Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Tauhid, Persatuan, dan Integritas

Agama | Tuesday, 17 Oct 2023, 18:30 WIB
Dokumen republika.co.id

Dari Abu Hurairahia berkata, "Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah meridhai untuk kalian tiga perkara dan membenci tiga perkara; Allah ridha, kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kalian berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak bercerai- berai, dan Allah benci kalian menyebarkan berita yang tidak benar, banyak bertanya serta menyia-nyiakan harta." (HR Muslim)

Hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairah ini merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang mengandung tiga hal yang mendapat keridhaan Allah dan tiga hal yang dibencinya. Dalam tulisan ini, kita akan membahas sekitar hadits ini untuk lebih memahami pesan yang terkandung di dalamnya.

Pertama-tama, mari kita fokus pada tiga hal yang mendapat keridhaan Allah. Yang pertama adalah "Allah meridhai kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun." Ini mengandung pesan dasar tentang monoteisme dalam Islam. Ketika kita beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan tuhan-tuhan palsu atau benda-benda lain, kita mematuhi prinsip dasar Islam yang paling penting. Ini juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga kesucian tauhid, keyakinan dalam satu Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih.

Argumentasi yang kuat untuk pesan ini adalah bahwa dengan menjalankan tauhid, kita menjaga kesatuan dan integritas dalam keyakinan agama. Hal ini mencegah sekte-sekte atau pemahaman sesat yang dapat menghancurkan komunitas Muslim. Selain itu, tauhid juga mengajarkan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah sebagai satu-satunya otoritas tertinggi, sehingga menciptakan harmoni dan persatuan dalam masyarakat Muslim.

Yang kedua adalah "kalian berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak bercerai-berai." Hal ini mengacu pada pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan dalam komunitas Muslim. Argumentasi yang dapat dikemukakan adalah bahwa ketika umat Islam bersatu dan tidak bercerai-berai, mereka lebih kuat dan dapat mengatasi berbagai rintangan bersama. Kecukupan, keadilan, dan kesejahteraan bisa lebih mudah dicapai dalam masyarakat yang bersatu.

Selain itu, menjaga persatuan dalam tali Allah juga mencakup menjaga kesatuan dalam keluarga dan masyarakat. Ini dapat mengurangi konflik dan perpecahan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis. Melalui argumentasi ini, kita bisa melihat bagaimana pesan hadits ini relevan dalam konteks masyarakat modern yang sering kali terpecah belah oleh perbedaan pendapat dan konflik.

Yang ketiga adalah "Allah meridhai kalian tidak menyebarkan berita yang tidak benar." Pesan ini menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam berkomunikasi. Argumentasi yang dapat diajukan adalah bahwa menyebarkan berita palsu atau tidak benar dapat menyebabkan kerusakan besar dalam masyarakat. Misinformasi dan berita palsu telah menjadi masalah serius dalam dunia modern dengan penyebaran informasi melalui media sosial.

Dengan menjalankan nilai-nilai kejujuran dan integritas dalam berkomunikasi, kita dapat membangun masyarakat yang lebih transparan dan dapat diandalkan. Ini juga menciptakan lingkungan di mana informasi dapat dipercayai, yang sangat penting dalam pengambilan keputusan yang baik dalam masyarakat. Oleh karena itu, pesan dalam hadits ini relevan dalam konteks komunikasi modern yang penuh dengan tantangan terkait berita palsu dan informasi yang tidak benar.

Selanjutnya, mari kita fokus pada tiga hal yang dibenci Allah, seperti yang disebutkan dalam hadits. Yang pertama adalah "Allah benci kalian menyebarkan berita yang tidak benar." Ini mencerminkan betapa seriusnya konsekuensi menyebarkan berita palsu dalam Islam. Argumentasi yang bisa kita kemukakan adalah bahwa menyebarkan berita palsu dapat merusak reputasi seseorang, menyebabkan konflik, dan bahkan memicu tindakan yang tidak adil.

Dalam dunia modern yang terkoneksi dan sering kali dipenuhi dengan berita palsu, penting bagi masyarakat Muslim untuk menjalankan nilai-nilai kejujuran dalam berkomunikasi. Ini juga menciptakan kesadaran tentang betapa berbahayanya menyebarkan berita palsu dan memicu tindakan yang tidak bijak. Dengan menjauhi tindakan seperti ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih etis dan adil.

Yang kedua adalah "banyak bertanya." Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan dalam bertanya. Argumentasi yang bisa kita kemukakan adalah bahwa bertanya adalah cara untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam. Namun, jika seseorang terlalu banyak bertanya atau bahkan bertanya tentang hal-hal yang tidak perlu, hal ini dapat mengganggu produktivitas dan menciptakan kebingungan.

Sebagai masyarakat Muslim, kita perlu menjalankan kebijaksanaan dalam bertanya, hanya bertanya tentang hal-hal yang benar-benar diperlukan atau bermanfaat. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih efisien dan produktif. Argumentasi ini juga relevan dalam dunia modern di mana banyak informasi tersedia, dan kemampuan untuk bertanya yang bijak adalah keterampilan yang sangat berharga.

Yang ketiga adalah "menyia-nyiakan harta." Pesan ini mengingatkan kita untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya yang Allah telah anugerahkan kepada kita. Argumentasi yang bisa diajukan adalah bahwa menyia-nyiakan harta bisa mengakibatkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Ketika beberapa orang menghambur-hamburkan harta, sementara yang lain menderita kekurangan, itu menciptakan ketidakseimbangan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai sosial dalam Islam.

Dalam konteks ekonomi global, pesan ini juga memiliki relevansi. Mendorong praktik ekonomi yang adil dan berkelanjutan adalah bagian penting dalam menjalankan nilai-nilai Islam. Dengan menghindari menyia-nyiakan harta, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang dalam distribusi sumber daya.

Dalam keseluruhan hadits ini, kita dapat melihat pesan-pesan fundamental yang relevan dalam konteks kehidupan sehari-hari, terutama dalam masyarakat yang terus berubah dan berkembang. Penting untuk mengingat pesan-pesan ini dan berusaha untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat meraih keridhaan Allah dan menghindari hal-hal yang dibencinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image