Asap Remaja, Ancaman Generasi Hebat
Gaya Hidup | 2025-11-03 08:03:06
Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati pada tanggal 12 November 2025 mengusung tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat" yang menegaskan bahwa pentingnya membangun sumber daya manusia yang sehat sebagai fondasi kemajuan bangsa. Namun, fakta menunjukkan adanya paradoks besar di kalangan remaja Indonesia saat ini, yaitu perilaku merokok yang semakin meluas dan mengancam tercapainya harapan tersebut.
Dari sisi positif, tema HKN sangat tepat menyoroti kebutuhan untuk membentuk generasi sehat. Data menunjukkan sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia dengan persentase tinggi pada kelompok remaja usia 15-19 tahun yang mencapai 56,5%. Rokok merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan yang tidak hanya menimbulkan beban kesehatan individu tetapi juga sistem pelayanan kesehatan nasional di masa depan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat menyadari bahwa upaya pencegahan melalui edukasi, kebijakan pembatasan akses rokok, dan promosi gaya hidup sehat menjadi sangat penting dalam mendukung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.” Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi untuk menanamkan kesadaran akan bahaya merokok sejak usia dini.
Namun, tantangan besar muncul dari sisi perilaku dan lingkungan sosial remaja. Banyak anak dan remaja yang mulai merokok karena pengaruh teman sebaya dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam masa pencarian jati diri. Rokok dianggap simbol kedewasaan, cara melawan tekanan, atau sekadar bagian dari kehidupan sosial mereka. Lebih parah lagi, akses untuk mendapatkan rokok, terutama rokok batangan yang murah dan mudah diperoleh, tidak terkontrol dengan baik. Kondisi ini diperburuk oleh lemahnya pengawasan larangan penjualan rokok satuan di tingkat lapangan. Di samping itu, pendekatan pencegahan yang terlalu menekan dari sisi moral terkadang memicu efek sebaliknya, yaitu perlawanan dari remaja yang justru semakin kuat merokok sebagai bentuk pembangkangan.
Peran keluarga dalam masalah ini juga perlu dikritisi. Keluarga adalah garda terdepan yang bertugas membangun perilaku positif dan memberikan pendidikan kesehatan. Namun, masih banyak keluarga yang kurang aktif mengawasi dan mendampingi anak-anaknya. Komunikasi terbuka tentang bahaya rokok sering kurang, bahkan banyak orang tua yang sendiri masih merokok, memberikan contoh yang kurang baik bagi anak. Kurangnya pemahaman orang tua dan kurangnya keterlibatan dalam pendidikan kesehatan membuat anak rentan terpengaruh lingkungan luar yang negatif.
Disisi pemerintah, meskipun telah ada berbagai regulasi dan program kampanye kesehatan, implementasinya belum berjalan secara optimal. Larangan penjualan rokok batangan yang sebenarnya sudah diatur sering diabaikan di lapangan. Pengawasan yang lemah dan belum meratanya edukasi di berbagai daerah menjadikan kampanye pencegahan merokok belum efektif menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama di kalangan remaja dan keluarga. Selain itu, kebijakan negara, seperti cukai rokok yang bertujuan menurunkan konsumsi belum mampu mengubah perilaku merokok di kalangan muda secara signifikan. Pemerintah perlu memperbaiki tata kelola, memperkuat pengawasan, dan mengkolaborasikan upaya dengan sekolah dan komunitas untuk memberikan program penghentian merokok yang ramah dan sesuai kebutuhan remaja.
Fenomena ini menunjukkan bahwa masalah merokok anak dan remaja adalah persoalan kompleks yang tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja. Semua pihak memiliki peran yang sama pentingnya dan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat," diperlukan sinergi dan kolaborasi nyata yang melibatkan pendidikan, regulasi, pengawasan, dan budaya mendukung gaya hidup sehat secara menyeluruh. Remaja perlu diberikan dukungan lingkungan yang positif dan ilmu pengetahuan yang mendorong pilihan hidup sehat. Keluarga harus menjadi tempat pembelajaran dan pengawasan utama. Pemerintah wajib memastikan kebijakan ditegakkan dan kampanye kesehatan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Akhirnya, mewujudkan generasi sehat dan masa depan hebat bukanlah tugas yang mudah atau bisa dibebankan pada satu pihak saja. Kesadaran dan komitmen bersama menjadi kunci penting agar tantangan perilaku merokok ini dapat diatasi. Bersama, tanpa saling menyalahkan, bangsa ini harus berjuang memadamkan asap yang mengancam anak-anak agar potensi dan masa depan mereka tidak terhalang oleh bahaya rokok. Jika tidak, “Generasi Hebat” hanya akan menjadi slogan tanpa makna, karena asap rokok terus mengaburkan potensi terbaik anak-anak negeri ini.
Nama: Rihana Gayda Pratiwi
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
