Yuk, Sayangi Adik
Sastra | Friday, 10 May 2024, 10:13 WIBDitulis Oleh: A.P.E. Aflahani
Izza dan Zahra terdengar bertengkar karena memperebutkan mainan. Lalu tidak lama kemudian Zahra menangis. Bunda yang sedang menidurkan adik bayi bergegas keluar kamar, bertanya pada Izza, “Mbak Izza, Adik kenapa kok nangis?”
Izza yang ditanya hanya diam, tapi dengan mulut mengerucut.
“Lho ditanya Bunda kok malah diam. Adik kenapa, kok nangis?” ujar ibu kembali
“Enggak mau, nanti Bunda marah,” jawab Izza.
“Lha kenapa musti marah. Kan kalau jujur enggak akan marah. Justru kalau Mbak Izza diam aja, apalagi bohong, Bunda enggak suka,” Bunda menimpali.
Setelah berpikir sejenak, Izza berucap, “Itu tadi Dik Zahra tak cubit. Soalnya enggak mau minjamin maenan dan enggak mau gantian mainnya.”
“Mbak Izza, Rasullullah itu memerintahkan agar kita sayang pada yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua, termasuk Adik. Dik Zahra juga mainnya bareng ya, biar bisa dapat semuanya. Kalau berebut malah bisa rusak. Kan jadi enggak bisa main semuanya,” kata Bunda.
Zahra dan Izza mengangguk.
“Nah, mulai sekarang main bareng ya. Tidak perlu berebut. Main gantian, jadi bisa main bareng,” tambah Bunda.
“Iya, Bunda,” ucap Zahra dan Izza berbarengan. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.