Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image fiena azzahra muhayya

Pengaruh Gaya Bahasa Indonesia Gen Z di Era Globalisasi

Sastra | Saturday, 13 Jan 2024, 15:07 WIB

Abstract. Indonesian is the identity and identity of the Indonesian nation. Indonesian plays an important role in all aspects of life. Today is the zillennial generation, a time of increasing use and familiarity with communication, media and digital technology. This has an impact on the development of Indonesian, the current state of affairs is that Indonesian functions begin to be replaced or displaced by foreign languages and the existence of behaviors that tend to insert foreign language terms. Even though the equivalent in Indonesian exists, because of the attitude that believes that it will look modern, and educated and with the reason that it facilitates communication in the millennial era. The term zillennial generation today is going viral, especially on social media. Netizens (netizens) often refer to them as Gen Z. Language includes expressions, pronunciations, and constructions that have been used for a long time. Those expressions, word choices, and constructions are chosen by speakers of different generations with different frequencies. In fact, there is a language section more on a lexical and syntactic level, which is perceived differently by "modern" speakers from the "ancient" one.

Keyword: language, Zillenial Generation

Abstrak. Bahasa Indonesia adalah jati diri sekaligus identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memegang peranan pentingpada semua aspek kehidupan. Saat ini adalah generasi zilenial, masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital. Hal tersebut berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia, keadaan yang ada sekarang adalah fungsi bahasa Indonesia mulai digantikanatau tergeser oleh bahasa asing dan adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah bahasa asing. Padahal padanan dalam bahasa Indonesianya ada, dikarenakan sikap yang menyakini bahwa akan terlihat modern, dan terpelajar dan dengan alasan mempermudah komunikasi di era milenial. Istilah generasi zilenial dewasa ini sedang viral, khususnya di media sosial. Netizen (warganet) sering menyebutnya dengan Gen Z. Bahasa meliputi ungkapan, pengucapan kata, dan kontruksi yang telah dipakai dalam jangka waktu yang lama. Ungkapan, pilihan kata, dan konstruksi itu dipilih oleh penutur dari generasi yang berbeda dengan frekuensi yang berbeda pula. Bahkan, ada ada bagian bahasa lebih-lebih pada tataran leksikal dan sintaksis, yang dirasakan berbeda oleh para penutur yang “modern” dengan yang “kuno”.

Kata Kunci: Bahasa, Generasi Zilenial

PENDAHULUAN

“Kami putra-putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan Bahasa Indonesia”. Kutipan di atas merupakan bunyi Sumpah Pemuda ke-3 saat peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Bunyi Sumpah Pemuda di atas juga dapat diartikan bahwa sebagai warga atau pemuda-pemudi Indonesia sudah bersumpah akan menjunjung tinggi bahasayaitu bahasa Indonesia. Seluruh dunia mengakui bahwa bahasa merupakan alat komunikasi. Tidak hanya itu, bahasa Indonesia memiliki nilai lebih. Kedudukan bahasa di Indonesia juga sebagai pemersatu bangsa (Noermanzah, 2015:274-275).

Dengan adanya bahasa Indonesia ini merupakan kabar yang membahagiakan bagi bangsa Indonesia di seluruh Nusantara. Pasalnya, Indonesia terdiri dari suku bangsa yang beragam. Indonesia kaya akan bahasa, adat,dan budaya. Lain daerah, lain pula bahasanya. Maka, bahasa Indonesialah yang mempersatukannya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa asing atau bahasa daerah, tetapibahasa Indonesia merupakan bahasa negara, yaitu bahasa resmi kenegaraan. Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan, pengantar dunia pendidikan, digunakan dalam buku pelajaran, Undang-Undang, teks kenegaraan,dan lain sebagainya.

Sekalipun bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan sebagaibahasa resmi, namun dalam praktik dan pemakaiannya bahasa Indonesia selalu berkembang dan mengalami perubahan.Perubahan itu diakibatkan oleh banyak faktor, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satufaktor yang paling mencolok adalah adanya interferensi bahasa asing terhadap bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa asing juga kian menjamur di semua kalangan, terutama di kalangan generasi zilenial.

Rudiwantoro (2018) juga mengungkapkan bahwa generasi milenial adalah generasi yang cukup familiar terhadap perkembangan teknologi informasi. Para generasi zilenial lebih senang memakai bahasa asing dalam menyebutkan suatu hal atau berkomunikasi dengan orang lain. Fenomena tersebut mengakibatkan penurunan kualitas pemakaian bahasa khususnya Bahasa Indonesia. Terlebih lagi, di Indonesia banyak sekolah bertaraf internasional yang mewajibkan siswanya pandai berbicara dengan menggunakan bahasa asing.

