Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Julian Santo

Pidato Anies Baswedan: Jejak Murni Negarawan

Politik | Monday, 08 May 2023, 23:25 WIB
Anies Baswedan saat menyampaikan pidato di Istora Senayan. Sumber Foto: Screen shoot Instagram @aniesbaswedan.

Istora Senayan Jakarta penuh sesak. Ribuan relawan datang dari berbagai penjuru Indonesia, dengan hati yang tulus serta didorong rasa rindu akan politik perubahan, mereka sangat antusias mendengarkan pidato Anies Baswedan.

Sosok yang didambakan menjadi Presiden Indonesia 2024 itu tak mengira betapa banyaknya yang hadir pada malam Minggu (7/5/2023), malam ketika dirinya merayakan ulang tahun ke-65.

Rakyat tanpa dikomandoi datang, nurani merekalah yang menuntun. Dan itu adalah kado yang tak ternilai, adalah simbolik betapa rakyat membutuhkan sosok Anies Baswedan sebagai pemimpin.

Sambil tersenyum manis dihadapan ribuan rakyat, Anies Baswedan benar dengan sebegitu banyak dan antusias, pertemuan mendatang tak ada salahnya konsolidasi rakyat semacam itu dihelat di Jakarta Internasional Stadium (JIS).

Stadion megah kelas dunia berkapasitas 80 ribu lebih yang menjadi salah satu wujud realisasi kerja Anies Baswedan semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta (2017-2023) itu patut dicoba sebagai tempat untuk meyiarakan gagasan politik.

Pidato Anies Baswedan

Dalam pidato Anies Baswedan sepanjang 30 an menit itu ribuan rakyat yang hadir bersorak-sorai. Teriakan Anies Baswedan meggema panjang. Bobot dan kedalaman pidato Anies Baswedan menghasilkan riuh tepuk tangan di Istora, sekaligus membuat kita yang berada dimanapun menonton pidato itu lantas berefleksi.

Anies Baswedan membuka pidato dengan mengingatkan kita semua tentang perjuangan bangsa Indonesia menjadi NKRI. Juga tentang prinsip-prinsip dasar demokrasi. Juga tentang demokratisasi sumber daya alam.

Juga tentang bagaimana keberadaan negara melalui pemerintahan yang menjabat seharusnya melunasi janji kemerdekaan. Janji untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan yang merata.

"Merdeka bukan hanya untuk menggulung kolianiasme. Merdeka adalah menggelar keadilan untuk semuanya. Menggelar kesejahteraan untuk semuanya." Ucap Anies dengan getar suara khas pemimpin.

Jejak Murni Negarawan

Anies Baswedan sadar betul keterbelahan akibat pilihan politik harus dihentikan. Ketegangan antar warga negara sebagaimana yang terjadi pada 2019 dan yang sudah-sudah harus distop.

Anies Baswedan tak ingin kesatuan dalam ber-NKRI tercederai karena hajatan politik lima tahunan, untuk itu Anies Baswedan membawa kesejukan dengan berpesan kepada siapapun untuk menjaga rasa persaudaraan. Anies Baswedan ingin kesatuan merekatkan bukan yang memecah belah.

"Jaga kemuliaan, jaga kehormatan perjuangan ini, kirimkan pesan-pesan yang mempersatukan."

Bagi Anies Baswedan tak ada kata musuh dalam politik. Hanya lawan. Dan lawan dalam kosa kata politik berarti sparing partner. Rekan berdialektika. Lawan dalam pemilu berarti teman dalam berdemokrasi.

"Ada lawan tapi tidak ada musuh. Musuh saling menghabisi. Lawan saling menguatkan. Lawan debat adalah teman berpikir. " Ujar Anies.

Dengan kiprahnya yang mentereng baik sebagai akademisi maupun dalam kapasitasnya yang pernah memiliki amanah politik, Anies Baswedan mengajak sparing partner nya di pilpres 2024 yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk mengedepankan kompetisi gagasan, kompetisi rencana, kompetisi rekam jejak, kompetisi karya. Bukan yang lainnya. Semata-mata untuk mencerdaskan rakyat.

"Ini bukan tentang satu orang, ini bukan tentang satu partai, ini adalah tentang nasib masa depan bangsa kita."

Ya, Anies Baswedan adalah sosok visioner. Berpandangan jauh. Politik Indonesia harus beyond, harus melampaui, harus menghindari, harus terbebas dari cara-cara kotor yang merendahkan martabat rakyat sendiri.

Butir-butir pemikiran semacam itu

yang disampaikan dalam pidato di Istora Senayan dan banyak titik di Indonesia menunjukkan bahwa Anies Baswedan memiliki sikap murni seorang negarawan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image