Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Najwa Kamila

Amigdala: Mengenal Lebih Dekat Sang Pengendali Mental

Eduaksi | Friday, 15 Dec 2023, 13:19 WIB

Amigdala, struktur kecil di otak, berfungsi sebagai pusat pemrosesan emosi dan mengintegrasikan ini dengan ingatan, pembelajaran, dan persepsi indera. Disfungsi amigdala dapat menyebabkan atau berkontribusi pada berbagai perasaan dan gejala mengganggu.

Yuk kita kenal lebih dalam “si Almond” dalam otak manusia ini.

Amigdala (Sumber: https://neuroscientificallychallenged.com)

Mengenal Amigdala

Amigdala, berbentuk seperti kacang almond, merupakan struktur kecil di dalam otak manusia. "Amigdala" berasal dari kata Yunani yang berarti "almond". Amigdala berukuran kecil, ukurannya tergantung pada ukuran keseluruhan otak manusia. Amigdala berwarna sedikit lebih gelap daripada jaringan otak di sekitarnya.

Jaringan otak manusia, termasuk amigdala, terdiri dari neuron yang mengirimkan sinyal listrik dan kimiawi, serta sel glial yang melindungi neuron. Neuron ini membentuk serat yang bergabung menjadi inti, dengan amigdala memiliki 13 inti.

Amigdala, bagian dari sistem limbik di otak, esensial untuk kelangsungan hidup dengan perannya dalam deteksi otomatis bahaya, regulasi perilaku dan emosi, serta proses pembelajaran. Amigdala utama dalam memproses rasa takut, amarah, nafsu makan, agresi, dan dorongan seksual.

Amigdala dan monyet

Penelitian yang dilakukan oleh Heinrich Klüver dan Paul Bucy pada 1930-an menghasilkan temuan penting mengenai fungsi amigdala pada monyet. Mereka melakukan eksperimen dengan mengangkat amigdala dan beberapa struktur otak lainnya dari monyet. Hasil dari pengangkatan ini, yang kemudian dikenal sebagai Sindrom Klüver-Bucy.

Setelah pengangkatan amigdala, perilaku monyet berubah meliputi: hilangnya respons ketakutan dan agresi, menjadi jinak, hyperoralitas (memasukkan objek berlebihan ke mulut), hiperseksualitas (peningkatan aktivitas seksual), hypermetamorphosis (obsesi menyentuh atau menjelajah), dan gangguan pengenalan visual, menunjukkan peran amigdala dalam proses pengenalan.

Amigdala dan rasa takut

Ketakutan adalah emosi utama yang diketahui dapat dikendalikan oleh amigdala. Amigdala akan memproses hal-hal yang dilihat atau didengar lalu memprosesnya dan mempelajari apa yang berbahaya. Sehingga, Ketika di masa depan terjadi hal yang sama, maka Amigdala akan memunculkan rasa takut atau emosi yang serupa.

Hasil penelitian Murray dan Fellows (2021) menunjukkan bahwa amigdala tidak hanya berkontribusi pada kecemasan atau ketakutan, tetapi juga pada agresivitas, pembelajaran melalui penghargaan dan hukuman, penggunaan memori implisit, komunikasi sosial, emosi terkait pengasuhan, emosi yang terkait dengan kenangan, dan perilaku kecanduan.

Menghadapi stimulus menakutkan, informasi segera diarahkan ke amigdala, yang memicu respons otak termasuk dari hipotalamus, melalui jalur thalamus sebelum kita sadar penuh, memungkinkan reaksi takut instan. Respon refleksif ini berguna dalam situasi nyata bahaya, seperti bertemu binatang buas di hutan, di mana tubuh kita langsung merasakan ketakutan dan menghindar tanpa perlu penilaian kognitif mendalam.

Amigdala dan respon tubuh

Gangguan pada amigdala pasti akan menimbulkan respon tubuh manusia. Amigdala terlibat dalam pengolahan emosi seperti ketakutan dan agresi, bertindak sebagai detektor ancaman yang memicu respons "lawan atau lari" dengan melepaskan hormon stres. Selain itu, amigdala penting dalam pembentukan dan penyimpanan memori emosional, terutama yang terkait dengan peristiwa traumatis, membuat pengalaman ini lebih mendalam dan berkesan.

Amigdala memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dan penilaian sosial, membantu menafsirkan ekspresi wajah dan bahasa tubuh untuk mempengaruhi reaksi kita. Amigdala juga berinteraksi dengan hipotalamus dan sistem saraf otonom, mempengaruhi fungsi tubuh tidak sadar seperti detak jantung dan pernapasan, terutama dalam respons terhadap stres. Dalam persepsi dan respons terhadap rasa sakit, amigdala menentukan intensitas emosional pengalaman nyeri. Selain itu, amigdala berinteraksi dengan sistem endokrin untuk mengatur hormon yang mempengaruhi mood dan emosi.

Amigdala dan mental health

Sebagian besar kondisi yang dapat memengaruhi atau melibatkan amigdala adalah kondisi psikiatris (terkait kesehatan mental) atau neurologis (terkait otak). Banyak kondisi yang memengaruhi amigdala, gangguan pada fungsi otak umumnya memengaruhi kesehatan mental.

Beberapa kondisi Kesehatan mental yang berhubungan dengan Kesehatan amigdala antara lain: Gangguan kecemasan, gangguan eksplosif intermiten, sindrom Klüver-Bucy, gangguan suasana hati, gangguan panik, gangguan stres pascatrauma, fobia, dan gangguan kepribadian.

Merawat Amigdala

Merawat amigdala berfungsi untuk memastikan kesehatan mental dan emosional. Hal ini berfokus pada gaya hidup sehat dan pengelolaan stres. Berikut adalah beberapa cara untuk merawat amigdala:

Manajemen Stres. Praktik seperti meditasi, yoga, dan mindfulness dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, mengelola emosi yang pada gilirannya mendukung fungsi amigdala yang sehat.

Pola Hidup Sehat. Makan makanan yang seimbang dengan diet yang kaya akan asam lemak omega-3, antioksidan, dan nutrisi penting lainnya bermanfaat bagi kesehatan otak. Tidur yang cukup dan berkualitas, olahraga secara teratur, serta hindari alkohol dan zat adiktif

Melindungi diri dari cedera di bagian kepala. Mengenakan helm atau dapat membantu menghindari cedera pada kepala dan otak.

Mengelola kondisi kesehatan kronis. Waspadai kejang dan epilepsi, stroke, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes tipe 2, atau kolesterol tinggi (hiperlipidemia).

Terapi dan konseling: Untuk mereka yang mengalami gangguan kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya, terapi profesional dapat membantu mengelola emosi dan mengurangi beban pada amigdala.

Referensi:

1. https://neuroscientificallychallenged.com/posts/know-your-brain-amygdala

2. https://iuhera.tumblr.com/post/667112554486759424/amygdala-hijack

3. https://my.clevelandclinic.org/health/body/24894-amygdala

4. Murray, E.A., Fellows, L.K. Prefrontal cortex interactions with the amygdala in primates. Neuropsychopharmacol. 47, 163–179 (2022). https://doi.org/10.1038/s41386-021-01128-w

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image