Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yusron Adnan Jabarrahman

Mariana Ttrench System Solusi Kesenjangan Pembelajaran Ma'had Al Jamiah UIN Jakarta

Edukasi | Saturday, 30 Dec 2023, 16:15 WIB
Ilustrasi pembelajaran Ma'had UIN jakarta

Ma’had, sebuah lembaga pendidikan Islam, sering kali dianggap setara dengan pesantren dalam konteks Indonesia. Lembaga ini berfokus pada pendidikan tingkat menengah hingga tinggi dalam ilmu agama Islam. Program-program yang ditawarkan oleh ma’had mencakup studi mendalam tentang teks suci Islam, tradisi Islam, dan ilmu-ilmu agama Islam. Ma'had menyediakan pendidikan dari tingkat menengah hingga tingkat tinggi, bahkan beberapa di antaranya setara dengan universitas dalam tingkat pendidikan agama Islam.

Belakangan ini, ma’had telah menjadi topik pembicaraan yang signifikan, terutama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seperti Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN). Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) telah menyediakan fasilitas ma’had bagi mahasiswanya. Salah satu daya tariknya adalah harganya yang terjangkau, baik dalam hal akomodasi maupun fasilitas pendukung pembelajaran.

Sistem pembelajaran di ma’had Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) mencakup beberapa komponen utama. Mahasiswa menjalani pembelajaran bahasa Arab dan Inggris, penghafalan Al-Quran dan hadits, kegiatan ibadah, serta pengembangan akhlak dan nilai-nilai Islam. Selain itu, ada juga kegiatan bersih-bersih yang dilakukan secara kolektif dan berkala.

Upaya seperti ini bertujuan meningkatkan pemahaman nilai-nilai Islam serta kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Penggabungan pembelajaran antara mahasiswa jurusan agama dan umum (non-agama), hal ini menimbulkan beberapa tantangan. Mahasiswa yang berasal dari jurusan agama akan memiliki minat yang lebih tinggi dibanding mereka yang berasal dari jurusan umum (non-agama) dalam menjalani proses belajar mengajar di ma’had yang sangat menitik beratkan pada pelajaran agama yang mendalam.

Hal ini menimbulkan kesenjangan pada proses belajar mengajar di ma’had, Kesenjangan dalam konteks mendasar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak seimbang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenjangan berarti perihal yang bersifat senjang, yakni tidak seimbang dan tidak simetris. Sebagai contohnya dalam bidang ekonomi, kesenjangan diartikan sebagai jurang pemisah antara “si kaya,” dan “si miskin,”

Dalam praktiknya, pembelajaran di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) menghendaki pembelajaran berbasis keagamaan secara mendalam yang memuat beberapa Pelajaran agama seperti tafsir, hadits, sirah nabawiyah, fiqih, akhlak, dan Bahasa Arab. Hal ini tentu idealnya memiliki tujuan baik, yakni untuk mencetak generasi penerus bangsa yang agamis.

Akan tetapi dalam realitanya, terdapat kesenjangan pemahaman dalam proses pembelajaran di ma’had. Di mana dalam praktiknya terdapat penggabungan antara mereka yang berasal dari jurusan umum (non-agama) dengan mereka yang berasal dari jurusan agama dalam satu kelas yang sama.

Hal tersebut kemudian mempengaruhi proses belajar mengajar yang berimplikasi pada minat siswa. Mereka yang berasal dari jurusan umum (non-agama) akan merasa pembelajaran ma’had yang berbasiskan agama yang mendalam kurang relevan dalam rangka menunjang basis keilmuan mereka di kampus.

Pada sisi yang lain juga pembelajaran di ma’had yang menitik beratkan pada pemahaman mendalam mahasantri pada materi keagamaan yang mendalam, juga merupakan tujuan yang sulit tercapai karena terbatas waktu ma’had yang hanya satu tahun. Oleh karena itu alih-alih mengejar target yang sulit dicapai, lebih baik mahasantri diarahkan pada pembelajaran yang akan menunjang perkuliahan mereka namun tetap diintegrasikan dengan agama.

