Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fathimah Zahro

Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Per

Sastra | Tuesday, 14 Jun 2022, 19:11 WIB

Penulis:

Aeni Nurhakimah Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia UNISSULA

Dr. Aida Azizah, M.Pd. Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia UNISSULA

*Jenis-jenis Tindak Tutur Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia*

Tindak tutur lokusi, yaitu tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat. Tindak tutur ini dapat disebut sebagai tindak tutur dengan maksud menyampaikan informasi. Tuturan kalimat merupakan tindak tutur lokusi yang bersifat menginformasikan yang terletak pada kalimat bukan ADIKSIMBA dipermasalahkan melainkan fakta dan opini di dalam berita. Tuturan kalimat merupakan tindak tutur representatif yang bersifat kenyataan yang terletak pada kalimat fakta itu realita seperti pada data berikut:

a) Siswa : Mpun bu ‘sudah bu’

b) Guru : Mengingat berita ingatan kami ingat pada yang disebut ADIKSIMBA tapi bukan ADIKSIMBA yang dipermasalahkan melainkan fakta atau opini ndalam berita. (D.02/TDGBI –SMP/9/4/2012).

c) Guru : Coba saya tanya dulu, fakta itu ?

d) Siswa : Kenyataan

e) Guru : Ooo fakta itu kenyataan realita. Itu kesekolah membawa dompet (menunjuk siswa yang membawa dompet) (D.04/9/4/2012).

Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur untyuk melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu. Tindak tutur ini dapat dikatakan sebagai bentuk tuturan agar lawan tutur melakukan sesuatu. Tuturan kalimat merupakan tindak tutur representatif yang bersifat menyatakan terletak pada kalimat fakta dan opini di dalam buku paket pada tiap-tiap siswa berbeda-beda. Tuturan kalimat merupakan tindak tutur direktif yang bersifat menyuruh terletak pada kalimat saya suruh membaca satu contoh saja. Seperti pada data berikut:

a) Guru : Fakta dan opini di dalam buku paket tiap-tiap siswa berbeda-beda bagian yang dicari tentang membaca scanning, ayo cepat pada berita. Mpun ketemu ?’sudah ketemu’

b) Siswa : Mpun bu

c) Guru : Mpun, nanti saya suruh membaca satu contoh saja. Satu anak satu meja membacakan. Lkse mengko mas, iki buku paket sik mas.’ Sudah, nanti saya suruh membaca satu contoh saja. Satu anak satu meja membacakan. Lksnya nanti mas, ini buku paket dulu mas’.

d) Siswa: wooooo salah.

Tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang menumbuhkan pengaruh kepada mitra tutur. Tindak tutur ini dapat disebut dengan tindak yang menimbulkan efek terhjadap lawan tutur. Tuturan merupakan tindak tutur perlokusi damana guru mengucapkan kata horotokono tersebut disela pembelajaran untuk menghibur siswa supaya tidak bosan. Efek perlokusi yang diharapkan supaya siswa memperhatikan pelajaran. Seperti pada datya berikut.

a) Guru : Sudah menemukan berita. Ada faktanya tidak mas ? Ada opininya tidak satu paragraf awal itu ? Mau apa yang disebut pendapat bu Dewi lali. Horotokono horotokono angger bu Dewi ngomong horotokono mesti bingung kabeh. Apa mas ? Tadi sudah diterangkan ada pendapat ada opini. Nek pendapat pendapat kuwi menurut wartawan menurut siapa. Ehhh lha kok malah dingklok, nang wacana kuwi enek pendapat faktane ora ? Mboten wonten pendapat, baru ada faktanya yang diberikan. Bukane tidak ada tapi belum. Mocone rak pati bener, sih banter bu Dewi. Yo kowe mbak ? Dengar dulu paragraf pertama.

‘Sudah menemukan berita. Ada faktanya tidak mas ? Ada opininya tidak satu paragraf itu ? Tadi apa yang disebut pendapat bu Dewi lupa. Horotokono horotokono kalau bu Dewi bilang horotokono pasti semuanya bingung. Apa mas ? Tadi sudah di terangkan ada pendapat ada opini. Kalau pendapat itu realita yang terjadi faktanya yang terjadi. Kalau opini itu menurut wartawan menurut siapa. Ehhh lha kok malah menunduk, dibacaan itu ada pendapat faktane tidak ? tidak ada pendapat, baru ada faktanya yang diberitakan. Bukannyab tidak ada tapi belum. Membacanyab tiodak terlalu keras, bu Dewi. Ya kamu mbak ? Dengar dulu paragraf pertama’.

b) Siswa : Pemanfaatan energi nuklir. Kepala kebijakan Uni Eropa mendukung hak illegal pendayagunaan nuklir.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image