Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Lesunya Pasar Domestik Jadi Pemicu Baru Lonjakan PHK

Politik | 2025-12-08 22:10:38
Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Tangerang, 8 Desember 2025 – Lesunya pasar domestik Indonesia kembali menjadi sorotan setelah sejumlah sektor usaha melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) selama beberapa bulan terakhir. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait stabilitas pasar tenaga kerja dan daya beli masyarakat di tengah perlambatan ekonomi global.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan permintaan konsumen di dalam negeri sudah mulai dirasakan secara nyata oleh pelaku usaha, terutama di sektor manufaktur, ritel, dan jasa. Situasi ini diperburuk oleh adanya tekanan inflasi dan kenaikan biaya produksi, yang membuat banyak perusahaan terpaksa melakukan efisiensi melalui pengurangan karyawan.

Sejumlah perusahaan manufaktur skala menengah dan kecil mengaku tidak mampu mempertahankan kapasitas produksi akibat melemahnya daya beli konsumen domestik. Perusahaan pun berupaya mengalihkan kenaikan biaya input kepada klien dengan menaikkan harga pabrik hingga tingkat tertinggi selama satu setengah tahun lebih.“Inflasi biaya merupakan yang paling tinggi dalam sembilan bulan di tengah peningkatan harga bahan baku dan fluktuasi nilai tukar,” ucap Usamah Ekonom S&P Global Market Intelligence

Pakar ekonomi menilai bahwa lesunya pasar domestik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh kondisi ekonomi global yang tidak menentu, yang berdampak pada suplai dan harga bahan baku serta ekspor produk Indonesia. "Ketika pasar ekspor melemah dan konsumsi domestik stagnan, perusahaan akan sangat berhati-hati dalam merekrut atau mempertahankan tenaga kerja," ungkap ekonom dari Universitas Indonesia.

Dampak sosial dari lonjakan PHK ini sudah mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah pencari kerja baru dan tekanan pada program jaminan sosial ketenagakerjaan pemerintah. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah strategis guna menjaga kestabilan pasar tenaga kerja dan mendorong konsumsi dalam negeri agar siklus perlambatan ini tidak berlarut.

Upaya seperti stimulus ekonomi, insentif bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta percepatan transformasi digital dianggap krusial untuk menggerakkan kembali roda perekonomian domestik. Namun, pakar menekankan bahwa koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan tenaga kerja harus lebih konsisten dan terintegrasi.

Lesunya pasar domestik dan lonjakan PHK menjadi sinyal penting bagi semua pemangku kepentingan agar segera menempatkan perlindungan pekerja dan keberlanjutan bisnis sebagai prioritas utama, agar dampak ekonomi dan sosial dapat diminimalisasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image