Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nasywa Fresnelia Putri Ramdani

Mengapa Anak Jadi Lebih Bandel Saat Dilarang?

Eduaksi | 2023-12-05 21:20:00

Anak-anak memang seringkali menjadi sulit diatur, terutama ketika diberi larangan. Sebagai orang tua, kita mungkin pernah merasa heran mengapa anak justru menjadi lebih bandel saat dilarang. Apa sebenarnya yang terjadi di balik perilaku ini? Mari kita gali lebih dalam dan cari tahu alasan di balik fenomena ini.

1. Rasa Penasaran yang Tinggi

Anak-anak memiliki tingkat rasa penasaran yang sangat tinggi. Ketika dilarang melakukan sesuatu, rasa ingin tahu mereka semakin memuncak. Mereka ingin tahu apa yang terjadi jika mereka melanggar larangan. Hal ini bisa diibaratkan seperti sebuah pintu yang terkunci; semakin keras kita melarang, semakin besar dorongan mereka untuk membuka pintu tersebut.

2. Menghadapi Otoritas

Anak-anak sedang dalam proses belajar mengenali dan menghadapi otoritas. Saat mereka merasa dilarang, mereka mungkin melihatnya sebagai tantangan terhadap kemandirian dan kebebasan mereka. Ini bisa menjadi cara anak mengekspresikan keinginan untuk memiliki kendali atas hidup mereka sendiri.

3. Cari Perhatian dan Respons Emosional

Beberapa anak mungkin merasa kesepian atau tidak mendapatkan cukup perhatian. Dengan melakukan hal-hal yang dilarang, mereka mungkin mencari respons emosional dari orang tua atau pengasuhnya. Mereka mungkin merasa bahwa menjadi bandel adalah cara yang efektif untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya.

4. Perasaan Tak Adil

Anak-anak seringkali memiliki persepsi yang unik terkait dengan konsep keadilan. Mereka mungkin merasa bahwa larangan yang diberikan kepada mereka tidak adil, dan sebagai respons, mereka mencoba menunjukkan ketidaksetujuan mereka melalui perilaku yang tidak diinginkan.

5. Cara Mengatasi Stres dan Frustrasi

Beberapa anak mungkin menggunakan perilaku bandel sebagai cara untuk mengatasi stres dan frustrasi. Mereka mungkin tidak tahu cara verbal untuk menyatakan ketidakpuasan atau ketidaknyamanan mereka, sehingga mereka meluapkannya melalui perilaku negatif.

6. Mengukur Batas

Anak-anak perlu memahami batasan dan konsekuensi dari tindakan mereka. Melalui perilaku bandel, mereka mencoba mengukur sejauh mana mereka dapat mendorong batas dan apa yang akan terjadi sebagai akibatnya. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran mereka tentang norma-norma sosial dan aturan-aturan dalam kehidupan.

7. Ketidakmampuan Mengelola Emosi

Anak-anak belum sepenuhnya mampu mengelola emosi mereka dengan baik. Ketika mereka merasa marah, kecewa, atau frustrasi karena dilarang, mereka mungkin meresponnya dengan perilaku bandel sebagai cara untuk melepaskan tekanan emosional tersebut.

Memahami mengapa anak menjadi lebih bandel saat dilarang merupakan langkah penting dalam mendidik dan mendampingi mereka. Sebagai orang tua atau pengasuh, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif anak dengan memberikan penjelasan yang jelas, memberikan perhatian positif, dan membantu mereka mengelola emosi dengan cara yang sehat. Ingatlah bahwa setiap anak unik, dan pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan untuk setiap individu. Dengan memahami alasan di balik perilaku mereka, kita dapat membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan anak-anak kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image