Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhavari Dwi Maharani

Maraknya Perilaku Toxic sebagai Komunikasi Virtual Pemain Game Online

Games | Thursday, 23 Nov 2023, 09:42 WIB

Game online adalah salah satu produk teknologi yang paling diminati oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa saat ini karena memungkinkan penggunanya menikmati hiburan melalui game. Game online ialah permainan yang memakai koneksi internet, terdapat komunikasi satu orang dengan orang lainnya yang bertujuan untuk menyelesaikan sebuah tujuan dalam permainan tersebut, berupa misi, nilai tinggi, naik pangkat, atau naik ke tahap yang lebih tinggi dari sebelumnya, bisa dikatakan game online adalah permainan dengan media komputer ataupun smartphone yang dimainkan oleh banyak pengguna secara bersamaan dengan bantuan jaringan internet (Young dalam Drajat, 2017).

Melalui permainan online yang terintegrasi dan kompetitif, industri game online memfasilitasi bermain, bersenang-senang, dan berinteraksi dengan pemain dari seluruh dunia. Integrasi memungkinkan pemain berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain, sedangkan kompetitif memungkinkan pemain bersaing secara individu dan kelompok. Contoh game online yang sedang ramai dimainkan oleh kalangan remaja saat ini adalah Playerunknown’s Battlegrounds (PUBG Mobile), Mobile Legends: Bang Bang, Valorant, dan masih banyak lagi.

Pemain game online yang sedang mabar (main bareng)

Perilaku toxic adalah ketika pemain game online berperilaku negatif terhadap pemain lain. Menurut penelitian sebelumnya (Kwak et al. 2015; Saarinen, 2017), perilaku toxic adalah tindakan yang dapat mengurangi sportivitas (fair play) dan kualitas bermain, terutama dalam permainan online kooperatif kompetitif. Perilaku toxic bahkan dapat menyebabkan masalah komunikasi dalam satu tim atau antara dua pemain, mengganggu koordinasi tim, dan mengurangi kemungkinan tim memenangkan pertandingan. Kwak et al. (2015) melakukan penelitian yang menemukan bahwa tindakan berbahaya dapat menyebabkan performa tim yang buruk dan menurunkan rasio kemenangan tim hingga di bawah 50%. Pemain yang merasa superior saat bermain dengan pemain yang lebih lemah sering melakukan perilaku toxic. Ketidakpuasan pemain terhadap pemain lain adalah salah satu penyebab toxic. Perilaku toxic juga dapat mempengaruhi pemain lainnya untuk melakukan tindakan yang serupa, seperti penyakit menular.

Perilaku toxic ini sering dilakukan oleh pemain game online jika mereka tidak puas atau tidak bisa memenangkan game tersebut. Perilaku toxic dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, termasuk perilaku verbal dan negatif. Berbicara kasar, bermain dengan cara yang buruk, cheat, dan mati dengan sengaja adalah contoh perilaku toxic saat bermain game online. Komunikasi kelompok sering dikaitkan dengan perilaku toxic ini. Orang-orang yang bermain game online di tempat umum seperti kafe dan warung sering kali terlihat santai atau ekspresif. Beberapa orang terlihat bermain dengan sangat kalem saat bermain bersama, tetapi mereka bisa tampil lincah dan terkadang meneriakkan kata-kata kasar. Bahkan mereka sering menghina satu sama lain.

Selama permainan, sering terdengar pemain mengeluarkan kata-kata kasar seperti "mampus lu", "goblok", dan "bangsat", tak jarang kata-kata kotor lainnya pun sering dilontarkan. Sementara pemain lain tertawa dan bercanda, membuat suasana menjadi lebih cair. Dapat disimpulkankan bahwa perilaku toxic adalah cara pemain mengungkapkan perasaan mereka tentang perilaku tim. Selain itu, setiap pemain merespons perilaku toxic dengan cara yang berbeda. Balasan dapat berupa diam, permintaan maaf, atau membalas dengan kata-kata kasar yang sama. Perilaku toxic sering menyebabkan konflik di tim, tetapi perilaku toxic juga dapat menciptakan hubungan yang kuat dalam permainan kelompok, yang dapat membentuk komunikasi.

Tidak semua pemain berperilaku dengan cara yang sama, baik saat melakukan atau menanggapi perilaku toxic dari pemain lain. Perbedaan antara perilaku toxic dan perilaku komunikasi pemain game online bergantung pada sejumlah faktor, seperti pengalaman pemain, pengetahuan game, kepribadian pemain, interaksi pemain, dan teknik yang digunakan dalam game online.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image