai langkah daur ulang sampah melalui keterampilan, kalian juga sudah turut berpartisipasi dalam program zero waste agar lingkungan kita semakin terpelihara. Saat menggunakan ecobrick, sampah plastik akan tersimpan dengan aman di dalam botol, sehingga tidak perlu dibakar, ditimbun, dikubur, dan lainnya. Dengan menggunakan ecobrick, dapat mencegah bahan plastik ini melepaskan karbondioksida yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pemanasan global.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image