Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Generasi Shalahuddin Al-Ayyubi yang Dirindukan

Agama | Friday, 17 Nov 2023, 03:18 WIB
  1. Sungguh biadab apa yang dilakukan oleh Zionis Israel sejak penjajahan mereka pada rakyat Palestina. Fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, sebagai tempat aman yang tersisa untuk penduduk sipil pun tak luput dari kesadisan, kekejaman dan kebrutalan Zionis agresor. Mereka juga memblokade total Gaza, menghancurkan sumber air, listrik, jaringan komunikasi.

Kekejaman mereka sudah terlihat nyata di depan mata. Namun dunia internasional hanya berani mengecem. Bahkan KTT OKI dan Liga Arab yang terselenggara baru-baru ini akan menjadi fragmen sejarah yang memalukan. Mereka begitu takut terhadap pemimpin penjajah itu.

Tak terketuk sedikitpun jiwanya untuk bergerak menolong saudaranya mengirimkan pasukan ke sana. Padahal para pemimpin negeri muslim itu memiliki pasukan terlatih, persenjataan lengkap dengan kekuatan yang besar. Seolah mereka buta, tidak mampu melihat kebiadaban luar biasa yang dilakukan.

Padahal para pemimpin muslim, terutama pemimpin negara Arab yang merupakan wilayah terdekat tentu memilili kewajiban untuk menolong saudara sesama muslim yang membutuhkan pertolongan. Dengan berjuta alasan mereka enggan mengirimkan pasukan terbaiknya. Yang pasti ada jiwa-jiwa kerdil yang lebih takut pada gembongnya negara penjajah kapitalis daripada takut kepada Allah Swt. Lalu untuk apa pasukan negara itu disiapkan jika tidak berguna bagi kemenangan Islam dan kaum muslimin?

Sesungguhnya Islam sudah mengajarkan bahwa rasa takut hanya kepada Allah. Karena Allah Sang Pencipta manusia, alam semesta dan isinya. Allah Sang Maha Raja dan Penguasa dunia, bukan Zionis dan Amerika. Sekuat apapun mereka, selicik apapun makarnya, Allahlah sebaik baik pembalas makar.

Maka jika ada pemimpin negara muslim yang takut dengan resiko dunia, takut dengan nasib jabatan, nuraninya tak lagi tergerak untuk menolong saudara seakidah yang tertindas musuh, sejatinya mereka telah terjangkit penyakit "Wahn". Rasulullah Saw pernah menyebut tentang penyakit wahn, ketika menceritakan kepada para sahabatnya tentang jumlah umat Islam yang banyak tapi tidak bisa menentukan ke arah mana mereka bergerak, dan tak lagi memiliki kekuatan.

Sahabat lalu bertanya kepada Rasulullah, "Wamal nahnu ya Rasulullah, apa wahn itu?" Rasulullah menjawab "hubbud dunya wakarohyatul maut". Kalian terlampau mencintai dunia dan terlampau takut pada mati.

Dalam suasana kehidupan kapitalisme sekulerisme saat ini maka penyakit Wahn semakin banyak menular ke tengah-tengah kehidupan masyarakat muslim. Mereka lupa bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban tentang semua yang dilakukan di dunia, termasuk diamnya dan ketidakpedulian terhadap saudaranya di Gaza.

Bungkamnya pemimpin negara muslim juga disebabkan oleh adanya sekat nasionalisme buatan penjajah. Batas-batas negara bangsa inilah yang membelenggu umat Islam sehingga tak mampu mengulurkan tangannya pada saudara muslim yang tertindas. Jihad adalah syariat mulia yang diwajibkan Islam untuk mempertahankan tanah yang diberkahi, tempat suci ke 3 umat Islam, tanahnya para nabi. Seharusnya para penjajah dan perampok itu segera diusir dari Baitul Maqdis. Bukan hanya penduduk Gaza yang berkewajiban mengusir Zionis laknatullah, tapi seluruh kaum muslimin memiliki kewajiban.

Maka jika Gaza belum berhasil merebut Baitul Maqdis kembali, wilayah yang terdekat wajib membantu dengan mengirimkan pasukan terbaik yang dimiliki oleh negara . Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayyubi. Saat inilah umat merindukankan generasi-generasi pembebas itu, yakni generasi Shalahuddin Al-Ayyubi.

ٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَ خْرَجُوكُمْ

Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu. (Q.s Al-Baqarah 191)

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image