Kemudian, demi sebuah kata “keren” banyak juga orang tua yang mengajarkan anak-anaknya berbicara dengan bahasa asing dari mulai lahirwalau kedua orangtuanya asli warga Indonesia. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang terjadi karenapertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi menjadi salah satu faktor dalam globalisasi. Hal ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia untukdapat mempertahankan diri di tengah pergaulan antar bangsabaik pada aktivitas ekonomi maupun budaya.

Banyak kalangan yang menyadari bahwa globalisasi banyak membawa dampak positif, diantaranya komunikasi lebih cangggih dan transportasi lebih cepat. Tanpa disadari globalisasi juga yang membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia. Peranan globalisasi ini dapat menyentuh seluruh aspek penting dalam kehidupan. Globalisasi ini dapat menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab dan dipecahkan. Upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Eksisnya penggunaan Bahasa Indonesia berdampak pada globalisasi. Globalisasi ini dapat berdampak positif atau maupun sebaliknya. Era globalisasi pada masa sekarang ini menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk salah satunya adalah bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia perlu memperhatikan jati diribangsa yaitu berkaitan dengan bahasa.

KAJIAN TEORI

Sesuai dengan pendapat Samsuri (1988:13) yang menjelaskan bahwa bahasa merupakan kenyataan sosial yang dapat dipelajaritanpa menghubungkan dengan sejarah. menurut Waters (2001) Globalisasi adalah sebuah proses sosial dimana halangan-halangan bersifat geografis pada tatanan sosial budaya semakin menyusut dan setiap orang kian sadar bahwa mereka semakin dekat satu sama lain. Menurut Kupperschmidt (2000) Generasiadalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi dan juga pengalaman historis atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama yang memiliki pengaruh seignifikan dalam fase pertumbuhan mereka.

Kini para generasi zilenial memiliki dua kehidupan yaitu, kehidupan nyata dan kehidupan semu (media sosial). Kehidupan semu (media sosial) membuat seseorang bisa membuat kepribadian baru sesuai dengan imajinasinya. Media sosial juga dapat digunakan untuk membuat hubungan atau berinteraksi dengan siapapun di seluruh dunia, menjadi tidak terbatas. Hal tersebut memiliki dampak yang positif dan negatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Karena di era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan pesat. Sehingga, Bahasa inggris biasanya menjadi Bahasa yang digunakan agar bisa berkomunikasi tanpa adanya penerjamah. Dengan adanya globalisasi ini, membuat para generasi zilenial menjadi enggan untuk mempelajari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dan bahasa pemersatu. Adanya era globalisasi ini tidak bisa menjadi alasan bagi para generasi zilenial untuk tidak mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

METODE PENELITIAN

Penulisan makalah ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dalam bentuk deskriptif dan naratif yang lebih mendalam. Data yang digunakan atau dikumpulkan berasal dari kajian literatur yang sudah ada sebelumnya, yang kemudian diolah dan dianalisis kembali. Sehingga pada penulisan makalah ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Metode Analisis Data Analisis Tematik: Metode ini melibatkan identifikasi dan pemetaan tema-tema utama yang muncul dalam data kualitatif. Peneliti membaca dan merangkum data secara terperinci, kemudian mengidentifikasi pola, konsep, atau temayang terkait. Dalam metode analisis ini memungkinkan peneliti untuk memahami dan menggambarkan pola-pola atau makna yang muncul dari data kualitatif. Metode ini memberikan landasan untuk mengenali aspek-aspek penting dalam penelitiandan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik yang sedang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada era globalisasi, Generasi Z menjadi kelompok individu yang sangat terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan globalisasi media. Dalam percakapan sehari hari, khususnya dalam lingkungan media sosial, Generasi Z menampilkan gaya bahasa yang khas, termasuk penggunaan singkatan, emotikon, kata-kata asing, dan gaya berbahasa informal. Pengaruh globalisasi yang didominasi oleh bahasa Inggris dan media luar negeri juga ikut memengaruhi cara Generasi Z menggunakanbahasa Indonesia. Penggunaan gaya bahasa Generasi Z, terutama yang mencakup penggunaan kata-kata asing dan slang, menimbulkan tantangan dalam mempertahankan keutuhan bahasa Indonesia. Ketika generasi muda lebih sering menggunakan kata-kata asing atau slang dalam percakapan mereka, ini dapat mengurangi penggunaan kata-kata dalam bahasa Indonesia yang lebih tepat dan kaya makna. Bahasa Indonesia yang merupakan identitas budaya dan nasional kita dapat terancam menjadi sekadar campuran bahasa asing dan slang, mengurangi keunikannya sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan di Indonesia.

