Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Helman

Film Jendela Seribu Sungai: Melestarikan Kearifan Lokal dan Mencerahkan

Sastra | Wednesday, 19 Jul 2023, 12:40 WIB
Ibnu Sina (kiri) dan Tjipto Sumadi (kanan) di gala premiere Jendela Seribu Sungai

Film "Jendela Seribu Sungai" menjadi salah satu contoh langka yang mengangkat cerita tentang transfer ilmu pengetahuan dan transformasi nilai berbasis kearifan lokal. Dalam film ini, terdapat sejumlah nilai kearifan lokal yang ditampilkan secara komprehensif. Mulai dari permainan anak-anak sederhana hingga nilai-nilai religius, lingkungan, dan tradisional yang mengajarkan pentingnya memanfaatkan kekayaan alam secara bijaksana. Bahkan, nilai-nilai tersebut dikreasikan sesuai dengan perkembangan zaman, menunjukkan fleksibilitas kearifan lokal dalam menyatu dengan nilai-nilai kebaruan.

Film ini berhasil menggambarkan nilai-nilai tersebut tanpa kesan menggurui, melainkan memberikan keteladanan yang patut dicontoh. Setiap adegan dalam film dipenuhi pesan bermakna, mengajak penonton untuk merenung dan mengambil hikmah. Lebih dari itu, "Jendela Seribu Sungai" juga berhasil menggambarkan bagaimana kearifan lokal bisa dipertemukan dengan nilai-nilai modern, mengadopsi pendekatan yang holistik dan terintegrasi.

Salah satu hal yang paling mencolok dari film ini adalah keindahan narasi yang mengandung banyak ungkapan indah. Dialog-dialognya mengena dan meninggalkan kesan mendalam bagi para penontonnya. Selain itu, film ini juga menunjukkan peran penting seorang guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan, transformasi nilai, dan memberikan motivasi yang luar biasa. Penggambaran peran guru dalam film ini sangat dapat dimengerti, karena anak-anak tidak hanya mendengarkan, tetapi juga meniru apa yang mereka lihat dan rasakan.

Menonton "Jendela Seribu Sungai" bukan sekadar menghibur, tetapi juga menyentuh hati dan mengharukan. Film ini mengajak orangtua untuk lebih memahami "mimpi anak" mereka dan mendukung mereka dalam mencapainya. Anak bukanlah perpanjangan dari diri orangtua, melainkan individu dengan masa depannya sendiri. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita harus siap mendampingi mereka tanpa mencampuri pilihan hidupnya, dan memberikan doa dan dukungan tanpa menghalangi langkah mereka.

Artikel ini adalah tulisan ulang dari catatan pak Tjipto Sumadi di tautan https://scnews.id/film-jendela-seribu-sungai-sebuah-catatan-tjipto-sumadi/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image