Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizki Abdillah

Cerpen: Iblis Menang

Agama | 2024-07-04 14:24:36

Di suatu kampung terpencil dekat hutan, terdapat sebuah pohon beringin tua yang sangat lebat dan angker. Pohon itu memiliki akar besar yang menjalar di atas tanah. Batangnya besar, tertutupi lumut dan paku-pakuan. Dedaunan dan serabutnya sangat lebat, menutupi ranting-ranting pohon itu sampai tak terlihat. Orang-orang di kampung itu menyembah pohon tersebut dan meletakkan sesajen di sekitarnya. Mereka meyakini bahwa di pohon itulah Tuhan bersemayam. Mereka percaya bahwa pohon itu memberikan keberkahan dan keselamatan bagi kampung tersebut.

Di ujung kampung, ada seseorang yang dikenal saleh tinggal dalam suatu rumah ibadah. Penampilannya sederhana, ia selalu menggunakan jubah abu-abu serta sorban di atas kepalanya. Suatu ketika, sampailah kabar di telinganya bahwa penduduk kampung tersebut menyembah pohon tua itu. Sebagai Orang Saleh yang keimanannya kuat, ia murka karena perbuatan itu sama saja mempersekutukan Allah yang Maha Esa.

Iapun mendatangi pohon tersebut di sore hari dengan membawa kapak untuk menebangnya. Ketika ia hampir sampai ke pohon itu, Iblis muncul keluar dari pohon itu dan menghalanginya. Iblis itu besar dan sangat menyeramkan. Matanya merah menyala, di kepalanya ada dua tanduk yang cukup panjang membengkok ke belakang. Iblis itu berteriak ke Orang Saleh.

“Hei kau, berhenti disana! Apa yang mau kau lakukan wahai manusia?!”

Orang Saleh tidak gentar dengan kemunculan Iblis. Satu-satunya yang ia takuti hanya Tuhannya. Ia membalas setiap perkataan Iblis dengan tegas dan amarah yang membara. Hasratnya ingin menegakkan kebenaran sangatlah kuat.

“Aku ingin menebang pohon tua ini!”

“Kenapa kau ingin menebangnya?”

“Penduduk kampung ini menyekutukan Allah dengan menyembah pohon ini. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah!”

“Lalu apa urusanmu dengan mereka?!”

“Kewajibanku adalah menuntun mereka kembali ke jalan yang benar!”

“Dan kewajibanmu juga untuk membiarkan mereka bebas menentukan pilihan mereka!”

“Mereka tidak bebas, tapi mereka tunduk kepada Iblis laknat!”

“Lalu, apakah kau mau mereka tunduk kepadamu?!”

“Aku ingin mereka tunduk hanya kepada Allah!”

Tiap jawaban dari Orang Saleh membuat si Iblis murka. Ia tiba-tiba mencekik Orang Saleh dan mengangkatnya. Orang Saleh berusaha melepaskan diri dan berhasil menggapai tanduk Iblis. iblis berusaha menyingkirkannya. Orang Saleh terpental sedikit jauh. Terjadilah pertarungan yang cukup lama antara mereka berdua. Hingga akhirnya Orang Saleh mencampakkan Iblis di atas tanah dan duduk di dadanya. Ia berkata kepada Iblis.

“Bagaimana, kau lihat kekuatanku?”

Iblis yang sudah babak belur berkata dengan suara lirih.

“Aku tidak menyangka kau akan sekuat ini Tinggalkanlah aku, lakukanlah apa yang kamu mau ”

Orang Saleh pun meninggalkan Iblis yang tak berdaya, staminanya sudah habis untuk melawan iblis. Belum sempat menebang pohon di hari itu, iapun kembali ke rumah ibadahnya dan beristirahat semalaman.

*******

Keesokan harinya, Orang Saleh kembali mendatangi pohon tua itu dengan membawa kapak untuk mencoba menebang pohon itu lagi. Ia tidak akan putus asa sampai ia bisa menyiarkan agama yang benar. Iblis pun keluar dari balik pohon sambil berteriak kepadanya.

