Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vindy W Maramis

Negara Wajib Mencegah Kebrutalan Remaja

Agama | Friday, 16 Feb 2024, 11:08 WIB

Sebuah kejadian keji telah terjadi dalam minggu terakhir ini di Indonesia. Tepatnya di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Seorang remaja berinisial J (16 tahun) telah melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga yang berjumlah lima orang. Diduga motif pembunuhan tersebut dilatarbelakangi persoalan asmara dan dendam.

Pelaku yang masih duduk di bangku SMK itu melakukan pembunuhan setelah dirinya mabuk akibat meminum minuman keras. Dalam kondisi tersebut, pelaku mengambil sebilah parang dan menuju rumah korban yang merupakan tetangganya sendiri. Yang pertama dibunuh oleh pelaku adalah sang pemilik rumah, lalu istri dan anak-anaknya. Ternyata pelaku melakukan hal keji tersebut karena urusan percintaannya kandas akibat tidak adanya restu dari orang tua si perempuan yang merupakan tetangganya itu. Bukan hanya melakukan pembunuhan saja, pelaku juga sempat menyetubuhi pacar dan ibunya tersebut yang sudah dalam kondisi tewas.

Ilustrasi : Pelaku pembunuhan. Sumber : iStock

Sungguh keji dan diluar nalar pikir seorang manusia bisa melakukan hal kejam seperti itu. Apalagi di usia yang masih sangat muda dan berstatus pelajar. Hal ini tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintahan untuk mengontrol dan mengawasi anak-anak dalam setiap aktivitasnya diluar rumah. Pemerintah seharusnya dengan sigap dan tanggap menjadikan hal-hal yang melibatkan kebrutalan remaja menjadi pembahasan yang serius untuk dicarikan solusinya.

Generasi muda saat ini sedang diambang kehancuran. Tawuran dimana-mana, pembegalan yang pelakunya banyak remaja, geng motor yang mengganggu ketertiban dan keamanan, mabuk-mabukkan, pesta sex , bunuh diri hingga membunuh pun banyak dari kalangan remaja dan anak-anak. Akibat diterapkannya sistem kapitalis sekuler dalam kehidupan dan bernegara, bangsa ini mulai kehilangan jati diri.

Mengapa demikian? Karena sistem kapitalis sekuler melahirkan generasi yang tak takut akan Tuhan. Pemisahan agama dari kehidupan menciptakan dunia remaja yang hedonis, liberalis hingga sadis. Wajar saja jika saat ini generasi kita kehilangan arah dan tujuan hidup. Karena sistem ini tidak mampu mencegah para pelaku kejahatan baik pada kalangan anak-anak maupun dewasa, laki-laki maupun perempuan. Negara yang menjadikan sistem ini menjadi peraturan dalam hidup sebenarnya tidak mampu menghilangkan segala bentuk kerusakan, justru mendatangkan kerusakan yang lain. Karena sistem ini berasal dari pemikiran rendah manusia.

Namun, jika kita kembalikan aturan dalam kehidupan kita kepada sistem Islam yang merupakan hukum dari Sang Khalik, maka kondisi umat saat ini akan berbeda. Generasi muda tidak akan kehilangan arah dan jati diri, karena Islam yang bersifat paripurna sudah menyiapkan Solusi dari segala lini permasalahan dalam hidup manusia. Semua manusia akan diberlakukan selayaknya manusia, tanpa memandang status sosialnya dalam Masyarakat. Islam juga akan memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku kejahatan agar menjadi pencegah bagi orang lain agar tidak melakukan hal serupa.

Jika di saat ini kita cenderung mendapatkan kisah berita yang sama, tentang pembunuhan, pembegalan, pencurian, pemerkosaan hingga penipuan. Maka hal tersebut tidak akan sama jika sistem yang ada sekarang saat ini digantikan oleh sistem Islam. Umat akan terjaga keselamatan dan keamanannya, baik jiwa maupun hartanya. Sistem Islam juga mampu mencegah bahkan menghilangkan benda-benda yang berpotensi merusak rakyatnya, seperti khamar, narkoba, tempat-tempat maksiat yang diharamkan bagi manusia melakukannya.

Pelarangan tersebut bukan hanya berlaku bagi umat Islam saja, tetapi berlaku bagi seluruh rakyat walaupun bukan beraqidah Islam. Hingga terjalin sinergitas antara rakyat dan pemerintahan dalam mencegah berbagai kemungkaran dan kezaliman yang ada. Pemerintahan dalam Islam menyadari bahwa tugasnya adalah sebagai penjaga rakyat, dan memikul amanah besar dipundaknya untuk mencegah rakyat dari kezaliman dan kesengsaraan dalam hidupnya. Wallahu’alam bishshowwab.

Artikel ditulis dan diizinkan publish oleh Rika Lestari Sinaga, Amd (Kontributor Opini Islam)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image