Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ifaturochmah

DEVIDEND POLICY

Edukasi | Wednesday, 07 Sep 2022, 22:24 WIB

KONSEP KEBIJAKAN DIVIDEND

Menurut (Halim, 2003) “dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang diperoleh perusahaan”. Jika Perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen maka semua pemegang saham biasa mendapatkan hak yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk pemegang saham preferen.

Menurut Sartono (2011) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi totaql sumber dana internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167) menyatakan bahwa :“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakansalah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayaipertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yangdibayarkan kepada para pemeganf saham atau (equity inventors).

Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagaidividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnyamengurangi total sumber dana intern atau internal financial. Sebaliknyajika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, makakemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapatditarik pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividenmenyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna

Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made

Sudana (2011:167) menyatakan bahwa :

“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan

perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal

perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan

mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made

Sudana (2011:167) menyatakan bahwa :

“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan

perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal

perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan

mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made

Sudana (2011:167) menyatakan bahwa :

“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan

perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal

perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan

mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

TEORI KEBIJAKAN DIVIDEND

1. Dividen Tidak Relevan

Modigliani-Miller (MM) dalam Sartono (2012), berpendapat bahwa didalam kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. MM membuktikan secara matematis dengan berbagai asumsi; pasar modal yang sempurna dimana semua investor bersikap rasional, tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi, kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan dan informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi. Hal yang terpenting dari pendapat Modigliani-Miller adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain.

2. Relevansi Dividen

a) Dividen dibayar tinggi (Bird In the Hand Theory)

Teori yang dikemukakan oleh (Halim M. H., 2012) argumen ini mengatakan bahwa pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi resiko, yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham. Beberapan argumen yang mendukung pembayaran dividen tinggi:

· Mengurangi ketidakpastian Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima dimasa mendatang, ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketidakpastian capital gain. Karena faktor ketidakpastian berkurang, investor semacam itu mau membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.

· Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham. Menurut teori keagenan (agency theory) menurut teori tersebut, konflik bisa terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Misalnya pihak manajemen dengan pemegang saham manajemen biasanya diberikan kewenangan untuk membagikan dividennya kepada pemegang saham, namun oleh pihak manajemen bisa mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham.

· Efek Pajak. Meskipun dividen memilki efek pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital again, tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih pembayaran dividen yang lebih tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah.

b) Dividen dibayar rendah

Hanafi (2012) Argumen ini berpendapat sebaiknya dividen dibayarkan rendah. Variabel yang mendasari argumen tersebut yakni:

· Efek Pajak. Di Negara tertentu, seperti Amerika Serikat,pajak untuk capital gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk dividen (28% versus 31%). Disamping itu pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir (yang berarti saham tersebut di jual). Dengan kata lain pajak efektif atas capital gain dapat ditunda. Sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah, karena akan menghemat pajak.

· Biaya Emisi. Jika perusahaan membayarkan dividen kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal internal, karena adanya emisi, biaya transaksi dan biaya under pricing saham. Karena itu perusahaan akan lebih membayarkan dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru.

c) Teori Residu Dividen

(Keown, 2010) menjelaskan sebuah teori yang mengemukakan bahwa dividen yang dibayarkan seharusnya sama dengan modal tersisa setelah pembiayaan untuk investasi yang menguntungkan. Jika perusahaan menyebabkan floatation cost, yang mungkin ditanggung secara langsung atas keputusan dividen. Karena biaya-biaya ini, sebuah perusahaan harus mengeluarkan sejumlah sekuritas yang lebih besar untuk menerima jumlah diminta untuk investasi. Sebagai efeknya, floatation cost menghapuskan ketidakberbedaan kita antara pembiayaan oleh modal internal dan oleh saham baru. Pada awal, perusahaan dapat membayar dividen dan mengeluarkan saham atau menahan keuntungan. Dividen dibayar jika keuntungan tidak sepenuhnya digunakan untuk tujuan investasi yakni, hanya jika ketika ada dividen residu setelah pembiayaan investasi baru.

BENTUK – BENTUK KEBIJAKAN DIVIDEN

1. Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)

Kebijakan dividen yang stabilyakni jumlah pembayaran dividenitu sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapasuatu perusahaan itu menjalankan kebijakan dividen yang stabiladalah untuk memelihara kesan para investor terhadap perusahaantersebut, sebab apabila suatu perusahaan menerapkan kebijakandividen yang stabil berarti perusahaan tersebut yakin bahwapendapatan bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun, meskipunperusahaan mengalami kerugian.

2. Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen MinimalPlus Jumlah Ekstra Tertentu

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen perlembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebihbaik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlahminimal tersebut

3. Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (ConstantDividend Payout Ratio Policy).

Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai denganjumlah laba bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalahtetap. Deviden yang dibayar berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan bagi pemegang saham. Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika keuntungan Rp. 1 Miliar, maka dividend yang dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Miliar = Rp 600 juta.

4. Kebijakan Dividend yang Fleksibel

Kebijakan dividend yang terakhir adalah penetapan dividend payout ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEND

Berikut berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden (Sartono, 2001) :

1. Kebutuhan dana perusahaan

Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan deviden.

2. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

3. Kemampuan meminjam

Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan establish akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar deviden.

4. Keadaan pemegang saham

Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui deviden yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan high tax (pajak yang lebih tinggi) dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang rendah. Dengan dividend payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai deviden yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.

5. Stabilitas deviden

Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Bagi investor pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil.

PROSEDUR PEMBIAYAAN DIVIDEN

Pengumuman emiten dan dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham disebut dengan pengumuman dividen. Rincian tanggal yang harus diperhatikan dalam membayar dividen menurut Sinuraya (1999) adalah sebagai berikut:

1. Tanggal pengumuman

Tanggal pengumuman atau declaration date yaitu tanggal yang secara formal diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini umumnya seringkali untuk pembagian dividen reguler. Isi pengumuman tersebut memberitahukan hal-hal yang penting seperti tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, dan besarnya dividen kas per lembarnya.

2. Tanggal Pencatatan

Tanggal pencatatan atau date of record merupakan tanggal yang mana perusahaan melaksanakan pencatatan nama para pemegang saham. Pemegang saham yang terdaftar akan diberikan hak sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar tidak diberikan hak untuk mendapatkan dividen.

3. Tanggal Cum-Dividend

Tanggal cum-dividend merupakan tanggal yang mana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi hak untuk mendapatkan dividen. Jadi jika investor membeli saham ketika tanggal ini atau setelahnya, maka investor tersebut tidak akan mendapatkan namanya untuk mendapatkan dividen.

4. Tanggal Pembayaran

Tanggal pembayaran atau payment date meruapakan tangal yang mana pembayaran dividen terhadap perusahaan kepada para pemegang saham yang sudah mempunyai hak atas dividen. Jadi di tanggal tersebut, para investor telah dapat mengambil dividen yang sesuai dengan bentuk dividen yang sudah diumumkan oleh emiten apakah dividen tunai atau dividen saham.

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI ASSET PEMEGANG SAHAM

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba

sebagai deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam

perusahaan (laba ditahan).Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang

saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga

memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.

Konsekuensinya, tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan

kebijakan dividen yang optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara

dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang(Hairudin et al., 2020)

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan labasebagai deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan (laba ditahan). Dividen yang dibayarkan kepada para pemegangsaham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.Konsekuensinya, tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan kebijakan dividen yang optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang (Hairudin, 2020). Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

MENGHITUNG DIVIDEND POLICY

PT XYZ memiliki dana yang bisa dibagikan sebagai dividen sebesar Rp 7.000.000 dan menghadapi serangkaian kesempatan investasi sebagai berikut:

Proyek Dana yg Diperlukan NPV

A Rp 5.000.000 +Rp 800.000

B Rp 3.000.000 +Rp 500.000

C Rp 2.500.000 +Rp 250.000

Ditanyakan:

a. Bila perusahaan menerapkan residual policy of dividend, berapa dividen per lembar saham yang akan dibagikan (jumlah lembar saham 4.000)

b. Berapa kenaikan harga saham yang diharapkan?

Pembahasan:

b. Dividen per lembar saham yang dibagikan:

Proyek A = 7.000.000 – 5.000.000 = 2.000.000 : 4.000 = 500 Perlembar saham

Proyek B = 7.000.000 – 3.000.000 = 4.000.000 : 4.000 = 100 Perlembar saham

Proyek C = 7.000.000 – 2.500.000 = 4.500.000 : 4.000 = 1.125 Perlembar saham

c. Kenaikan harga saham bila ada penambahan NPV:

Proyek A = 800.000 : 4.000 = 200

Proyek B = 500.000 : 4.000 = 125

Proyek C = 250.000 : 4.000 = 62.5

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image