Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image baskara baskara

Apa Itu FOMO ?

Eduaksi | Monday, 22 May 2023, 11:11 WIB

FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, adalah sebuah fenomena yang menggambarkan rasa takut atau kecemasan seseorang karena merasa akan melewatkan suatu pengalaman, kegiatan, atau peluang yang menarik. FOMO timbul akibat perasaan bahwa orang lain sedang mengalami hal-hal menyenangkan yang tidak bisa dialami oleh diri sendiri. FOMO umumnya dipicu oleh lingkungan sosial dan media sosial. Melalui media sosial, seseorang dapat melihat update mengenai kehidupan orang lain seperti acara seru, prestasi, atau petualangan yang menarik. Ketika seseorang melihat informasi tersebut, ia mungkin akan membandingkan kehidupannya sendiri dengan kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan glamor. Perbandingan ini dapat menimbulkan perasaan kurang puas, rendah diri, atau merasa bahwa ada yang hilang dalam hidupnya.

Penting untuk dicatat bahwa FOMO juga dapat mempengaruhi orang-orang dalam situasi kehidupan nyata. Misalnya, ketika seseorang tidak dapat menghadiri suatu acara atau pertemuan sosial, mereka mungkin merasa cemas akan kehilangan pengalaman sosial dan ikatan dengan teman-teman atau kelompok mereka. FOMO dapat berdampak negatif terhadap individu dan kesejahteraan mental mereka. Rasa cemas dan tekanan yang diakibatkannya dapat meningkatkan tingkat stres, mengurangi kualitas tidur, dan merusak keseimbangan emosional. Selain itu, FOMO juga dapat mengganggu produktivitas dan fokus seseorang karena mereka terlalu terjebak dalam perasaan takut ketinggalan.

FOMO juga memiliki dampak sosial yang lebih luas. Karena orang cenderung menginginkan pengalaman yang sama dengan orang lain, fenomena ini dapat mendorong budaya perbandingan dan kompetisi yang berlebihan. Seseorang mungkin merasa terpaksa untuk mengikuti acara atau kegiatan yang tidak mereka minati, hanya agar tidak merasa terpinggirkan. Ini dapat menghancurkan autentisitas dan mengarah pada orientasi pada validasi eksternal daripada mengejar hasrat dan minat pribadi.

Untuk mengatasi FOMO, penting untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri, nilai-nilai, dan tujuan hidup. Menerima kenyataan bahwa tidak mungkin untuk mengalami segala hal dan menghargai apa yang sudah ada dalam kehidupan kita dapat membantu mengurangi efek negatif FOMO. Mengatur waktu penggunaan media sosial, fokus pada kegiatan yang memberikan kepuasan pribadi, dan berlatih rasa syukur juga merupakan langkah-langkah yang dapat membantu mengatasi FOMO. Pada intinya, FOMO adalah rasa takut atau kecemasan yang timbul karena merasa akan melewatkan suatu pengalaman atau peluang yang menarik. Meskipun terkait erat dengan lingkungan digital dan media sosial, FOMO juga dapat terjadi dalam situasi hidup

Negative view (Pandangan negatif): Beberapa orang melihat FOMO sebagai gangguan yang merugikan. Mereka berpendapat bahwa FOMO menciptakan tekanan sosial yang tidak sehat, mengarah pada perbandingan yang berlebihan, dan merusak kesejahteraan mental. Mereka berargumen bahwa FOMO mendorong orang untuk mengabaikan kebutuhan dan minat pribadi mereka hanya untuk memenuhi ekspektasi sosial.

Positive view (Pandangan positif): Sebaliknya, beberapa orang menganggap FOMO sebagai sumber motivasi dan dorongan untuk mencoba hal-hal baru. Mereka berpendapat bahwa FOMO dapat menginspirasi seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang bermanfaat dan meningkatkan koneksi sosial. Pandangan ini menganggap FOMO sebagai energi yang memotivasi seseorang untuk menjalani kehidupan yang lebih aktif dan beragam.

Balanced view (Pandangan seimbang): Pendekatan yang lebih seimbang mengakui bahwa FOMO bisa menjadi emosi yang alami dan wajar. Namun, mereka juga menyadari bahwa FOMO yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan individu. Pandangan ini mengajukan pentingnya mengelola FOMO dengan bijak, seperti mengembangkan kesadaran diri, memprioritaskan kebutuhan pribadi, dan mengatur keterlibatan dengan media sosial dengan sehat.

Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi FOMO:

1. Sadarilah bahwa tidak mungkin mengalami segala hal: Pertama-tama, penting untuk mengingat bahwa tidak mungkin untuk mengalami semua acara, kegiatan, atau peluang yang ada di dunia ini. Mengakui batasan waktu dan energi yang kita miliki akan membantu mengurangi tekanan FOMO.

2. Cari kepuasan dalam diri sendiri: Fokuslah pada kegiatan dan minat pribadi yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Temukan apa yang benar-benar penting bagi Anda dan perjuangkan itu, tanpa terlalu memperhatikan apa yang orang lain lakukan. Menghargai diri sendiri dan mengejar kepuasan pribadi akan membantu mengurangi rasa takut ketinggalan.

3. Batasi penggunaan media sosial: Media sosial sering kali menjadi sumber utama FOMO. Mengatur batasan waktu dan mengurangi paparan terhadap platform media sosial dapat membantu mengurangi perasaan FOMO. Hindari perbandingan yang berlebihan dengan kehidupan orang lain dan ingatlah bahwa apa yang diposting di media sosial hanyalah seleksi terbaik dari kehidupan mereka.

4. Tingkatkan kesadaran diri: Sadarilah perasaan dan pikiran yang muncul ketika FOMO muncul. Amati dan identifikasi apa yang memicu perasaan tersebut. Dengan meningkatkan kesadaran diri, Anda dapat mengenali pola pikir yang tidak sehat dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif dan realistis.

5. Fokus pada kualitas daripada kuantitas: Alihkan perhatian Anda pada kualitas pengalaman daripada kuantitasnya. Prioritaskan kegiatan yang memberikan nilai dan kebahagiaan yang sejati bagi Anda, daripada mencoba terlibat dalam semua hal yang terjadi di sekitar Anda. Memilih dengan bijak dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang penting bagi Anda dapat membantu meredakan perasaan FOMO.

6. Latih rasa syukur: FOMO seringkali muncul karena fokus pada apa yang tidak kita miliki. Melatih rasa syukur untuk apa yang telah kita miliki dalam hidup dapat membantu mengalihkan perhatian dari perasaan kurang dan rasa takut ketinggalan.

7. Cari keseimbangan: Pada akhirnya, penting untuk mencari keseimbangan dalam hidup. Mengakui kebutuhan pribadi, merencanakan waktu yang memadai untuk relaksasi dan pemulihan, serta menjaga hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar Anda akan membantu mengurangi tekanan FOMO.

#fomo #apasihfomoitu? #bahayafomo #dampakpositifdannegatiffomo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image