Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Cindy Amelia

Peran Televisi Keagamaan dalam Kehidupan Masyarakat

Agama | Thursday, 16 Mar 2023, 07:54 WIB

Penyiaran Islam melalui televisi dapat menyatukan persepsi komunitas umat Islam dengan menerima pesan-pesan yang disampaikan secara bersama- sama dan seragam. Disamping juga dapat meminimalisir pengaruh westernisasi yang semakin marak digencarkan oleh media Barat. Televisi juga merupakan aspek penting bagi proses identifikasi nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat (khususnya umat Islam) yang terus berubah. Syekh Ali Mahfuz mengutarakan bahwa maju mundurnya Islam sangat tergantung pada kegiatan dakwah atau penyiaran Islam yang dilakukan oleh umat Islam itu sendiri. 2 Maka

dari itu, pemanfaataan media televisi sebagai media dakwah Islam untuk menyiarkan ajaran Islam, menarik untuk dibahas lebih lanjut. Dalam tulisan ini, sedikit banyaknya akan dibahas tentang penyiaran Islam melalui televisi dan hal- hal yang berkaitan dengannya.

Televisi telah berhasil mempengaruhi pemuda untuk bertingkah-laku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan di dalam program televisi tersebut. Dengan begitu, tingkah laku kaum muda masyarakat Indonesia khususnya sangat rentan dengan pengaruh televisi. Dalam hal ini para pendakwah membutuhkan perhatian serius merancang program dakwah guna disiarkan di televisi.

Tentu saja, mengenai peran televisi keagamaan dalam kehidupan diantaranya :

Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika: Televisi keagamaan dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Acara keagamaan yang membahas topik seperti integritas, kesetiaan, dan kasih sayang dapat membantu memperkuat karakter seseorang dan memperbaiki kualitas hidup.

Meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian: Televisi keagamaan dapat membantu meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan yang membutuhkan perhatian. Acara keagamaan yang mengajarkan tentang kepedulian terhadap orang miskin, pengungsi, atau bencana alam dapat membantu memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan sosial yang positif.

Memberikan inspirasi dan motivasi: Televisi keagamaan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang-orang untuk mencapai tujuan hidup mereka. Tayangan keagamaan yang mengajarkan tentang ketekunan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah dapat membantu memotivasi orang-orang untuk menghadapi tantangan hidup.

Menyediakan pendidikan keagamaan: Televisi keagamaan dapat menyediakan pendidikan keagamaan yang berkualitas bagi orang-orang yang tidak memiliki akses ke lembaga pendidikan keagamaan. Acara keagamaan seperti pengajian, tafsir, dan ceramah dapat membantu memperdalam pemahaman seseorang tentang agama dan memperkuat keyakinan mereka.

Mendorong dialog antaragama: Televisi keagamaan dapat menjadi sarana untuk mendorong dialog antaragama yang positif dan mengurangi konflik antar kelompok agama. Acara keagamaan yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, penghormatan, dan saling menghargai dapat membantu memperkuat hubungan antaragama dan mempromosikan perdamaian dan harmoni.

Untuk menciptakan paket siaran agama yang lebih variatif dan inovatif, sehingga dapat mengundang minat pemirsa, kiranya perlu diperhatikan azas penyiaran televisi dalam Islam dan beberapa teori komunikasi massa yang berkenaan dengan penyiaran televisi. Islam melalui kitab sucinya Al-Qur‟an menganjurkan agar ada sebagian pemeluknya (seperti insan pertelevisian) yang menyeru kepada kebaikan dan amar ma’ruf nahi mungkar, dengan cara yang lemah lembut (persuasif), tegas dan benar, serta dengan memberikan pelajaran atau nasehat (baik dengan ucapan atau tingkah laku).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image