Selain itu, popularitas bahasa Inggris dan media asing yang dominan juga menyebabkan pergeseran preferensi komunikasi. Generasi Z yang terutama lebih terpapar pada media sosial, mungkin lebih cenderung menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam percakapan online, terutama ketika berkomunikasi dengan teman internasional. Meskipun demikian, ada juga manfaat dan peluang dari gaya bahasa Generasi Z yang dapat digunakan untuk memperkuat keutuhan bahasa Indonesia:

a.Kreativitas dalam Komunikasi: Kreativitas Generasi Zdalam berbahasa dapat membantu memperkaya bahasa Indonesia dengan menciptakan frasa-frasa baru yang relevan dengan perkembangan zaman.

b.Memperkuat Identitas Budaya dan Nasional: Penggunaan bahasa Indonesia yang khas oleh Generasi Z, termasuk slang atau ekspresi khas, dapat menjadi simbol identitas budaya dan nasional yang kuat.

c.Mendorong Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial dan Konten Digital: Menghadirkan konten kreatif dan edukatif dalam bahasa Indonesia di media sosial dan platform digital yang disukai Generasi Z dapat meningkatkan popularitas bahasa Indonesia dikalangan mereka.

d.Pendidikan Bahasa Indonesia yangRelevan: Pendidikan bahasa Indonesia yang menarik dan relevan dengan kehidupan Generasi Z dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka tentang pentingnya menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baku.

Untuk memastikan keutuhan bahasa Indonesia, perlu ada upayauntuk memperkuat penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar di kalangan Generasi Z. Pendidikan bahasa Indonesia yang menarik dan relevan dengan kehidupan mereka, serta penggunaan konten kreatif dan edukatif dalam bahasa Indonesia di media sosial, dapat membantu meningkatkan minat mereka untuk berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia yang baikdan benar. Selain itu, peran orang tua, pendidik, dan masyarakatjuga sangat penting dalam mengajarkan generasi muda untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar harus didorong sebagai bentuk rasa cinta terhadap budaya dan warisan kita. Dengan cara ini, bahasa Indonesia dapat tetap terjaga keutuhannya dan tetap menjadi sarana komunikasi yang efektif dan representatif dari identitas budaya dan nasional Indonesia, meskipun di tengah pengaruh globalisasi dan popularitas bahasa Inggris.

KESIMPULAN

Pengaruh gaya bahasa Generasi Z dalam berbahasa Indonesia di era globalisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap keutuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan identitas budaya bangsa. Generasi Z, yang tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi teknologi informasi dan media global, menampilkan gaya berkomunikasi yang santai, cepat, dan kreatif, dengan menggunakan singkatan, emotikon, kata-kata asing, dan gaya berbahasa informal. Penggunaan kata-kata asing dan slang oleh Generasi Z dapat menjadi tantangan dalam mempertahankan keutuhan bahasa Indonesia.

Dengan lebihsering menggunakan kata-kata asing dan slang, bahasa Indonesia dapat terancam menjadi campuran bahasa asing, mengurangi kekhasannya sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi di Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa gaya bahasa Generasi Z juga memberikan manfaat dan peluang bagi keutuhan bahasa Indonesia, seperti kreativitas dalam komunikasi dan memperkuat identitas budaya dan nasional. Pentingnya melestarikan bahasa Indonesia sebagai identitas budaya dan nasional harus ditekankan dengan lebih kuat.

Kampanye yang mengajak generasi muda untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan penuh kebanggaan dan kesadaran akan kekayaan bahasadan budaya kita sendiri dapat membantu menciptakan kesadaran lebih tinggi tentang pentingnya mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bentuk persatuan dan identitas nasional. Peran orang tua, pendidik, dan masyarakat juga sangat penting dalam mengajarkan generasi muda untuk mencintai bahasa Indonesia dengan baik dam benar. Dengan mengintegrasikan bahasaI ndonesia dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan bahasa Indonesia secara positif, keutuhan bahasa Indonesia dapat terjaga dan menjadi salah satu kunci untuk mempertahankan keberagaman budaya dan kesatuan bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sukamto. (2022) “Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi Millenial.” Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa Vol.1, No.4. Diakses pada 12 Januari 2024

Rufaida, Bilqis Syifa. (2023) “Pengaruh Gaya Bahasa GenerasiZ dalam Berbahasa Indonesia di Era Globalisasi terhadap keutuhan Bahasa Indonesia.” Jurnal Uns Vol.3, No.3. Diaksespada 12 Januari 2024

Nurpratiwiningsih, L. & Maknun, M.J. (2020) “Pengaruh Globalisasi Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa.” Jurnal Kontekstual Vol.1, No.2. Diakses pada 12 Januari 2024

Larasati, Selma Ayu. (2021) “Peran dan Upaya Generasi Z dalam Mempertahankan Bahasa Indonesia Pada Masa Era Globalisasi.” Jurnal Medium. Diakses pada 12 Januari 2024

Khansa, Nadia Malya. (2022) “Pengaruh Globalisasi Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia.” Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra Vol.9, No.1. Diakses pada 12 Januari 2024

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image