Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afiani Azwita

Mudahnya Menyusun Teks dengan Gform

Guru Menulis | 2021-11-10 19:13:01

Medio Maret 2020

Minggu, 15 Maret 2020, Grup whatsapp sekolah ramai. Esoknya akan diadakan Ujian Nasional, menurut kabar yang berembus adalah UN terakhir. Namun, bukan persiapan UN yang menjadi topik bahasan. Tiba – tiba saja tersiar berita UN akan ditunda bahkan ditiadakan. Usut punya usut, virus yang berasal dari Negeri Gingseng mulai menjamah Provinsi Jawa Tengah. Ya, Covid 19 atau dikenal sebagai corona mulai menunjukkan eksistensinya di wilayah Timur Jawa Tengah. Kota Solo mengabarkan bahwa warganya positif terkena virus bahkan sampai meningggal dunia setelah bepergian ke Bogor. Temuan ini ditindaklanjuti Pemerintah Jawa Tengah. Status KLB (Kejadian Luar Biasa) dicanangkan. Seperti dilansir dari portal resmi jatengprov.go.id Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengambil langkah strategis menyekat persebaran virus Corona dengan meliburkan seluruh siswa sekolah di Jateng, tanpa terkecuali, selama dua minggu. Keputusan ini diambil Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, setelah melihat dinamika persebaran Covid-19, yang sangat mungkin mengintai anak sekolah. Ada dua event yang dibatalkan mulai Senin, 16 Maret 2020. Pelaksanaan UN tingkat SMK/SMA/MA/MAK dan Pekan Olah Raga Daerah. Mulai hari itu kondisi berubah. Semua sektor dibatasi.

Selama 3 (tiga) bulan lebih civitas akademika tidak diperbolehkan menginjakkan kaki ke sekolah. Semua kegiatan termasuk pembelajaran dilaksanakan secara online atau dalam jaringan (daring).

Tidak usah ditanya bagaimana perasaan kami. Bingung, syok, bahkan ketakutan. Lambat laun kondisi ini dapat dimengerti oleh semua. Termasuk siswa kelas XII yang gagal mengikuti UN. Saya tahu bagaimana kecewanya mereka. Setelah beberapa bulan sebelum UN sudah menyiapkan diri.

Pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan terbaik. Banyak cara yang digunakan para pendidik untuk menyapa anak didik mereka. Perangkat komputer, gawai, dan jaringan internet menjadi santapan sehari – hari. Terkait belajar dari rumah, Mendikbud melalui website resmi menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah Google Form. Bahkan beberapa mungkin sudah pernah menggunaannya untuk mengisi kuisioner maupun formulir online. Banyak perusahaan maupun individu yang menggunaan google form untuk membangun hubungan dengan pelanggan atau pengguna. Seperti dua penelitian berikut yang memanfaatkan layanan dari google.

Hamdan Husein Batubara (2016) dalam Jurnal AL Hidayah menuliskan Penggunaan Google Form Sebagai Alat Penilaian Kinerja Dosen di Prodi PGMI Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari.

AH. Syarif Hidayah (2021) dalam tesisnya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Google Form Pada Penilaian Harian Aspek Kognitif Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis di Mts Ma’arif Nu 1 Cilongok Kabupaten Banyumas”.

Kedua penelitian di atas menguatkan saya untuk menggunakan layanan dari Google. Google form adalah layanan dari Google yang memungkinkan Anda untuk membuat survey, tanya jawab dengan fitur formulir online yang bisa dicustomisasi sesuai dengan kebutuhan. Jadi anda bisa mendapatkan jawaban secara langsung dari audiens yang mengikuti survei.

Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya, karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.

Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa kegiatan menyusun atau memproduksi teks nonsastra masih dianggap sulit. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias peserta didik. Selain itu, model pemberian tugas juga terkadang masih monoton. Guru hanya memberikan perintah untuk menyusun teks dengan disertai tema tertentu. Hasilnya nilai yang diperoleh peserta didik masih belum maksimal.

Menyusun atau memproduksi teks untuk tujuan tertentu berarti kita melakukan pemilihan bentuk dan struktur teks yang akan kita gunakan agar pesan tersampaikan secara tepat.

Mengingat pada saat pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan secara online, karena keadaan ini tidak memungkinkan untuk siswa mengumpulkan tugas menyusun teks secara langsung ke sekolah. Gform bisa digunakan kapan pun dan di mana pun. Guru cukup meyiapkan formulir yang akan dibagikan ke siswa. Formulir yang dibuat haruslah bisa dipahami secara mudah oleh siswa. Pembutan formulir yang dikombinasikan dengan Taktik PPKM (Pilih – Perhatikan – Kaji – Menjawab) memudahkan siswa menyusun teks.

Strategi PPKM (Pilih – Perhatikan – Kaji – Menjawab) adalah asli pemikiran penulis berdasarkan istilah yang sedang marak dibicarakan saat ini. Sebenarnya PPKM adalah singkatan dari proses atau tahapan yang harus dilakukan oleh peserta didik saat menyusun teks.

Gambar di atas adalah contoh format yang dibagikan ke siswa melalui google form. Sedangkan hasil kerja siswa bisa langsung dilihat di bagian responden.

(Nur Afiani, Guru di SMK N 1 Sragi)

Daftar Pustaka

AH. Syarif Hidayah ( 2021) dalam tesisnya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Google Form Pada Penilaian Harian Aspek Kognitif Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis di Mts Ma’arif Nu 1 Cilongok Kabupaten Banyumas IAIN Purwokerto

Hamdan Husein Batubara AL-BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam Volume 8, Nomor 1, Juni 2016; ISSN : 2085-0034

https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/kemendikbud-meluncurkan-akun-pembelajaran-belajarid (diakses online tanggal 7 November 2021)

https://qwords.com/blog/mengenal-google-form/

Satria Nova. 2011. Agar Menulis Seenteng Bicara. Lukita. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image