Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image humas ump

Hadirkan Budayawan Dunia, Perpustakaan UMP Bedah Buku Ronggeng Dukuh Paruk

Edukasi | Thursday, 15 Jun 2023, 13:08 WIB
Hadirkan Budayawan Dunia, Perpustakaan UMP Gelar Bedah Buku Ronggeng Dukuh Paruk

Perpusakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar Seminar Nasional Bedah Buku “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari. Acara digelar secara hybrid di Geung AR Fahrudin Tower Auli Syamsuhadi Irsyad dan disiarkan di youtube Perpustakaan UMP dan Zoom, Kamis (15/6/2023).

Dalam bedah buku tersebut menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya. Mereka yakni sastrawan dan budayawan Ahmad Tohari, dan Dra Eko Sri Rahayu MHum sebagai pemantik sekaligus Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Bahsa dan Sastra Indonesia (PBSI) UMP.

Kepala Perpustakaan UMP, Purwanti SIKom dalam sambutannya mengatakan, bedah buku merupakan kegiatan yang rutin dilakukan di perpustakaan UMP. Hanya pada kesempatan ini bedah buku dilaksanakan secara special karena dihadiri langsung oleh tokoh dunia yakni Ahmad Tohari dan dihadiri langsung Rektor UMP Assoc Prof Dr Jebul Suroso.

“Ahmad Tohari, beliau seorang tokoh atau sastrawan sekaligus budayawan kebanggaan Banyumas yang namanya sudah menasional bahkan dikenal di dunia internasional karena hasil karyanya yang sudah mendunia. Salah satunya karyanya yakni Ronggeng Dukuh Paruk yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1982,” jelasnya.

Dijelaskan, Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu judul novel dari trilogi novel karya Ahmad Tohari. Ahmad Tohari merupakan seorang sastrawan dan budayawan kelahiran Banyumas yang sangat terkenal. Karyanya berjudul Ronggeng Dukuh Paruk menjadi sangat fenomenal & eksis hingga hari ini.

“Tercatat hingga tahun 2020 sudah mencapai 20 kali cetakan. Dan yang lebih mengagumkan lagi, novel Ronggeng Dukuh Paruk telah diterbitkan dalam lima bahasa, yakni; Indonesia, Belanda, Cina, Jerman dan Inggris,” katanya.

Menurutnya, novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki tiga kelebihan yang menjadi nilai utama, yakni; syarat dengan realitas sosial, kekuatan bahasanya dan bebas intervensi. Penulis mengatakan bahwa novel ini telah final berbahasa Indonesia, artinya secara kebahasaan tidak bisa di edit lagi. Memiliki daya hantar literasi tinggi sehingga dapat ditangkap oleh pembaca secara optimal.

“Bedah buku ini dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan penciptaan suasana akademik berbasis keilmuan yang ada di UMP. Selain itu juga untuk meningkatkan budaya literasi baik civitas akademika UMP, maupun masyarakat di luar UMP. Harapannya memberikan manfaat secara luas. Akhirnya selamat mengikuti seminar bedah Novel Ronggeng Dukuh Paruk, semoga setiap peserta dapat mengambil ilmu dari sang maestro,” katanya.

Sementara itu Rektor UMP Assoc Prof Dr Jebul Suroso mengatakan, ini adalah kesempatan yang sangat spesial dan membanggakan karena bisa bersama tokoh dunia dengan karyanya yang fenomenal.

“Berapa hal yang saya belajar dari kebesaran nama beliau yakni, pertama adalah sikap rendah hati, santun dan kebiasaan yang tidak berubah meskipun karyanya telah melampaui batas-batas geografis. Berbeda zaman sekarang banyak orang yang belum berkarya tetapi sudah tampilannya sudah berubah, berbeda dengan Kang Mas Ahmad Tohari. Beliau saya kira tokoh yang patut untuk kita contoh,” jelasnya.

Rektor juga berpesan kepada mahasiswa dan peserta untuk terus berkarya. Karena karya itu menjadi suatu hal yang diakui, dihargai oleh dunia bahkan akan melampaui batas usia.

“Saya yakin, kita doakan. ini nanti (Ahmad Tohari) panjang usia. Tetapi suatu saat karyanya itu akan tetap dikenang ketika beliau sudah berada di alam yang berbeda. Ini menginspirasi kita membuat kita supaya mari kita bersama-sama membuat karya yang terbaik supaya masyarakat bangsa ini nanti bisa memanfaatkan, mencontohnya,” pungkasnya. (tgr)

Artikel lengkap bisa diakses DI SINI

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image