Dalam realitanya, pembelajaran di ma’had yang secara signifikan sangat menitik beratkan pada basis keagamaan cenderung membebani mereka yang berasal dari jurusan umum (non-agama) karena mereka banyak menghabiskan waktu untuk melunasi kewajiban mereka di ma’had, sedangkan mereka memiliki beban yang cukup berat pada jurusan mereka masing-masing. Oleh karena itu dibutuhkan pemisahan kelas antara mereka yang berasal dari jurusan agama dan umum (non-agama) guna memaksimalkan minat belajar mahasantri di Ma’had Al-jami’ah Universitas Islam Jakarta (UIN).

Tidak hanya memisahkan kelas antara mereka yang berasal dari jurusan agama dan umum (non-agama). pembelajaran yang ideal adalah kunci utama dalam proses belajar di ma’had, Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang pastinya memiliki tujuan. Seorang guru profesional harus mampu mewujudkan praktik pembelajaran yang ideal. Tujuan pembelajaran yang ideal adalah agar murid mampu mewujudkan perilaku belajar efektif.

Dapat diketahui bahwa pembelajaran yang efektif adalah kondisi dimana siswa merasakan rangsangan terhadap kreativitas mereka dan menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran. Dua elemen utama yang berkontribusi terhadap pencapaian pembelajaran yang ideal adalah peran guru dan siswa. Selain itu, konsep "active learning time" dan "quality of instruction" juga memainkan peran penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.

Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh minat belajar siswa. Minat belajar harus terakomodasi oleh materi pembelajaran. Jika materi pembelajaran merupakan materi yang disukai oleh siswanya, maka siswa akan dapat memahami materi lebih baik. Apalagi jika materi tersebut memiliki hubungan dengan perkuliahan mereka.

Untuk mencapai proses belajar mengajar yang berkualitas dan sesuai, dibutuhkan sistem yang kuat dan ideal dalam menjalankan proses belajar mengajar tanpa adanya permasalahan signifikan dalam menunjang perkuliahan para siswa di Ma’had Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN).

Solusi yang tepat dalam permasalahan ini iyalah menggunakan Mariana Trench System, Mariana Trench System adalah sebuah langkah revolusioner yang bertujuan untuk menghapus kesenjangan yang ada di antara siswa-siswa di Ma’had Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN). Dalam pandangan Islam, pendidikan adalah cahaya yang menuntun kita menuju kebijaksanaan, pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta, dan pengembangan diri menuju yang lebih baik.

Ilustrasi Mariana Trench System di Ma'had UIN Jakarta

Mariana Trench System merupakan sistem uji coba yang terinspirasi dari sistem kelas, dimana sistem ini mengklasifikasikan siswa berdasarkan latar belakang jurusan agama atau jurusan umum (non-agama).

Sistem ini diharapkan mampu membuat siswa maksimal dalam perkuliahan namun tetap terintegrasi dengan agama sebagai titik berat dalam proses belajar mengajar di ma’had. Hal ini juga sesuai dengan tujuan Ma’had Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN), yaitu terwujudnya Ma’had Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) sebagai lembaga pendidikan pencetak kader ulama, ilmuwan dan pemimpin umat dengan mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.

Kelas dari siswa-siswa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kelas agama dan kelas umum (non-agama). Nantinya kelas agama akan mempelajari tentang keagamaan lebih lanjut sementara untuk kelas umum (non-agama) akan mempelajari keagamaan dari dasar agar mereka memahami terlebih dahulu apa itu ilmu yang mereka pelajari.

Selain di ma’had, Mariana Trench System yang terinspirasi dari sistem kelas bisa digunakan di luar ma’had. contohnya disekolah maupun pondok pesantren. Mariana Trench System, yaitu sistem yang sangat mudah dan efisien untuk digunakan oleh berbagai pihak. kelebihan dari sistem ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan potensi yang mereka miliki.

Terlebih sistem ini adalah sebuah jawaban atas perintah agama kita untuk berbuat baik kepada sesama manusia untuk memberikan kesempatan yang sama dan adil kepada setiap individu. Dalam Al-Quran, Allah menyatakan bahwa kita semua adalah bagian dari keluarga manusia yang satu dan perbedaan yang diberikan olehNya (Allah), yaitu untuk saling mengenal dan saling memahami satu sama lain.

Yusron Adnan Jabarrahman, mahasiswa pendidikan matematika Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image