Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indonesiapos

Sosok Eza Yudha, Viral Karena Rela Keluar dari Status PNS Demi Keliling Dunia

Eduaksi | Thursday, 20 Apr 2023, 08:47 WIB

Inilah sosok pria Bernama Eza Yudha yang berani mengambil keputusan berat dalam hidupnya yaitu beralih profesi dari PNS menjadi full time traveller.

“Keluar PNS itu seperti pindah keyakinan, ditentang keluarga, bergulat dengan diri sendiri, dan dipenuhi rasa ketakutan sekaligus penasaran tentang masa depan”.

Eza yang memang dari kecil memiliki minat tinggi dengan geografi, sejarah, dan biografi tokoh-tokoh dunia ini akhirnya bercita-cita untuk bisa berkeliling dunia. Hasrat ini semakin diperkuat saat duduk di bangku SMA mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke Jepang. Seakan pintu menuju penjuru dunia itu semakin terbuka.

“Biar gak dinyinyirin, keluarlah dari PNS, biar bebas jalan-jalan” selorohnya.

Sepulangnya dari Jepang, cita-citanya menjadi Marcopolo milenial harus tertunda karena harus melanjutkan kuliah di sekolah kedinasan dan wajib menjalani ikatan dinas sebagai PNS selama 10 tahun.

Tidak kehilangan akal, Eza memilih penempatan ke daerah yang bisa menyalurkan hobinya berpetualang seperti Papua, Lombok, dan Kalimantan, walaupun sebenarnya bisa mendapatkan di pulau jawa.

Setelah 10 tahun mengabdi kepada negara, Eza pun memutuskan untuk keluar dan memulai petualangannya keliling dunia.

“Yang terberat dari keputusan itu bukan tentang masa depan, tapi meyakinkan almarhum ibu saya bahwa saya bisa hidup dengan berkeliling dunia.”

Sejak SMA hingga lulus kuliah Eza sudah mengunjungi Asia Timur, ASEAN, dan Eropa, namun dia menyadari bahwa dunia itu luas dan rasa penasarannya mempelajari budaya asing menjadi semakin tinggi.

Negara pertama yang dikunjungi setelah berhenti jadi PNS adalah Amerika Serikat. “Gak gampang dapetin Visa USA, tapi sekalinya dapet visa sakti ini, kamu akan mudah untuk bisa mendapatkan visa ke negara lain.” Pungkasnya mengutarakan alasan kenapa memilih Amerika Serikat terlebih dahulu sebelum yang lain.

Sudah 69 negara yang dikunjungi di 5 benua, dan setiap negara yang dikunjungi, Eza selalu membuat catatan kecil tentang budaya, makanan, dan sejarahnya. Kegiatannya berkeliling dunia ini selain dengan tabungan pribadi, juga berkat dukungan dari travel agency tempat dia bergabung.

“Saya suka Amerika, karena secara personal mereka lebih expressive dan senang berdiskusi, saya lebih sering ngobrol dengan penduduk lokal di Amerika dibandingkan dengan Eropa. Namun Eropa wajib dikunjungi karena pemandangan dan seni arsitektur renaissance nya yang indah. Untuk Asia, paling berkesan saat bisa menginjakkan kaki di Masjid Al-Aqso di Yerusalem. Terlepas dari siapapun kamu, agamamu apa, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Menjadi traveller itu harus mawas diri, harus jaga nama baik Indonesia, kita juga ambil hikmah dari setiap tempat yang dikunjungi, ambil budayanya yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,”Imbuhnya.

Eza juga menceritakan suka dukanya saat berkeliling dunia. Pernah dicopet di Russia, kena tilang saat menyetir di Brussel, ditegur polisi saat salah parkir di Philadelphia, kena palak di Milan. Sukanya adalah punya banyak teman dari berbagai belahan dunia.

“Dengan berkeliling dunia, saya bisa menjadi manusia yang lebih kaya secara wawasan, lebih bijak dalam bersikap dan bergaul, menjadi lebih toleran dengan perbedaan, dan tentunya membagikan cerita ini kepada saudara dan teman,” Tegasnya.

Untuk itu Eza yang aktif di media sosialnya ini seringkali menjadi tempat konsultasi bagi netizen yang ingin bepergian ke luar negeri. Instagram @ezayudha2008, tiktok @ezayudha, dan facebook EZA YUDHA menjadi sarana untuk berbagi pengalaman dan ilmu berpetualang keliling dunia. Eza juga menjadi main contributor dan host bagi Youtube Channel official milik travel agency nya yaitu OTe Family.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image