“Hei! Apakah kau kembali untuk menebang pohon ini lagi?”

“Tentu saja! Aku sudah bilang kalau aku harus menebangnya!”

“Apakah kau kira kau bisa mengalahkanku lagi hari ini?”

“Aku akan terus melawanmu sampai aku bisa menegakkan kebenaran!”

Tanpa ragu, Orang Saleh langsung menyerang Iblis dengan kapaknya. Iblis yang sudah siap siaga seketika menghindar. Ia berusaha menyerang bagian belakang Orang Saleh untuk melumpuhkannya, namun Orang Saleh selalu berhasil menghindar. Mereka pun bertarung kembali. Hingga akhirnya Orang Saleh menjatuhkan Iblis dan menginjaknya. Ia berhasil mengalahkan Iblis untuk kedua kalinya. Iapun duduk di atas dada Iblis lalu berkata dengan bangga.

“Bagaimana pendapatmu tentang kekuatanku kali ini?”

Iblis menjawab dengan suara lirih dan berat.

“Demi Allah, kekuatanmu sangat hebat, tinggalkanlah aku dan lakukanlah apa yang kamu mau!”

Orang Saleh pun membebaskan Iblis. Staminanya sudah habis, ia masih belum sempat menebang pohon tua itu. Ia kembali ke rumah ibadahnya dan terbaring lelah semalaman.

*******

Malam hari pun berlalu. Fajar Subuh pun terbit. Iapun kembali mengambil kapaknya lalu pergi ke pohon tua. Asanya sangat kuat, sebagaimana keimanannya yang kuat membuatnya selalu menang dari Iblis sejak kemarin. Iblis sudah bersiap, ia sedang bersandar di pohon ketika Orang Saleh datang.

“Apakah tekadmu belum habis wahai manusia?!”

“Sudah kubilang tidak akan, selamanya! Aku harus memotong sumber kejahatan ini!”

“Apakah kau pikir aku akan membiarkanmu melakukannya kali ini?”

“Pergilah kau, Iblis laknat! Jika tidak maka aku akan mengalahkanmu lagi!”

Iblis pun termenung sejenak. Ia berpikir bahwa jika ia hanya bertarung dengan Orang Saleh, tidak mungkin dia akan menang. Tidak ada yang bisa mengalahkan seseorang yang perbuatannya didasari keimanan. Dan si Iblis tidak bisa menembus pertahanan Orang Saleh kecuali dengan satu cara, yaitu : tipu muslihat. Ya, tipu muslihat yang mampu menggoyahkan iman Orang Saleh. Iblis pun mengajak Orang Saleh berbicara dengan baik dan lembut. Iapun berkata kepadanya.

“Wahai Manusia, tahukah kamu kenapa aku selalu menghalangimu jika kamu ingin menebang pohon ini? Ketahuilah sesungguhnya aku menghalangimu karena aku takut dan sayang kepadamu. Karena sungguh, jika kamu menebang pohon ini, maka orang-orang yang menyembah pohon ini akan memusuhimu selamanya. Kenapa engkau hanya membuat dirimu sendiri lelah? Cukup sudah, kau tidak perlu menebang pohon ini lagi! Kembalilah ke rumah ibadahmu, dan aku akan memberimu dua keping emas setiap hari untuk kau memenuhi kebutuhan hidupmu, dan kau pun bisa hidup tenang dan selamat.”

Orang Saleh bertanya meyakinkan. Keimanannya mulai goyah karena tawaran iblis

“Dua keping emas?”

“Ya, dua keping, kau akan menemukannya setiap pagi di bawah bantalmu” Janji Iblis meyakinkan Orang Saleh.

Orang Saleh pun berpikir panjang, akhirnya ia mengangkat kepalanya dan berkata kepada Iblis, meyakinkan dirinya sendiri.

“Apa yang menjamin bahwa kau akan melakukan apa yang kau katakan?”

“Aku berjanji, kau akan mengetahui bahwa aku jujur dan menepati janji.”

“Baiklah, buktikan perkataanmu itu!”

