Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tiara Alifia

Kenali Apa Itu Insecure Dan Dampak Negatifnya Bagi Generasi Z

Eduaksi | Wednesday, 20 Dec 2023, 15:08 WIB

Di Era perkembangan teknologi yang pesat ini, terdapat beberapa hal unik yang dirasakan oleh Gen Z. Apakah itu? Yaap perasaan insecure atau kurangnya keyakinan pada diri sendiri, Insecure adalah keadaan emosional yang bisa mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang. Seseorang yang merasakan insecure mungkin mengalami ketidakpastian dan merasa tidak aman terkait dengan diri mereka sendiri atau kemampuan mereka. Faktor-faktor seperti pengalaman traumatis, tekanan sosial, atau perbandingan dengan orang lain dapat memicu perasaan ini. Insecure sering kali disertai dengan ketakutan akan penilaian negatif dari orang lain yang dapat menghambat kemampuan individu untuk bersosialisasi atau mengambil risiko.

https://www.kompasiana.com/amelianovantina/645cae9c5479c3146e24af02/merangkai-potongan-potongan-kecemasan-memahami-dan-mengatasi-rasa-insecure

Pada tahun berapa sih seseorang bisa disebut Generasi Z? Kelompok generasi yang lahir antara pertengahan tahun 1990an dan pertengahan tahun 2010an dikenal sebagai Generasi Z, atau hanya Gen Z. Anggota Generasi Z sangat penting dalam arah kemajuan sosial, budaya, dan teknis saat ini karena mereka dibesarkan di masa dimana teknologi digital berkembang dengan sangat pesat. Generasi Z sering disebut sebagai "generasi kreatif" karena mereka sering aktif dalam proyek kreatif online dan ekspresi artistik lainnya. Namun, seperti generasi lainnya, Gen Z juga menghadapi berbagai kesulitan, seperti tuntutan media sosial, perubahan hubungan di tempat kerja, dan masalah kesehatan mental.

Apa sih dampak negatif insecure? Seseorang yang menderita insecure mungkin merasa sangat sulit dalam banyak bidang kehidupannya. Interaksi sosial yang sehat terkadang sulit dibangun oleh orang-orang ketika mereka kurang percaya diri karena mereka khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang mereka, mereka dapat menghindari lingkungan sosial atau merasa sulit untuk berkomunikasi. Orang yang merasa insecure mungkin memulai jalan menuju kesejahteraan yang lebih baik dengan bimbingan dan bantuan yang tepat.

Dampak negatif dari perasaan insecure pada Generasi Z (Gen Z) memberikan tantangan yang signifikan dalam perkembangan mereka. Di era sosial media yang intens, banyak anggota Gen Z merasakan tekanan yang konstan terkait dengan citra ideal yang dipresentasikan oleh teman sebayanya. Perasaan insecure ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan sosial, depresi, dan gangguan makan.

Generasi Z yang mengalami perasaan insecure mungkin rentan terhadap tekanan sosial untuk memenuhi standar kecantikan dan prestasi yang tidak realistis. Fenomena ini dapat menghasilkan kurangnya kepercayaan diri, merugikan kesehatan emosional, dan bahkan dapat menyebabkan perilaku merugikan seperti self-harm. Hal ini dapat membatasi perkembangan pribadi, kemampuan untuk berkolaborasi, dan meningkatkan risiko isolasi sosial.

Lalu apa saja yang menjadi penyebab insecure tersebut? Generasi Z terkena dampak negatif dari insecure yang sebagian besar disebabkan oleh pengaruh media sosial. Anggota Generasi Z mungkin mengalami tekanan untuk memenuhi ekspektasi tinggi akan kesuksesan dan daya tarik sebagai akibat dari seringnya mereka terpapar pada gambaran dan gaya hidup ideal yang tidak realistis di platform media sosial. Kecenderungan ini dapat memperparah emosi ketidakpuasan terhadap penampilan seseorang, mendorong terjadinya perbandingan sosial, dan menimbulkan perasaan kurang percaya diri.

Gen Z sering kali mengevaluasi nilai diri mereka berdasarkan respons yang mereka terima di media sosial, termasuk jumlah like, komentar, atau popularitas daring. Dengan demikian, ketika mereka merasa tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh media sosial, bisa jadi muncul rasa takut akan penilaian negatif, merugikan kesehatan mental, dan memicu perasaan insecure. Selain itu, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat mengisolasi Gen Z dari pengalaman sosial langsung dan menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan interpersonal yang mendalam

Oleh karena itu, pentingnya untuk mengatasi dampak negatif insecure pada Gen Z dengan menciptakan lingkungan yang mendukung. Pendidikan tentang literasi digital dan kesehatan mental menjadi penting, sementara dukungan dari keluarga, teman sebaya, dan profesional kesehatan mental dapat membantu mengatasi dampak buruk insecure dan memandu Gen Z menuju perkembangan yang positif dan kesejahteraan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adamentha Tarigan, T., Liui, F., Hanif, M., & Glorino Rumambo Pandin, M. (2022). Challenges And Solutions In Maintaining Indonesian Generation Z Nationalism In The Digitalization Era. Jurnal Syntax Fusion, 2(02), 350–362. https://doi.org/10.54543/fusion.v2i02.160

Haq, R. L. A., & Noorrizki, R. D. (2022). Perilaku Preferensi Menjadi Pengangguran oleh Milenial dan Gen Z dalam Karir Dan Pekerjaan. Flourishing Journal, 2(5), 384–391. https://doi.org/10.17977/um070v2i52022p384-391

Jihan Insyirah Qatrunnada, Salma Firdaus, Sofika Dwi Karnila, & Usup Romli. (2022). Fenomena Insecurity di Kalangan Remaja dan Hubungannya dengan Pemahaman Aqidah Islam. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 5(02), 139–152. https://doi.org/10.37542/iq.v5i02.655

Mahavidyalaya, R. (2022). THE NEGATIVE EFFECTS OF DIVORCE ON TEENAGE Maniram Meena. January, 7–14. https://doi.org/10.36713/epra0314

Rosmiati, R., Supriadi, D., & Rizatul Jannah, R. (2023). Relationship of Social Media to Beauty Insecurity in Generation Z Women. Asy-Syifa : Journal of Science and Technology Nursing, 1(1), 17–27. https://doi.org/10.52221/asyjstn.v1i1.192

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image