Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tiara Sabila Rachmani

Syuting Sinetron ditengah Bencana, Kemana Empatinya?

Info Terkini | 2022-01-06 12:38:34
Foto Ilustrasi Pembuatan Sinetron (Pixabay.com)

Sudah hampir sebulan berlalu bencana erupsi Gunung Semeru terjadi. Hal tersebut membuat tempat tinggal warga sekitar menjadi rusak dan terpaksa harus mengungsi di posko yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Setelah dua minggu kejadian ditengah masyarakat sekitar masih mengungsi, terjadi pemberitaan yang sempat viral. Pemberitaan tersebut membuat masyarakat terheran-heran hingga kesal. Terdapat juga banyak kecaman dari masyarakat karena sinetron tersebut memanfaatkan bencana dijadikan tempat syuting.

Pemberitaan tersebut viral mulai dari terdapat foto sedang syuting salah satu sinetron di tempat pengungsian erupsi Gunung Semeru. Semenjak foto tersebut tersebar membuat masyarakat kesal hingga terdapat seruan boikot untuk sinetron tersebut karena tidak ada empatinya. Serta adegan yang dilakukan juga ditonton banyak orang, terutama anak-anak pengungsian yang masih dibawah umur.

Mengapa pengungsian erupsi Gunung Semeru menjadi tempat untuk lokasi syuting? Apakah sebelumnya sudah ada izin dari pemerintah setempat?

Menurut line producer sinetron tersebut bahwa telah mendapatkan izin untuk memproduksi sinetron dari Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengatakan pihak sinetron sendiri belum memiliki izin. Memang sinetron tersebut telah melakukan pengajuan izin, namun terdapat tahapan yang belum terpenuhi yaitu persetujuan pada pihak berwenang terkait.

Salah satu pemeran sinetron yang bernama Leo tersebut melalui Instagram pribadinya menulis bahwa orang-orang pengungsian merespon kru tim produksi sinetron tersebut secara baik. Ia pun menganggap dengan adanya syuting sinetron tersebut dapat menghiburkan orang-orang di pengungsian. Meskipun begitu keadaannya, hal tersebut merupakan hal yang tidak etis karena masih banyak masyarakat sekitar yang berduka, trauma, atau tidak nyaman akan kejadian erupsi Gunung Semeru.

Semenjak kejadian syuting tersebut terjadi, dari pihak produksi sinetron hingga pemeran pun meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian yang kurang etis ini. Rebecca yang juga salah satu pemeran sinetron tersebut melalui Instagram pribadinya mengatakan perminta maafnya yang telah mengecewakan beberapa pihak. Ia harap kejadian ini menjadi pelajaran kedepannya untuk memahami dan memilah kondisi.

Setelah kejadian sinetron tersebut ramai di dunia maya, apakah ada boikot pada sinetron tersebut?

Dalam berbagai tulisan di media daring, warga ingin sinetron tersebut untuk diboikot saja. Namun, sampai saat ini sinetron tersebut masih ditayangkan.

Sebenarnya masyarakat sudah bagus untuk berani menyampaikan kritik terhadap sinetron tersebut dan ada niat ingin melakukan boikot, namun respon tersebut kurang ditanggapi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pihak BNPB serta pemerintah daerah setempat juga seharusnya lebih tegas dalam melarang hal senonoh tersebut agar tidak menjadi masalah berkepanjangan.

Dilihat dari kejadian tersebut, bagaimana tanggapan dari masyarakat?

Dilansir dari Detik.com, menurut Najmudin bahwa syuting di lokasi bencana kurang etis serta jika tempat bencana dikomersilkan kurang bagus. Menurutnya kecuali produksi sinetron tersebut adanya impact bagi pengungsi, seperti hasil pembuatan sinetron untuk pembuatan hunian sementara atau rumah bagi warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru.

Sudah seharusnya sinetron tersebut tidak memanfaatkan lokasi pengungsian untuk syuting. Berikut alasannya mengapa lokasi tersebut tidak boleh dipakai. Pertama, adanya syuting akan mengganggu akses relawan yang bertugas di pengungsian. Kedua, banyak ditonton oleh pengungsi terutama anak-anak yang masih dibawah umur. Ketiga, tidak mematuhi protokol kesehatan seperti kerumunan antara pengungsi serta kru sinetron tersebut serta banyak pemeran yang tidak memakai masker.

Agar sinetron Indonesia lebih maju dan bermanfaat, hal yang melenceng harus diselidiki serta diboikot. KPI juga seharusnya bisa crosscheck lebih cepat terhadap sinetron tersebut dan harus berani melalukan pemboikotan terhadap sinetron yang melakukan hal senonoh. Tujuan adanya sinetron memang untuk menghibur para penontonnya, tetapi jangan memanfaatkan keadaan yang sedang berduka dalam realita.

Alangkah lebih baiknya sinetron lebih berusaha untuk bikin pengungsian tiruan daripada memanfaatkan pengungsian asli. Jika tidak memanfaatkan lokasi pengungsian Gunung Semeru, mungkin rating sinetron tersebut tidak turun serta tidak adanya kecaman dari masyarakat. Sedari awal jika tidak terdapat izin dari seluruh pemerintah setempat yang bersangkutan, lebih baiknya tidak melakukan syuting di tempat pengungsian. (TSR)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image