“Ya, akan ku buktikan perkataanku!”

“Baiklah, kita sepakat!”

Mereka pun saling berjabat tangan dan saling berjanji. Orang Saleh pun kembali ke rumah ibadahnya. Masih penasaran, apakah si Iblis akan menepati janjinya. Padahal Iblis adalah makhluk yang ingkar kepada Tuhannya. Tapi baginya, dua keping emas setiap hari itu cukup menjanjikan bagi hidupnya. Iapun terlelap malam itu dengan rasa penasaran dan tidak sabar.

*******

Fajar Subuh pun terbit. Ayam berkokok di luar rumah ibadah membangunkan Orang Saleh. Seketika ia langsung merogoh ke bawah bantalnya. Dan, ya, ia menemukan dua keping emas di bawah bantalnya. Orang Saleh tersenyum lebar, merasa gembira. Ia akhirnya percaya bahwa Iblis menepati janjinya.

Hari demi hari berlalu. Orang Saleh selalu menemukan dua keping emas setiap pagi di bawah bantalnya. Sudah hampir sebulan sejak mereka menyepakati perjanjian itu,. Hingga akhirnya pada suatu pagi itu ia kembali merogoh ke bawah bantalnya dan tidak menemukan apa-apa. Si Iblis sudah tidak memberinya dua keping emas lagi. Orang Saleh pun marah. Ia merasa bahwa Iblis kali ini tidak menepati janjinya. Iapun bangkit dan mengambil kapaknya, lalu pergi ke pohon tua tempat si Iblis bersemayam. Iblis pun menghentikannya dan berteriak kepadanya.

“Berhenti di tempatmu! Mau kemana kau?!”

“Tentu saja ke pohon itu, aku ingin menebangnya!”

Iblis pun tertawa kencang mendengar jawaban Orang Saleh. Ia sudah menduga hal itu akan terjadi. Ia merasa berhasil menipu Orang Saleh. ia berhasil menjerumuskan Orang Saleh dan menggoyahkan imannya.

“Kau ingin menebang pohon itu karena aku tidak memberimu uang, kan?! Hahahahaha!”

“Tentu saja tidak! Aku ingin menghapus kesesatan dan menerangi cahaya kebenaran!”

“Benarkah kau seperti itu?! Aku tidak yakin, hahahahahaha!”

“Apakah kau bermain-main denganku wahai makhluk laknat?!”

“Jangan menuduhku seperti itu, melihatmu membuatku tertawa.”

“Kau mengatakan hal itu wahai pendusta?!”

Orang Saleh tiba-tiba berlari menyerang Iblis. Iblis berhasil menghindarinya. Mereka pun bertarung sebentar, hingga akhirnya pertarungan mereka selesai dengan jatuhnya Orang Saleh di bawah kaki Iblis, Iblis berhasil mengalahkannya dengan mudah. Iblis pun menduduki dada Orang Saleh dengan bangga dan berkata kepadanya dengan nada meremehkan.

“Kemana kekuatanmu yang kemarin, wahai manusia?!”

Orang Saleh menjawab dengan suara lirih. Ia kehabisan seluruh tenaganya.

“Bagaimana engkau bisa mengalahkanku wahai Iblis!”

Iblis pun berkata kepadanya

“Ketika engkau marah karena Allah, maka engkau akan mengalahkanku. Dan ketika engkau marah karena nafsumu sendiri, maka aku akan mengalahkanmu. ketika kamu memerangiku karena imanmu, maka engkau akan mengalahkanku. Namun, ketika engkau memerangiku karena kepentingan dirimu sendiri maka aku akan mengalahkanmu.”

Orang Saleh baru tersadar bahwa ia telah terkena tipu daya Iblis. Kini, ia tidak lagi Ikhlas dalam menegakkan kebenaran. Karena yang tidak bisa disesatkan Iblis hanyalah hamba Allah yang Ikhlas.

Ia (iblis) berkata “oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka (manusia) di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang (terpilih untuk) ikhlas di antara mereka. (Q.S. Al-Hijr - 15 : 39 - 40

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image