Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faris Yudza Ghifari

Kehadiran Chat GPT Mengancam Profesi Penulis?

Lomba | Thursday, 31 Aug 2023, 11:12 WIB

Hadirnya AI seperti Chat GPT mendatangkan kabar baik dan buruk untuk penulis.

Kabar baiknya, kita bisa memanfaatkan AI tersebut untuk berbagai hal.

Kabar buruknya, Chat GPT “katanya” bisa mengancam profesi penulis.

Setelah melihat beberapa grup blogger dan lowongan kerja penulis belakangan ini, sepertinya penggunaan AI untuk menulis banyak digencarkan. Tentunya hal ini berbahaya untuk penulis, apalagi kalau profesi ini menjadi satu-satunya sumber penghasilan.

Meski demikian, banyak yang beranggapan kalau Chat GPT tidak akan pernah bisa menggantikan profesi penulis.

Jadi, dari pro kontra yang ada sekarang ini, apakah Chat GPT benar-benar mengancam profesi penulis?

Sekilas tentang Chat GPT

Dikutip dari situs resmi Open AI, Chat GPT adalah sebuah AI berupa format dialog yang akan menjawab pertanyaan, mengakui kesalahan, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan yang tidak pantas.

Tidak tanggung-tanggung, bahkan jawaban atas pertanyaan kepada Chat GPT bersifat komprehensif.

Cara Kerja Chat GPT

Chat GPT dioptimalkan untuk dialog dengan menggunakan RLHF (Reinforcement Learning with Human Feedback), metode yang menggunakan demonstrasi manusia dan perbandingan preferensi untuk membimbing model (Chat GPT) agar memberikan perilaku yang diinginkan.

Mirip seperti AI lainnya, Chat GPT “dilatih” dengan berbagai data dari internet yang ditulis oleh manusia, termasuk percakapan, karena itulah respon dari Chat GPT terlihat mirip dengan manusia.

Kelemahan Chat GPT

Dari cara kerja Chat GPT, terlihat jelas bahwa ada suatu kelemahan. Yaitu, model ini menyadur berbagai data dari internet yang dibuat oleh manusia. Jadi, kalau pembuatan konten oleh manusia berhenti, maka Chat GPT akan kehilangan data untuk disadur.

Belum lagi, menurut FAQ di Open AI soal Chat GPT, jawaban Chat GPT bisa saja tidak akurat karena bergantung pada dataset yang diberikan.

Selain itu, pengetahuan dari Chat GPT terbatas sampai tahun 2021, sehingga jika ada update di tahun setelahnya (2022 dan 2023), AI ini tidak akan bisa menjawabnya atau memberikan jawaban yang tidak faktual.

Meski dapat memberikan tulisan yang cepat, tetap ada kelemahan dari AI tersebut, yaitu pengetahuan yang terbatas sampai 2021.

Ditambah lagi, karena informasinya yang belum tentu faktual, harus ada manusia yang mengonfirmasi fakta dari tulisan yang dibuat oleh Chat GPT.

Jadi, Chat GPT bukan merupakan ancaman bagi penulis. Sembarangan menggunakan Chat GPT untuk menulis konten hanya akan menghancurkan reputasi suatu brand. Apalagi kalau topiknya YMYL (your money your life).

Daripada menganggap Chat GPT sebagai ancaman, lebih baik jadi orang yang memanfaatkan Chat GPT. Sebuah pedang tertajam pun tidak akan berguna kalau penggunanya tidak bisa memakainya dengan baik.

Cara Memanfaatkan Chat GPT

Penulis bisa memakai Chat GPT untuk hal ini:

a. Mencari Ide Konten

Saat writer’s block atau dengan kata lain kehabisan ide, pasti rasanya sangat tidak enak. Atau lagi bikin content pillar, malah bingung saat membuat turunan pilarnya.

Chat GPT bisa membantu dalam mencari ide konten. Kita bisa meminta AI tersebut sesuai dengan brief yang kita minta. Contohnya, “tolong berikan seratus ide konten untuk niche investasi”.

Lihatlah, seratus ide konten langsung secara gratis!

b. Menyunting Tulisan

Menyunting tulisan adalah bagian dari proses yang tidak boleh dilewatkan.

Dalam proses tersebut, kita bisa meminta Chat GPT untuk menemukan kesalahan dalam tulisan seperti typo.

Saat meminta untuk menyunting, jangan lupa untuk memberikan keterangan bahasa yang kita pakai.

Contohnya, “tolong sunting tulisan ini sesuai dengan aturan British English”.

c. Menyusun Outline

Menyusun outline terkadang merepotkan, apalagi kalau ide tidak muncul-muncul.

Kita bisa meminta Chat GPT untuk membuat kerangka konten yang mantap dan cukup lengkap.

Contohnya: “buatkan outline artikel tentang batu obsidian”.

Jadikan Chat GPT Teman Menulis

Untuk penulis, daripada memusuhi sebuah teknologi baru bernama Chat GPT dan menganggapnya sebagai ancaman, lebih bijak jika kita memanfaatkan AI tersebut.

Justru, dengan hadirnya AI, kita harus lebih semangat untuk terus upgrade diri agar tidak bisa digantikan oleh AI.

Bukan AI yang akan mengalahkanmu, tetapi orang-orang yang pintar dalam memanfaatkan AI.

Referensi

Natalie. (n.d.). Retrieved from Open AI: https://help.openai.com/en/articles/6783457-what-is-chatgpt

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image