
Ramadhan Terakhir
Agama | 2025-03-11 23:40:45Catatan Ramadhan # 10
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie
(Founder Edu Sufistik)
Pernahkah membayangkan Izrail mendatangi kita, lalu dia menyampaikan berita bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita? Apa yang akan kita lakukan? Silakan dijawab masing-masing.
Tentu saja ajal adalah rahasia. Izrail tidak mungkin “membocorkan” rahasia perihal ajal kepada kita. Hanya orang-orang tertentu yang diberikan keistimewaan perihal kapan waktu datang kematiannya.
Misalnya, Sayidina Usman bin Affan bermimpi menyaksikan Rasulullah, Sayidina Abu Bakar, dan Sayidina Umar berbuka puasa. Lalu, Sayidina Usman hendak bergabung, namun tidak diizinkan oleh Rasulullah. Beliau bersabda, “Kembalilah dan berbuka puasalah bersama kami esok.” Dan, benar esok harinya Sayidina Usman syahid menjelang magrib. Demikian yang diriwayatkan Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan Imam Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat.
Kembali ke renungan andai ini Ramadhan terakhir kita. Bagaimana kita akan mengisi Ramadhan?
Seringkali kita baru merasakan sesuatu itu berharga ketika sesuatu itu hilang dan tak pernah lagi hadir di sisi kita. Misalnya, terkadang kita kurang optimal dalam berbakti kepada orangtua. Dan, kita baru merasakan kehilangan ketika orangtua sudah meninggal. Barulah kita menyesal kenapa saat orangtua masih ada, kita kurang optimal dalam berbakti. Kurang perhatian dan kadang mengabaikannya.
Demikianlah, kita baru akan merasakan penyesalan menyia-nyiakan Ramadhan, saat tahu bahwa Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir kita. Karena, beberapa bulan kemudian ajal menjemput kita. Tapi, sayangnya penyesalan itu tiada guna lagi.
Seharusnya kita mampu mengambil pelajaran dari kematian orang-orang di sekitar kita. Berapa banyak rekan kerja, teman, dan tetangga yang Ramadhan lalu masih bersama-sama tarawih di masjid, namun Ramadhan tahun ini sudah tidak bersama lagi. Ajal sudah lebih dulu menjemputnya.
Masihkah hati kita buta? Ya, bukan penglihatan kita yang buta, tetapi mata batin (bashirah) kita yang buta (QS. 22: 47). Orang-orang di sekitar pergi meninggalkan kita dan tak berjumpa Ramadhan lagi, namun kita belum jua mengambil pelajaran.
Seolah berkata, “Ah tahun depan juga Ramadhan ada lagi.” Padahal, sungguh tidak ada jaminan kita masih menjumpai Ramadhan tahun depan.
Jadi, andai ini Ramadhan terakhirmu, apa yang akan kamu lakukan?
Wallaahu a’lam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.