Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Subhan Firdaus

Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara

Info Terkini | Wednesday, 20 Dec 2023, 17:04 WIB

Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara

Sumber : https://asset-2.tstatic.net/style/foto/bank/images/mengenang-sosok-ki-hadjar-dewantara.jpg

Berangkat dari pendidikan di Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah, hal ini terbukti dari banyak peristiwa yang terjadi dalam proses pendidikan. Pendidikan berpengaruh besar terhadap mansyarakat dalam suatu wilayah agar mampu bertahan hidup dan tetap memiliki karakter baik ditengah gempuran arus globalisasi yang begitu kuat dan selain itu pendidikan itu sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa.

Ki Hadjar Dewantara merupakan salah seorang pahlawan yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan, di lihat dari banyak nya hasil pemikiran beliau untuk kelangsungan serta kemajuan dalam bidang pendidikan di negara Indonesia sangatlah tak terhitung.

Beliau ini diberikan penghargaan sebagai “Bapak Pendidikan Indonesia” karena banyaknya sumbangsih dan jasa beliau persembahkan pada dunia pendidikan. beliau juga mengemukakan gagasannya tentang pendidikan karakter. Beliau memberikan berbagai gambaran mengenai implementasi pendidikan karakter.

Biografi Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar dewantara Lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hajar Dewantara terlahir dari keluarga kraton Yogyakarta sebagai golongan ningrat. Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 Merupakan cucu dari Sri Paku Alam III dan ayahnya bernama GPH Soerjaningrat. Selain menjadi aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, beliau juga seorang kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan untuk orang-orang Belanda. Ki Hajar menempuh pendidikan sekolah dasar Europeesche Lagere School Yang berada di Eropa, Setelah tamat dari sekolah dasar ia sempat melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA namun tetapi dia tidak menamatkan pendidikan kedokteran nya dikarenakan kondisi kesahatan yang kurang baik. tanpa melanjutkan sekolah,. ia tidak berputus asa dia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, ki hajar ini beliau tergolong salah seorang penulis yang andal pada masa nya dengan gaya penulisannya yang komunikatif dan bergagasan yang sangat bagus. Dari banyak nya tulisan belias Salah satu tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yaitu, "Seandainya Aku Seorang Belanda", yang memiliki judul asli “Als ik een Nederlander was.” Artikel ini di tulis berdasarkan sebagai protes atas rencana pemerintahan belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari hindia belanda (Indonesia)d guna untuk perayaan kemerdekaan belanda dari prancis. Selain sebagai wartawan, ia juga aktif di berbagai organisasi sosial dan politik. Ketika tahun 1908, Ki Hajar Dewantara aktif di seksi propaganda organisasi Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan memebangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Ki Hajar Dewantara juga mendirikan partai politik yang bernama Indische Partij. Partai politik pertama ini didirikan pada 25 Desember 1912. Indische Partij merupakan partai pertama Indonesia yang menggaungkan kebebasan Hindia yang beraliran nasionalisma dengan semboyan “indie untuk indier”. Pembentukan partai tersebut bertujuan untuk mempersatukan Hindia Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan Ki Hajar Dewantara juga mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, National Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada Juli 1922, lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi kelas bawah untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perjuangan Ki Hajar Dewantara belum selesai untuk mendidik penerus bangsa, namun ia sudah wafat terlebih dahulu pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani yang menjadi slogan Kementerian Pendidikan. Namanya juga diabadikan sebagai salah satu kapal perang di Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Beliau dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia mengingat jasa-jasa Ki Hajar Dewantara, didirikanlah Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.

Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara

Konsep Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan karakter ini sangat penting. Pendidikan karakter dewasa ini perlu lebih ditingkatkan seseorang apalagi di era digital dimana pengaruh teknologi begitu kuat terhadap keperibadian seseorang. Pendidikan karakter seseorang harus di utamakan dimulai dari lingkungan keluarga sebagai tempat seseorang tumbuh. Pendidikan karakter tidak akan mampu membentuk karakter seseorang secara penuh jika tidak ada sinergi perubahan karakter pada seseorang Pendidikan karakter menjadi jalan bagi seseorang mengembangkan kepribadian baik melalui berbagai pembiasaan baik di manapun. Kebiasaan-kebiasaan baik ini jika sudah tertanam dalam diri seseorang akan menjadi kekuatan seseorang menghadapi gempuran dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era digital. Seseorang akan memiliki pertahanan kuat untuk mengontrol dirinya sehingga berpikir dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

pendidikan karakter akan menjadi modal utama bagi seseorang dalam menghadapi berbagai gempuran ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu cepat perkembangannya. Seseorang akan memiliki pondasi kuat menghadapi berbagai hal negatif yang datang di kehiduapan nya jika seseorang sudah memiliki karakter kuat, pendidikan tidak boleh hanya kegiatan ilmu pengetahuan semata melainkan ditambah dengan pendidikan budi pekerti atau pendidikan karakter sehingga dapat membentuk seorang yang cerdas serta berkarakter baik yang dapat memajukan bangsa di masa yang akan datang. Pendidikan karakter mampu mengintegrasikan antara pengetahuan dan kepribadian. dapat menanamkan berbagai nilai luhur yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Dalam Proses pendidikan harus mampu mengembangkan serta memberikan kesadaran kepada seseorang itu tentang pentingnya nilai moral dalam kehidupan diantaranya kebaikan, kebenaran, dan nilai-nilai lain yang relevan dengan keadaan sekarang. Nilai-nilai moral tersebut adalah nilai yang secara umum dimiliki oleh seluruh agama di dunia ini.

Setiap agama tidak pernah mengajarkan keburukan pada pemeluknya. Oleh karena itu, pendidikan yang baik hendaknya tidak menyasar karena masalah perbedaan agama. Dalam proses Pendidikan tentu diharapkan dapat menjadi solusi untuk menciptakan manusia yang yang memiliki budi pekerti luhur, memiliki kepribadian, dan berkarakter. Jika pendidikan mampu menjadi solusi terbaik dalam pendidikan karakter, maka sudah dapat dipastikan selain ilmu pengetahuan yang diterima siswa maka karakter siswa juga akan lebih baik lagi sebagai hasil dari pengaruh pendidikan karakter yang dilakukan.

Nilai moral adalah nilai-nilai integritas yang ada pada setiap insan berkaitan dengan tindakan baik dan buruk yang menjadi panduan kehidupan. Dengan adanya nilai moral, seseorang dapat berpikir bijaksana sehingga tetap memiliki karakter baik dalam menjalankan kehidupannya, seseorang dapat berpikir bijaksana sehingga tetap memiliki karakter baik dalam menjalankan kehidupannya. Maka pendidikan sebagai jalan untuk menanamkan nilai-nilai moral ke dalam batin dan perilaku manusia, Pendidikan ini harus ada agar seseorang dapat mengajarkan mereka untuk menjadi manusia yang baik serta mampu memilah mana yang baik dan buruk dalam melaksanakan kehidupannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image