Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Galuh Intan Trihapsari

Teknologi Veteriner: Menjadi Tantangan atau Peluang Masa Kini?

Iptek | 2025-08-29 10:08:48

Kehidupan manusia tak akan bisa lepas dari peran hewan dan segala manfaatnya. Sebagai contoh yang sederhana, hewan paling tidak memiliki tiga peran umum yang benar-benar nampak dalam kehidupan manusia. Pertama, peran hewan sebagai sumber utama pangan manusia, seperti susu, telur, dan dagingnya yang sudah sangat lazim untuk dikonsumsi dan juga dijadikan objek ekonomi. Kedua, peran hewan sebagai penyeimbang ekosistem dengan keberagaman hayatinya yang sangat tinggi. Ketiga, peran hewan sebagai hewan peliharaan yang sudah sangat umum dan populer di masa kini, hal ini membuktikan bahwa hewan sebagai peliharaan dapat memberikan manfaat kepada pemiliknya, seperti kebahagiaan dan menjaga kesehatan mental pemiliknya.

Seiring dengan peranan hewan yang sangat tinggi dalam aspek kehidupan manusia, kebutuhan akan kesejahteraan dan kesehatan hewan pun akan semakin meningkat. Hal ini merupakan tantangan untuk para praktisi di bidang hewan, terutama kesehatan hewan untuk bekerja lebih keras serta memutar otak untuk menghadapi situasi ini. Tenaga kesehatan hewan diminta untuk tidak hanya fokus kepada kesehatan dan pengobatan hewan saja, tetapi juga dalam hal pemeliharaan, pengendalian penyakit, dan juga pengawasan mutu pangan.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan masa kini juga telah melesat dengan cepat, sehingga telah meluas ke dalam dunia kesehatan hewan. Teknologi modern seperti X-ray digital, USG, dan MRI memungkinkan para tenaga kesehatan hewan untuk bekerja lebih efisien. Kemajuan teknologi ini juga dapat membantu penyebaran ilmu pengetahuan dunia veteriner serta edukasi, baik kepada praktisi veteriner maupun masyarakat luas. Banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan dari teknologi di bidang kesehatan hewan, tetapi tantangan yang harus dihadapi pun harus dipertimbangkan.

Kemajuan teknologi dalam dunia veteriner tidak hanya memberikan peluang atau keuntungan saja, tetapi juga memberikan tantangan yang cukup besar untuk dipertimbangkan. Tantangan-tantangan tersebut antara lain dari segi biaya investasi yang cukup tinggi untuk pengadaan alat-alat canggih, seperti mesin USG, radiologi digital, dan perangkat-perangkat diagnostik lainnya. Bagi daerah yang tidak memiliki sumber daya yang cukup, kebutuhan biaya yang tinggi ini cenderung akan mencekik tanpa harus dipertimbangkan lagi. Maka biaya investasi yang tinggi ini pasti akan menjadi salah satu masalah terbesar sebelum melakukan praktik teknologi veteriner.

Tantangan-tantangan lain dalam penerapan praktik teknologi veteriner adalah kesenjangan atau gap dalam keterampilan teknologi, terutama bagi praktisi-praktisi veteriner senior. Karena tidak semua praktisi veteriner memiliki keterampilan yang cukup untuk mengikuti kemajuan teknologi, terlebih lagi dalam pengaplikasiannya pada dunia kesehatan. Hal ini dapat menjadi penghambat penggunaan teknologi secara maksimal dan harus diadakan lagi pelatihan khusus serta merata yang benar-benar efektif untuk menerapkan teknologi dalam dunia kesehatan, khususnya kesehatan hewan.

Pada akhirnya, praktik teknologi veteriner tetap memiliki dua sisi yakni sisi yang menguntungkan seperti membuat pekerjaan lebih efisien dan efektif juga penyebaran ilmu pengetahuan veteriner kepada dunia yang lebih luas. Dan sisi lainnya yang merupakan tantangan, diantaranya dalam segi pembiayaan yang cukup tinggi dan juga kesenjangan keterampilan dalam penggunaan teknologi. Saat ini yang harus diutamakan adalah bagaimana kita dapat menerapkan dan menggunakan teknologi dalam dunia veteriner dengan bijak, bukan lagi mempertanyakan apakah kita bisa atau tidak dalam penggunaannya. Pada akhirnya, kolaborasi antar praktisi veteriner akan menjadi kekuatan yang besar untuk praktik teknologi veteriner di Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image