Generasi Z Lebih Pilih Karier daripada Menikah Muda
Pendidikan dan Literasi | Thursday, 11 May 2023, 15:25 WIBJumlah pemuda yang ingin atau sudah menikah di Indonesia mengalami penurunan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut badan pusat statistic (BPS), persentase
pemuda yang belum menikah di Indonesia mengalami peningkatan drastic dalam satu decade
trakhir.
BPS mengelompokkan Gen Z lahir antara tahun 1998-2012, dengan usia saat ini 8-23
tahun. Melansir Business Insider , generasi Z (gen Z, iGen, atau centennials), dibesarkan
ditengah teknologi, internet, dan media social . Rata-rata cara berkomunikasi gen Z terutama
melalui media social dan teks. Dibesarkan di tengah teknogi dan internet, membuat kelompok
ini distereotipkan sebagai pecandu teknologi atau anti social. Adapun kelompok ini lebih
banyak menghabiskan waktu dengan ponselnya, dan mayoritas lebih memilih layanan
streaming. Gen Z akan menjadi generasi paling penting untuk masa depan ritel dan sebagian
besar akan mempunyai daya beli yang tinggi pada 2026.
Berdasarkan laporan terbaru dari Morining Consult, Gen Z lebih memfokuskan untuk
menghasilkan uang dan mempunyai karier yang sukses. Menabung menjadi perioritas utama,
dan kelompok ini sangat mempentingkan keamanan karier dan memperoleh gaji yang layak.
Dari sisi pekerjaan, generasi ini lebih berminat terhadap teknologi. Berasarkan survey yang
dilakukan sebanyak 70 persen Gen Z memprioritaskan gaji yang layak dan sebanyak 69 persen
mementingkan karier yang sukses. Gen Z lebih mementingkan kedua hal ini, dibandingkan
memiliki persahabatan yang erat, menikah, atau liburan. sementara dalam hal keinginan untuk
membangun keluarga, persentasenya mencapai 58 persen. Terkait dengan hobi, sebanyak 61
persen Gen Z berkeinginan mempunyai lebih banyak waktu untuk melakoni hal yang
disukainya. Disebutkan generasi ini lebih mementingkan pekerjaan dan mayoritas ingin
menjadi terkenal, selain itu, kelompok ini lebih individualis dibandingkan generasi milenial.
Pada tahun 2021, jumlah pemuda belum menikah mencapai 61,09 persen peningkatan
yang pesat, dan tahun sebelumnya yakni 59,82 persen. Bahkan lebih tersorot lagi jika
dibandingkan dengan presentase pemuda belum menikah pada tahun 2011 yang hanya
mencapai 51,98 persen. Angka-angka tersebut mengilustrasikan bagaimana generasi baru
kurang siap menikah secara konvensional dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Ada
beberapa alasan mengapa Gen Z ragu untuk terjun ke dalam pernikaha konvensional.
Salah satu alasan adalah karena Gen Z memiliki prioritas lain dalam hidup mereka dan
tidak terlalu mementingka pernikahan. Lima prioritas utama dalam hidup anak muda saat ini
adalah membuat orang tua bangga, menabung lebih banyak, berfokus pada pengembangan
diri, memiliki pandapatan yang lebih baik, dan memiliki kehidupan yang nyaman. Prioritas
dalam hidup pemuda adalah berubah drastis dari generasi-generasi sebelumnya karena adanya
peningkatan dalam kualitas hidup, terutaa dalam hal Pendidikan dan status ekonomi. Oleh
karena itu semakin banyak pemuda yang terdidik untuk memilih keputusan yang akan
meningkatkan kemajuan hidup mereka. Dalam hal ini pernikahan tidak membantu memajukan
prioritas-prioritas yang dimiliki oleh Gen Z, sehingga mendorong kepentingan untuk menikah
lebih jauh dalam prioritas hidup. Pernikahan ideal menurut generai Z mencakup menikah jauh
dikemudian hidup dan bahkan bebas anak. Menurut IDN Research Institute usia ideal pemuda
saat ini untuk menikah bergeser dari 21-24 tahun menjadi 26-30 tahun. Pergeseran tersebut
terjadi karena Gen Z yang sedang fokus belajar dan memulai karier merka yang mmbuat
memiliki keluarga sendiri menjadi langkah yang masih jauh dalam kehidupa mereka.
Dalam hal uang, Gen Z dan milenial memilki pandangan yang serupa. Menabung
adalah prioritas utama. Begitu juga keamanan pekerjaan dan gaji yang layak.
Menurut Morning Consullt, milenial tercatat lebih memanfaatkan tunjangan ditempat
kerja seperti perawatan kesehatan yag berkualitas, cuti bagi orang tua dan waktu liburan dari
pada Gen Z. Tetapi itu tidak begitu mengejutkan mengingaat Gen Z belum terlalu perlu untuk
menggunakan tunjungan itu.
Gen Z benar-benar membedakan dirinya dari generasi sebelumnya. Mereka cenderung
mendefinisikan diri dengan pekerjaan mereka, dan aspirasi menjadi terkenal. Jika milenial dan
gen X adalah indikasi, Gen Z mungkin tumbuh dari itu.
Persepsi dan pernikahan ideal Gen Z berbeda denga pernikhan konvensional biasanya.
Para Gen Z lebih berpendidikan dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari generasigenerasi sebelumnya. Hal ini mempengaruhi preferensi mereka yang mengutamakan orang
tua, Pendidikan, dan kepentingan diri mereka sendiri diatas pernikahan muda dan anak-anak.
Oleh karena itu Gen Z menolak pernikahan konvensional untuk mencapai tujuan merka dan
memenuhi prioritas mereka
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.