Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gita Amalia

Transformasi Diri dan Organisasi melalui Manajemen Training Islam

Resensi | 2025-10-27 20:35:19

Pendahuluan

Buku Manajemen Training Islam Berorientasi pada Perubahan dan Peningkatan Skill karya Dr. H. Aep Kusnawan merupakan karya ilmiah yang memadukan konsep manajemen modern dengan nilai-nilai spiritual Islam. Buku ini bukan sekadar membahas teori manajemen dalam pelatihan (training), melainkan menegaskan bahwa pelatihan dalam Islam harus mengarah pada transformasi diri dan organisasi, perubahan yang menyeluruh, baik pada aspek spiritual, moral, maupun profesional.

Melalui pendekatan sistematis, penulis menggambarkan bagaimana proses manajemen training dapat dijalankan secara islami mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi. Buku ini menjadi panduan komprehensif bagi para pendidik, pelatih, konselor, maupun praktisi organisasi yang ingin mengelola kegiatan pelatihan dengan berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits.

Ringkasan Isi Buku

Bab pertama, Dasar-Dasar Manajemen Training Islam, menguraikan pondasi konseptual dari manajemen training Islam. Penulis menjelaskan pengertian, objek kajian, tujuan, serta fungsi manajemen training dengan menekankan prinsip keseimbangan antara ruhiyah (spiritual) dan amaliyah (praktikal). Penjelasan tentang hubungan manajemen training dengan disiplin ilmu lain, seperti psikologi dan pendidikan, menunjukkan bahwa Islam tidak menolak pendekatan ilmiah, namun justru mengintegrasikannya dengan nilai-nilai tauhid. Bab ini juga dilengkapi dengan kajian hadits yang memperkuat dasar spiritual dari fungsi manajemen.

Bab kedua, Perencanaan Training Islam. Pada bagian ini, penulis menekankan pentingnya perencanaan yang matang sebagai langkah awal keberhasilan suatu training. Pembahasan dimulai dari analisis kebutuhan training, penentuan tujuan, penyusunan kurikulum, hingga penyusunan silabus. Konsep perencanaan dalam Islam tidak hanya berorientasi pada keterampilan teknis, tetapi juga pada pembentukan karakter peserta agar memiliki kesadaran spiritual dan sosial. Perencanaan dipandang sebagai proses ibadah, di mana setiap keputusan harus diniatkan untuk mencari ridha Allah SWT.

Bab ketiga, Pengorganisasian Training Islam. Bab ini membahas bagaimana pengorganisasian training dilakukan secara efektif. Penulis menjelaskan peran penting struktur organisasi, pembagian tugas, dan koordinasi antar anggota tim. Dalam perspektif Islam, pengorganisasian bukan sekadar pembagian wewenang, melainkan juga sarana untuk membangun ukhuwah, saling menolong dalam kebaikan, dan menghindari egoisme jabatan. Prinsip syura (musyawarah) menjadi landasan penting dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi training.

Bab keempat, Pelaksanaan Training Islam. Bagian ini merupakan inti dari buku, di mana penulis menguraikan bagaimana pelatihan dilaksanakan secara praktis. Pelaksanaan training dalam Islam mencakup kesiapan mental, spiritual, dan fisik baik bagi peserta maupun pelatih. Penulis menekankan pentingnya metode pembelajaran yang interaktif dan kontekstual, seperti diskusi, simulasi, dan praktik lapangan, agar peserta tidak hanya memahami teori tetapi mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai seperti keikhlasan, disiplin, dan tanggung jawab juga ditekankan sebagai ciri khas training islami.

Bab kelima, Pengawasan Training Islam. Bab ini membahas bagaimana proses pengawasan atau supervisi dilakukan dalam training. Pengawasan bukan hanya untuk menilai kinerja, melainkan juga sebagai bentuk tanggung jawab moral dalam memastikan bahwa seluruh kegiatan training berjalan sesuai prinsip syariah. Penulis menjelaskan berbagai bentuk pengawasan mulai dari monitoring langsung hingga evaluasi perilaku peserta setelah training. Dalam konteks ini, pengawasan dipahami sebagai upaya menjaga integritas dan kualitas hasil pelatihan.

Bab keenam, Evaluasi Training Islam. Evaluasi merupakan tahapan penting dalam memastikan keberhasilan pelatihan. Penulis menjelaskan bahwa evaluasi dalam perspektif Islam tidak hanya mengukur hasil materi yang dipahami peserta, tetapi juga perubahan sikap, akhlak, dan perilaku setelah pelatihan. Evaluasi mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dengan tolok ukur yang selaras dengan ajaran Islam. Prinsip kejujuran, keadilan, dan objektivitas dijadikan dasar dalam melakukan evaluasi agar hasilnya benar-benar mencerminkan realitas.

Bab ketujuh, Pelaporan Training Islam. Pada bab ini dijelaskan tentang penyusunan laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajerial. Penulis menekankan pentingnya laporan yang sistematis, transparan, dan mencerminkan nilai-nilai amanah. Laporan tidak hanya berisi data dan hasil kegiatan, tetapi juga rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan program training di masa mendatang.

Bab kedelapan, Follow Up Pasca Training Islam. Penulis menegaskan bahwa pelatihan tidak berhenti pada hari terakhir kegiatan, tetapi harus dilanjutkan dengan tindak lanjut (follow up). Bab ini membahas bagaimana membangun sistem pendampingan dan pengawasan lanjutan terhadap alumni training agar hasil pembelajaran dapat diterapkan secara berkelanjutan. Follow up juga dimaknai sebagai bentuk tarbiyah istiqamah, yaitu pembinaan berkelanjutan untuk menjaga semangat perubahan diri.

