Mana yang Seharusnya Dipergunakan? It Means atau It's Mean?
Eduaksi | 2023-11-02 20:53:23Adakalanya kita mendengar seseorang mengatakan "it means" ketika sedang menyampaikan gagasannya dalam bahasa Inggris. Di kesempatan berbeda kita mendengar, atau mungkin melihat dalam bahasa tulis, “it’s mean”, atau yang lebih parah, “its mean”. Terlepas dari penggunaan "it's mean" atau "its mean", berdasarkan konteks, kita bisa menerka bahwa sebenarnya yang dimaksud pembicara/penulis adalah “jadi" atau “ini berarti/itu berarti.”
So, antara it means, it’s mean, dan its mean, manakah ungkapan yang lebih tepat dipakai?
Baca juga:
Urgent dan Important, Mana yang Harus Didahulukan?
Mau Menguasai Bahasa Inggris? Berikut Ini Kuncinya
Ulasan berikut mencoba memberikan uraian dengan cara yang mudah dan praktis agar kita memahami arti masing-masing, dan selanjutnya bisa menggunakannya dengan benar sesuai kaidahnya.
Baca juga:
Menjaga Guyub Rukun di Tengah Euforia Pilpres
Belilah Dagangan Dari Pedagang Ini
Bijak Bersosial Media di dalam WA Group
Menurut tata bahasa (grammar), tiga ungkapan di atas bisa diuraikan seperti ini:
· It (subject), means (predicate)
· It’s singkatan dari it (subject) dan is (to be), mean (adjective)
· Its (possessive adjective), mean (adjective)
Sedangkan berdasarkan arti kata, bisa dilihat sebagai berikut:
· It means = jadi, ini berarti/itu berarti
· It’s mean = itu jahat
· Its mean = ??? (secara tata bahasa kurang tepat, bisa menyebabkan pendengar/pembaca mengartikan beragam)
Berdasarkan tata bahasa atau arti kata, sudah jelas perbedaannya satu sama lain. Oleh karena itu, kalau hendak mengungkapkan "jadi" atau “ini berarti/itu berarti” dalam bahasa Inggris, kita sudah dapat gambaran jelas untuk merujuk ke it means.
Semoga bermanfaat.
Depok, 2 November 2023 17.58
Juslich Hanafi
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.