Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhevy Hakim

Antisipasi Ancaman Kekeringan

Info Terkini | Sunday, 18 Jun 2023, 13:05 WIB

Antisipasi Ancaman Kekeringan

Oleh: Dhevy Hakim

Keberadaan air sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Seminggu saja jika tidak ada hujan rasanya tidaklah mengenakkan. Udara terasa panas, debu berterbangan di sepanjang jalan, dan tumbuh-tumbuhan terlihat mulai layu bahkan dedaunan yang kering banyak yang berjatuhan.

Terlebih jika kemarau berkepanjangan menerpa kita. Tentu hari-hari rasanya semakin tidak karuan. Belum lagi bila persediaan air bersih tidak diantisipasi sebelumnya, sungguh menambah deret ketidaknyamanan. Bagaimana tidak. Air bersih menjadi kebutuhan penting yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti memasak, mencuci bahan-bahan yang akan dimasak, mencuci baju, mandi dan tentu saja untuk minum jelas membutuhkan air bersih yang higienis.

Sedihnya, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan mengenai ancaman kekeringan di semester II tahun 2023 ini yakni antara bulan Juli sampai Desember.

Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan Aryo Prasetyo menjelaskan ancaman kekeringan disebabkan adanya fenomena El Nino. Sedangkan El Nino sendiri dipengaruhi oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik, dan Indian Ocean Dipole yang dipengaruhi suhu di Samudra Hindia, di mana keduanya terjadi bersamaan pada musim kemarau tahun ini. Fenomena ini akan menyebabkan semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau pada semester kedua tahun ini. Sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya. (Katadata.co.id, 11/06/2023)

BMKG menghimbau supaya masyarakat mulai menghemat air. Namun, cukupkah ancaman kekeringan tersebut hanya diantisipasi dengan menghemat air?

Sebagai orang yang beriman, fenomena seperti el Nino ataupun terjadinya musim kemarau adalah bagian daripada takdir dari Allah SWT yang semestinya secara legowo kita terima. Di sisi lain, secara ilmiah sejatinya ancaman kekeringan merupakan hal yang logis terjadi bilamana perubahan iklim terjadi.

Wilayah manusia hanyalah berusaha supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Bukan malah membuat keadaan semakin buruk. Sayangnya, bertahun-tahun setiap kali memasuki musim kemarau senantiasa ada wilayah yang mengalami kekeringan. Mirisnya lagi ancaman kekeringan yang diprediksi terjadi belum ada langkah antisipasi yang memberikan solusi tuntas.

Jika ditelisik ke belakang terjadinya kekeringan di tahun-tahun sebelumnya, sejatinya problem yang muncul di saat kemarau adalah kurang tersedianya pasokan air bersih. Kebanyakan kekeringan melanda wilayah Indonesia yang berada di daerah pegunungan. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Lebih jauh pada faktanya semakin hari ketersediaan air bersih semakin berkurang. Hutan sebagai pengikat air nyatanya semakin habis. Sumber mata air pun otomatis semakin berkurang. Sumur-sumur yang biasanya bisa bertahan sampai musim kemarau nyatanya hari ini sumbernya berkurang.

Ulah tangan manusia yang melakukan pembabatan hutan, konsesi hutan, mengubah hutan untuk lahan perkebunan dan pertambangan jelas menjadi poin penting yang mempengaruhi terjadinya kekeringan. Naasnya, pemerintah justru berpihak pada kepentingan pemilik modal. Adanya undang-undang Omnibus Law salah satunya menjadi bukti keberpihakan pemerintah pada pemilik modal. Tanpa melihat keberpihakannya pada rakyat.

Semestinya negara dalam hal ini adalah pihak yang berkewajiban untuk melakukan tindakan antisipasi terjadinya kekeringan. Seperti tegas menjaga hutan, kalaupun membuka hutan hanya sekadar keperluan untuk mencukupi rakyatnya dan melakukan reboisasi. Tindakan antisipasi seperti membuat tandonan air bersih sebanyak-banyaknya di setiap wilayah yang rawan terjadi kekeringan semestinya dilakukan.

Negara dengan tegas menindak oknum yang memaksakan kehendak untuk membuka area hutan baik untuk lahan perkebunan maupun pertambangan. Dan yang lebih penting lagi pemerintah semestinya melakukan perhitungan secara akurat berkaitan ketersediaan pangan selama musim kemarau sehingga di saat musim kemarau kebutuhan rakyat terpenuhi tanpa terbebani dengan kelangkaan pangan dan harga yang melambung tinggi.

Semoga ancaman kekeringan tahun ini mendapatkan perhatian yang lebih serius. Rakyat sejahtera, negara pun diliputi keberkahan.

Wallahu a’lam bi showab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image