Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image okky husain

Apakah AI akan Mengancam Pekerjaan Dokter?

Lomba | Friday, 25 Aug 2023, 22:29 WIB

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi yang meniru kemampuan berpikir manusia dalam menganalisis data kesehatan yang kompleks. AI dianggap berpotensi meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan termasuk mengurangi biaya dan beban administrasi serta mengurangi kesenjangan akses kesehatan berkualitas di tempat-tempat yang terpencil.

Namun, perkembangan AI di bidang kesehatan juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pekerjaan dokter. Apakah AI akan menggantikan peran dokter sebagai penyedia layanan kesehatan?

Sebagai seorang dokter, penulis merasa perlu mengevaluasi ulang pertanyaan tersebut

Penulis berpendapat pandangan bahwa AI akan membuat pekerjaan dokter musnah adalah pandangan yang salah. Pandangan ini menganggap bahwa AI adalah entitas yang sepenuhnya independen dan superior dari dokter, yang dapat melakukan semua tugas dan tanggung jawab dokter tanpa bantuan atau pengawasan manusia.

Pandangan ini mengabaikan bahwa pekerjaan dokter tidak hanya melibatkan aspek analitikal yang bisa diwakili dengan model matematik. Pekerjaan dokter juga melibatkan problem-problem unik dari tiap kasus ke kasus. Problem tersebut memerlukan solusi kasus per kasus yang berbeda dari pola kebanyakan. Contoh aspek tersebut seperti aspek humanis dan etis.

Pandangan di atas menimbulkan pertanyaan lain yang relevan. Apakah sebagai pasien, kita akan menerima keputusan AI tanpa pertimbangan atau verifikasi dokter?

Pasien juga perlu meminta penjelasan dari dokter tentang alasan dan bukti di balik keputusan AI. Pasien memiliki hak untuk mengetahui bagaimana AI digunakan untuk mendukung diagnosis, pengobatan, atau pencegahan penyakit mereka.

Pasien harus merasa yakin dan nyaman bahwa keputusan AI tidak bertentangan dengan kepentingan dan nilai-nilai mereka sebagai individu. Perlu diingat bahwa setiap Pasien merupakan individu yang unik.

Selain itu apakah dokter menempatkan AI sebagai kompetitor mereka? Ataukah dokter memposisikan AI sebagai alat bantu sebagaimana alat kesehatan lainnya?

Dokter harus terbuka atas segala perkembangan teknologi. Dokter tentu tidak bisa bersikap antipati sehingga menutup potensi yang sebenarnya bisa meningkatkan taraf kesehatan.

Di sisi ekstrem yang lain dokter juga tidak bisa menganggap AI atau teknologi apapun tanpa eror atau bebas cacat. Dokter harus tahu bahwa AI bekerja dengan mempelajari dataset yang ada.

Melalui statistika, AI mempelajari pola-pola yang ada di dalam dataset tersebut. AI hanya mampu bekerja dengan dataset yang baik.

Di sini perlu peran pakar dalam menguji validitas dataset yang digunakan AI. Dengan bersikap terbuka dokter mengetahui potensi dan batasan AI secara pberimbang dan mengintegrasikannya dengan praktik kedokteran mereka

Penulis menyimpulkan bahwa AI dapat menunjang praktik kedokteran, tetapi tidak dapat menggantikan kepakaran dokter.

AI adalah teknologi yang bisa bermanfaat tetapi bukanlah tujuan akhir dari kesehatan.

Tujuan akhir dari kesehatan adalah kesejahteraan manusia, yang hanya dapat dicapai dengan kerjasama dan komunikasi yang harmonis antara dokter, pasien, dan semua teknologi yang ada termasuk AI.

---AI tidak akan menyingkirkan dokter. Dokter yang menggunakan AI yang akan menyingkirkan dokter lain---

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image