Bab sembilan, Mengoptimalkan Outcome Training Islam. Bab terakhir berfokus pada upaya memaksimalkan hasil pelatihan agar berdampak luas terhadap individu dan organisasi. Penulis membahas strategi peningkatan kompetensi, pengembangan jejaring alumni, peningkatan kepuasan peserta, hingga pembentukan budaya kerja islami. Konsep outcome di sini tidak hanya bermakna peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga transformasi spiritual dan sosial yang membawa perubahan nyata bagi lingkungan sekitar.

Analisis Kekuatan dan Kelemahan

Salah satu kekuatan utama buku ini adalah integrasi yang harmonis antara teori manajemen modern dan ajaran Islam, yang membuatnya unik dan relevan. Penulis berhasil menunjukkan bahwa pelatihan bukan sekadar transfer pengetahuan teknis, melainkan proses holistik yang melibatkan dimensi spiritual, emosional, dan intelektual. Pendekatan ini sangat kuat karena memberikan kerangka kerja yang etis dan berkelanjutan, berbeda dari buku manajemen konvensional yang sering mengabaikan aspek moral. Contoh-contoh historis dari Islam dan studi kasus kontemporer menambah nilai praktis, memungkinkan pembaca untuk menerapkan konsep secara langsung dalam kehidupan sehari-hari atau organisasi.

Kekuatan lainnya adalah struktur yang logis dan mendalam, dengan pembagian menjadi sembilan bab yang memandu pembaca secara bertahap dari konsep dasar hingga implementasi. Bahasa yang digunakan sederhana namun formal, membuatnya mudah diakses oleh berbagai kalangan, dari akademisi hingga praktisi bisnis. Referensi yang kuat, termasuk kutipan dari Al-Qur'an, hadis, dan penelitian akademis, memperkuat kredibilitas dan kedalaman analisis. Buku ini juga inovatif dalam menggabungkan model perubahan Barat dengan nilai-nilai Islam, menawarkan perspektif baru yang dapat menginspirasi transformasi.

Namun, ada beberapa kelemahan yang perlu dicatat. Pertama, buku ini cenderung lebih teoritis daripada praktis; meskipun ada studi kasus, analisisnya tidak cukup mendalam untuk konteks spesifik seperti industri teknologi tinggi atau pendidikan tinggi, di mana tantangan seperti digitalisasi mungkin berbeda. Kedua, beberapa bab terasa repetitif, terutama dalam penekanan berulang pada nilai-nilai Islam seperti akhlak dan amanah, yang bisa membuat pembaca yang sudah familiar dengan topik ini merasa bosan atau kurang efisien. Ketiga, penulis kurang membahas tantangan global terkini, seperti dampak pandemi COVID-19 pada pelatihan daring atau isu keberagaman budaya dalam organisasi multinasional, yang bisa memperkaya diskusi. Keempat, aspek metodologis kurang detail dalam hal pengukuran dampak jangka panjang, sehingga pembaca mungkin kesulitan menerapkan evaluasi secara komprehensif.

Secara keseluruhan, kekuatan buku ini dalam integrasi etis dan spiritual lebih menonjol daripada kelemahannya, menjadikannya kontribusi signifikan terhadap literatur manajemen training dengan perspektif Islam.

Implikasi untuk Transformasi Diri dan Organisasi

Buku ini memberikan dampak yang signifikan bagi transformasi diri dan organisasi. Secara individual, konsep yang ditawarkan mengarahkan seseorang untuk membangun kesadaran spiritual dalam bekerja dan berlatih. Training tidak hanya menjadi sarana peningkatan keterampilan, tetapi juga proses tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) yang menumbuhkan nilai keikhlasan, tanggung jawab, dan disiplin. Peserta training diajak untuk memahami bahwa perubahan sejati berawal dari perubahan diri, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.”

Sedangkan pada tingkat organisasi, buku ini menegaskan bahwa manajemen training Islam berperan sebagai motor penggerak budaya kerja yang etis, profesional, dan berorientasi pada keberkahan. Organisasi yang menerapkan konsep ini akan memiliki sistem pelatihan yang bukan hanya mengejar produktivitas, tetapi juga menumbuhkan nilai kebersamaan, tanggung jawab sosial, dan moralitas kerja. Transformasi organisasi melalui training Islam menjadikan lembaga lebih manusiawi, berintegritas, serta mampu beradaptasi terhadap perubahan tanpa kehilangan arah spiritualnya.

Kesimpulan

Manajemen Training Islam Berorientasi pada Perubahan dan Peningkatan Skill adalah buku yang patut dibaca bagi siapa saja yang ingin mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendekatan yang inovatif, penulis berhasil menunjukkan bagaimana pelatihan dapat menjadi jembatan menuju transformasi diri dan organisasi yang berkelanjutan. Meskipun ada ruang untuk perbaikan dalam aspek praktis dan aktualitas, kekuatan integratifnya membuat buku ini layak direkomendasikan untuk perpustakaan universitas, pelatih profesional, dan pemimpin organisasi. Saya mendorong pembaca untuk membacanya dengan pikiran terbuka, karena ia menawarkan wawasan yang dapat menginspirasi perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image