Dr. WAODE NURMUHAEMIN.
Mengkahiri Jebakan Pendukung Capres Militan
Politik | Monday, 04 Apr 2022, 16:39 WIB
Pada pemilu tahun 2019, masyarakat Indonesia terbelah dua. Pendukung Jokowi dan Prabowo sama-sama punya massa yang militan. Media sosial diramaikan dengan kubu cebong dan kampret. Dua gelar yang sama-sama merendahkan harga kemanusiaan kita.
Eskalasi politik yang panas bukan hanya terjadi di dunia maya. Bahkan merembet ke dunia nyata. Teman bertengkar dengan teman, keluarga saling tuding dan bermusuhan, bahkan banyak peristiwa menjurus dan kemudian berurusan dengan hukum akibat saling ejek yang berbuntut penganiayaan bahkan pembunuhan. Semua terjadi akibat ketidakmampuan menahan emosi dan kemampuan mengejek capres masing-masing yang juga dibumbui berita hoax yang memborbardir setiap saat.
Tahun 2024 sudah semakin mendekat, momen ini adalah momen yang tepat untuk tidak lagi mengulang kekonyolan pemilu 2019 lalu. Cebong dan kampret yang sudah terkubur tidak perlu lagi dibangkitkan. Bukankah kita semua menyaksikan para akar rumput saling tabok dan saling hajar dilain sisi, dengan senyum sumringah kedua capres bergabung dalam satu kabinet? banyak yang terlanjur dikorbankan para militan capres sewaktu pemilu 2019. Persahabatan yang hancur, keluarga yang retak bahkan nyawa melayang sia-sia dan pada babak akhir kita dipertontonkan jabat tangan mesra orang-orang yang kita bela dengan darah dan airmata.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
