Sebuah Pesan dan Makna Lirik Lagu "Putar Waktu" dari Album Fabula Oleh Mahalini
Sastra | 2024-07-05 15:03:08Mahalini Raharja, pada tanggal 23 Januari 2023 lalu merilis album yang bertajuk Febula. Salah satu track terbaru dalam album ini adalah ‘Putar Waktu’, sebuah lagu pop ballad yang memikat hati dengan cerita dan pesan yang dalam. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan pesan dan makna dalam lirik lagu putar waktu dengan pendekatan gaya bahasa pada lirik tersebut.
Sebelun itu perlu kita ketahui bahwa lirik lagu adalah sebuah penyampaian pesan singkat oleh penulis atau pun yang menyanyikan melalui kalimat-kalimat yang bertujuan untuk menciptakan suasana serta gambaran imajinasi kepada pendengar dengan menciptakan makna yang beragam. Dalam hal ini yang artinya mahalini sebagai penyanyi ingin menyampaikan perasaan tersebut melalui suara indahnya itu dan mahalini sebagai penulis juga berusaha untuk menyentuh pendengar melalui lirik dengan kalimat-kalimat yang indah.
Album ini berisikan 10 lagu dan salah satu lagu itu berjudul "Putar Waktu", putar waktu merupakan lagu ke empat didalam album yang lirik lagu-nya ditulis oleh Mahalini dan Tintin. Mahalini ikut berpatisipasi dalam penulisan lirik lagu yang ia nyayikan, mahalini mengatakan dalam wawancaranya bahwa lagu ini merupakan lagu yang ia tulis untuk menyampaikan keinginnan kecilnya untuk kembali kemasa kecil, dimana masa itu ia tidak harus memimikirkan keras dan kejamnya dunia, dan megatakan pada masyarakat bahwa ia juga manusia yang tidak sempurna.
Lagu 'putar warna' banyak di dengar dan diterima oleh masyarakat indonesia terutama meraka yang merasakan berhubungan dengan lagu tersebut, mereka yang mendengarkan terkadang orang-orang yang berkeingin untuk memutar waktu masa kecil mereka. Banyak komentar dalam lagu tersebut manuliskan bahwa masa kecil adalah hal yang menyenangkan, mereka merasakan waktu terlalu cepat membawanya pada kedewasaan yang mereka kira manjadi dewasa juga menyenangkan dan nyatanya tidak seperti itu.
Tidak mengherankan lagi lagu ini telah di dengar lebih dari 10,2 juta pendengar setiap bulannya di Spotif, karena lagu ini tidak hanya didengar oleh anak-anak muda saja namun lagi ini dapat di terimana dan di nikmati disemua kalangan. Oleh karen itu saya mencoba untuk mengartikan pesan dan makna pada lagu 'Putar Waktu' dengan pendekatan dari gaya bahasa yang saya pahami dan saya analisis dapat dalam lirik tersebut.
Tema Putar Waktu
Pada tema 'putar waktu' menunjukkan keinginan untuk kembali kemasa lalu, seseorang yang menginginkan kembali pada masa-masa dimana kebahagian dan tawa tanpa beban bersama dengan orang-orang terkasih dan tersayang. Saya dapat melihat bahwa gaya bahasa pada tema tersebut menggunakan gaya bahasa perbandingan metafora yang mana gaya tersebut metafora merupakan sebuah majas perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata atau tingkatan lain.
Sebuah pesan dan makna dari lirik lagu Putar Waktu oleh Mahalini
Waktu ke waktu kulewati
Melihat diriku tak kecil lagi
Tuan dan putri mulai menghakimi
Berkata usik tak nyaman di hati
Pada sepenggal lirik di atas dapat kita lihat bahwa dalam lirik tersebuat banyak makna yang menggambarkan masa kecil yang telah terlewari begitu cepat tak terasa waktu berlalu, lalu pada kalimat tuan dan putri mengambarkan masyarakat dan keadaan sekitar yang mulai menuntut diri untuk tampil sempurna tanpa melihat bahwa tidak ada kenyaman dengan keadaan yang memaksa untuk terus sempurna. Mahalini telah menggambarkan dalam lirik itu bahwa dirinya telah beranjak dewasa begitu cepat dari waktu kewaktu, dan kini masyarakat mulai menghakimi dan mengusik hatinya karena paksaan untuk selalu sempurna di hadapan mereka.
Bukahkah aku manusia sama seperti mereka
Tetapi mengapa seolah paling sempurna
Dalam bait kedua ini mahalini juga mengungkapkan kesedihannya melalui kalimat bukankah aku manusia sama seperti mereka, tetapi mengapa seolah peling sempurna. Lirik tersebut mengatakan bahwa ia juga sama seperti manusia lainnya yang bisa saja tidak sempurna namun kenapa tuntutat itu terus ia dengar seolah ia si paling sempurna.
Seandainya bisa kuputar waktu
Kan ku kembali ke masa kecilku
Tak harus mengerti rasanya pilu
Hadapi kerasnya dunia
Dalam bait pada akhir lirik ini penulis berusaha mengungkapkan isi hati yang ia rindukan dengan berharapa dapat memutar waktu untuk kembali kemasa kecil dengan tidak harus memahapi apa artinya sakit dan rapuh karena mengdapi kejamnya dunia dan kerasnya kehidupan.
Gaya bahasa dan majas yang di gunakan pada lirik lagu "Putar Waktu"
Pada beberapa sepenggal lirik lagu 'putar waktu' saya menemukan adanya gaya bahasa yang di gunakan dalam kalimat-kalimat tersebut, berikut bukti yang menurut saya lagu tersebut memakali gaya bahasa yang saya pahami.
1. Waktu ke waktu kulewati
Pada separuh bait di atas gaya bahasa yang digunakan dalam lirik tersebut memakali Majas Tautologi yang mana majas tersebut diperuntukkan untuk mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat di sini menjelaskan "Waktu ke Waktu".
2. Tuan dan putri mulai menghakimi
Pada bait diatas menunjukkan adanya sebuah gaya bahasa atau Majas Perbandingan Alegori yang dimana majas alegori adalah majas yang membandingkan suatu hal secara tidak langsung melalui kisasn atu penggambaran yang berhubungan dalam kesatuan yang utuh, kalimat tersebut di jelaskan dalam lirik "Tuan dan Putru" yang menggambarkan masyrakat pria dan wanita.
3. Seandainya bisa kuputar waktu
Kan ku kembali ke masa kecilku
Tak harus mengerti rasanya pilu
Hadapi kerasnya dunia
Dalam bait di atas menjelaskan adanya gaya bahasa pertentangan pada Majas Hiperbola yang mana majas tersebut berati melukiskan peristiwa atau kaadaan dengan cara berlibih-lebihan, hal tersebut di buktikan pada lirik "Seandainya bisa kuputar waktu, kan ku kembali ke masa kecil, tak harus mengerti rasanya pilu, hadapi kerasnya dunia" yang artinya lirik tersebut mengungkapkan arti kuputar waktu untuk kembali kemasa kecil demi tidak merasakan sakit atau pilu karna tidak ingin menghadapi kanyaatan.
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa pesan dan makna dari lirik lagu 'putar waktu' oleh mahalini telah menggabarkan sebuah pesan keinginan seorang untuk kembali pada masa kecil yang nama ada kebahagian dan senyuman tulus bersama orang tersayang, makna yang dapat di ambil dari lirik lagu tersebut juga menunjukkan adanya beberapa gaya bahasa yang di pakai dalam lirik, seperti majas tautologi, majas alegori, dan majas hiperbola.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.