Ancaman Nuklir Korea Utara, Terhadap Perdamaian Dunia
Politik | 2024-09-11 19:27:06Ancaman yang terjadi akibat adanya nuklir Korea Utara menjadikan salah satu isu yang dapat mempengaruhi stabilitas perdamaian dunia, bahkan program nuklir Korea Utara sejak tahun 1950-an mulai mengembangkan nuklirnya dengan dukungan dari Uni Soviet. Bahkan sejak dekade 1990-an Korea Utara melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik yang mempeburuk situasi keamanan di Asia Timur. Pada tahun 2006 Korea Utara melakukan uji coba nuklir yang langsung mendapatkan kecaman internasional dan memicu mendapatkan sanksi dari Dewan Keamanan PBB, bahkan Korea Utara mengklaim telah berhasil mengembangkan rudal balistik antar benua yang mampu mencapai wilayah Amerika Serikat. Hal ini dapat menjadi kekhawatiran yang bukan hanya di kawasan Asia Timur tetapi juga bagi keamanan global.
Reaksi Internasiona
Bahkan akibat adanya nuklir Korea Utara ini menyebabkan adanya ketegangan hubungan diplomatik dan militer. Bahkan Amerika Serikat telah memperkuat aliansinya dengan Korea Selatan dan Jepang melalui adanya pelatihan militer gabungan, sedangkan China yang merupakan sekutu paling dekat dengan Korea Utara menghadapi dilema strategis antara menjaga stabilitas di perbatasan dan mengendalikan pengaruh dari nuklir tersebut.
Terdapat upaya yang dilakukan supaya dapat meredamnya ketegangan nuklir ini, salah satunya adanya Six-Party Talks yaitu Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, China, Jepang dan Rusia. Tujuan dari upaya tersebut supaya adanya solusi damai terhadap krisis nuklir melalui diplomasi multilateral, bahkan tahun 2005 Korea Utara setuju untuk mengakhiri program nuklirnya dengan adanya imbalan bantuan energi dan jaminan keamanan. Namun perjanjian tersebut gagal diimplementasikan seluruhnya dan terhenti pada tahun 2009. Adanya kegagalan diplomasi tersebut memicu adanya peningkatan kerjasama militer antara Amerika Serikat dengan sekutu-sekutunya dikawasannya terutama dengan Korea Selatan dan Jepang, bahkan terdapat latihan militer gabungan dan penempatan sistem pertahanan rudal, hal ini dilakukan dapat mengimbangi ancaman yang berkembang dari Korea Utara.
Ancaman Nuklir Korea Utara
Ancaman nuklir Korea Utara ini dapat menyebabkan ketidakstabilan regional di kawasan Asia Timur terutama kepada negara-negara tetanggangnya. Korea Selatan merupakan salah satu negara yang terpengaruhi oleh nuklir Korea Utara, hubungan kedua negara sudah lama ada ketegangan militer yang tinggi dan adanya ancaman nuklir ini makin memperburuk situasi. Ketegangan akibat nuklir ini juga memicu kekhawatiran akan terjadinya balapan senjata nuklir di Asia Timur. Bukan hanya berdampak pada stabilitas regional tetapi juga akan berdampak yang signifikan terhadap keamanan global.
Bahkan program nuklir Korea Utara menantang integritas sistem nonproliferasi global. Korea Utara juga negara yang menarik diri dari NPT (Non-Proliferasi Nuklir) dan secara terbuka mengembangkan nuklir, hal ini sangat bahaya karna mungkin saja akan diikuti oleh negara lain dengan mengembangkan senjata nuklirnya untuk melindungi dari intervensi asing. Ancaman-ancaman ini terus semakin parah karena ketidakmampuannya komunitas internasional untuk dapat menegakan perjanjian supaya Korea Utara tidak lagi mengembangkan senjata nuklirnya.
Upaya Untuk Mengatasi Ancaman Nuklir Korea Utara
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah strategi diplomatik seperti adanya Six-Party Talks dan Upaya Multilateral, walaupun pada perjanjian tersebut bersifat sementara karena Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklir lagi pada tahun 2006 yang menyebabkan runtuhnya pembicaraan atau perjanjian tersebut yang melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China dan Rusia. Dengan adanya Party Talks ini menunjukan bahwa pentingnya pendekatan multilateral dalam menghadapi nuklir ini tetapi memang terdapat juga tantangannya karena adanya perbedaan kepentingan diantara negara-negara tersebut. Selain upaya multilateral, diplomasi bilateral juga bisa menjadi salah satu cara untuk dapat menghentikan Korea Utara dalam mengembangkan senjata nuklirnya, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Korea Utara, kedua negara tersebut menandatangani pernyataan bersama yang menyatakan komitmen untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap semenanjung Korea.
Peran organisasi internasional juga dapat mempengaruhi upaya menghantikan nuklir Korea Utara, seperti PBB, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang berperan penting dalam upaya diplomatik untuk dapat menekan Korea Utara agar dapat mematuhi kewajiban nonproliferasi nuklirnya. PBB juga memberlakukan sanksi kepada Korea Utara seperti pembatasan perdagangan, embargo senjata, dan pembekuan aset. Penting juga tindakan militer dan pertahanan supaya dapat mempersiapkan kalau Korea Utara menyerng tiba-tiba, dengan menjaga perbatasan, tingkatkan keamanan negara, mempersiapkan strategi dalam menghadapi Korea Utara, seperti Amerika Serikat yang mengembangkan kerjasama militernya dengan sekutu-sekutunya bahkan sering melakukan latihan militer gabungan.
Referensi
A Purwono dan A Saifuddin. (2010). Peran Nuklir Korea Utara sebagai Instrumen Diplomatsi Politik Internasional. Diakses dari https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/SPEKTRUM/article/view/483
Delasaro. Ancaman Senjata Nuklir Korea Utara terhadap Stabilitas Perdamaian Dunia. Diakses dari https://kumparan.com/delasaro-zega/ancaman-senjata-nuklir-korea-utara-terhadap-stabilitas-perdamaian-dunia-23QuiMktATv/4
Geno Vybra. (2020). Respon Amerika Serikat pada Masa Pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap Program Nuklir Korea Utara. Diakses dari https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/article/view/6280
Irfan Sahat. (2024). Ancaman Nuklir Korea Utara dan Implikasinya bagi Perdamaian Global. Diakses dari https://kumparan.com/irfan-manalu/ancaman-nuklir-korea-utara-dan-implikasinya-bagi-perdamaian-global-23Oqa3pJXn7
M. Najeri (2018). Logika Dilema Keamanan Asia Timur dan Rasionalitas Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara.
Sony Iriawan. (2017). Reformasi Aliansi Pertahanan Amerika Serikat-Jepang-Korea Selatan menghadapi Ancaman Nuklir Korea Utara. Diakses dari http://jurnalhiusni.org/index.php/idu/index
Sumarni, Marni (2018). Kebijakan Politik Nuklir Korea Utara (Studi Analisis: pada Masa Pemerintahan Kim Jong Un). Diakses dari https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5717
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.