Trenggalek: Pengalaman Wisata yang Tumbuh Perlahan
Wisata | 2025-12-16 21:09:07
Tidak semua orang bisa langsung jatuh cinta pada Trenggalek. "Kota Gaplek" yang terletak di selatan Jawa Timur ini tersembunyi, tidak ramai, tidak penuh lampu kota, dan tidak sering muncul di daftar tujuan wisata populer. Namun, justru di situlah daya tariknya. Trenggalek menyuguhkan sesuatu yang sederhana, tenang, dan apa adanya.
Pemandangan laut, jalanan berliku, dan suasana desa alami adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang terasa membosankan. Namun, ketika saya menjadi seorang mahasiswa D4 Destinasi Pariwisata Universitas Airlangga, mata saya mulai melihat kampung halaman dengan cara yang berbeda. Bukan lagi sekadar tempat pulang, tetapi sebagai potensi wisata yang punya cerita panjang untuk dibagikan.
Pantai Mutiara, Pantai Kebo, Pantai Konang, Gunung Semungklung dan Wisata Paralayang hanya menjadi sebagian kecil dari daya tarik yang ada. Hal lain yang membuatnya berkesan adalah sisi ‘grapyak’ masyarakatnya. Masyarakat tanpa pandang usia saling menyapa satu sama lain, sikap gotong royongnya masih kental terasa, hingga budaya-budaya tradisional setiap kecamatannya berbeda. Berwisata ke Trenggalek tidak hanya soal mengunjungi satu titik lalu pulang. Banyak pengalaman sederhana yang justru membekas. Menikmati pagi di desa dengan udara yang masih bersih, menyaksikan aktivitas nelayan di pesisir, atau sekadar duduk di tepi pantai sambil mendengar suara ombak.
Belajar pariwisata mengajarkan saya bahwa wisatawan masa kini tidak selalu mencari tempat yang ramai. Banyak dari mereka justru ingin merasakan pengalaman yang berbeda, lebih dekat dengan kehidupan lokal. Di sinilah Trenggalek punya peluang besar. Keaslian yang masih terjaga bisa menjadi nilai utama, bukan sesuatu yang harus diubah.
Sebagai mahasiswa pariwisata, saya merasa punya peran untuk ikut memperkenalkan Trenggalek ke khalayak yang lebih luas. Bagi saya, memperkenalkan Trenggalek bukan berarti mengubahnya menjadi seperti daerah lain. Justru sebaliknya, memperkenalkan Trenggalek berarti menjaga keasliannya, lalu menyampaikannya kepada publik dengan cara yang tepat. Pariwisata tidak selalu tentang pembangunan besar, tetapi juga tentang membangun pemahaman dan kedekatan emosional. Seperti cerita tentang pagi di desa, tentang laut yang menjadi teman hidup masyarakat pesisir, atau tentang kebersamaan yang terasa hangat meski sederhana.
Sebagai bagian dari Universitas Airlangga, saya percaya bahwa ilmu yang dipelajari di kampus tidak hanya untuk lulus mata kuliah. Ilmu itu seharusnya bisa dibawa pulang, dipraktikkan, dan dibagikan. Memperkenalkan Trenggalek melalui tulisan ini adalah langkah kecil yang saya lakukan sebagai mahasiswa dan sebagai anak daerah.
Trenggalek mungkin tidak berisik dalam peta pariwisata. Namun, bagi saya, justru ketenangannya adalah kekuatan. Kampung halaman ini layak dikenal, bukan karena ingin menjadi seperti daerah lain, tetapi karena keunikannya sendiri. Tulisan ini saya hadirkan sebagai ajakan lembut untuk melihat Trenggalek dari sudut pandang yang berbeda. Bukan sebagai daerah yang tertinggal, melainkan sebagai ruang yang sedang menunggu untuk dipahami. Dalam ketenangannya, Trenggalek menyimpan masa depan pariwisata yang tidak tergesa, tetapi berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
