Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image anjani

Peran Televisi Keagamaan Terhadap Kehidupan

Agama | Wednesday, 15 Mar 2023, 21:25 WIB

Peran media tampaknya sangat penting di era teknologi informasi sekarang ini. Tujuan pertama dari perkembangan media adalah untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat, jika media (khususnya televisi) sebagai sumber informasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dan juga merupakan sarana komunikasi persuasif yang sangat efektif, untuk itu diperlukan perhatian-perhatian yang lebih serius terhadap media-media tersebut. Maka sangatlah tepat dan merupakan suatu langkah yang maju kalau media juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyiarkan ajaran keagamaan.Televisi merupakan gabungan antara media suara dan gambar, yang dapat bersifat politis, tetapi juga bersifat informatif, menghibur dan mendidik, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu di mana penonton dapat bersantai dan menonton sambil duduk tanpa sengaja melihatnya. Penyampaian pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga informasi yang disampaikan oleh televisi mudah dipahami, terdengar jelas dan terlihat secara visual. Televisi juga merupakan salah satu media modern yang dapat digunakan untuk berdakwah saat ini. Televisi memiliki satu tujuan, yaitu mengingatkan masyarakat akan isi pesan yang disampaikan. Sebagai sarana komunikasi, televisi dapat menjadi saluran yang menarik untuk menyampaikan pesan-pesan baik kepada masyarakat. Termasuk pesan-pesan keagamaan yang biasa disebut dengan dakwah.

Lalu bagaimana peran televisi keagamaan terhadap kehidupan?Menyiarkan agama dalam Islam merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim, sebab hal tersebut diperintahkan oleh ajaran islam sendiri. Seperti yang di sabdakan Rasulullah SAW : “Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat.” (HR. Bukhari no. 3461).Siaran keagamaan di televisi dapat menyatukan persepsi umat beragama dengan menerima pesan-pesan yang disampaikan secara bersama-sama dan serempak. Televisi juga merupakan media yang dapat mempengaruhi tindakan masyarakat karena pesan yang disampaikan televisi menggunakan bahasa lisan dan gambar yang bersifat santai sehingga mudah dipahami oleh audience. Selain itu, pengaruh Westernisasi yang semakin diperkuat oleh media Barat dapat diminimalisir. Televisi juga merupakan bagian penting dari proses identifikasi nilai-nilai yang selalu berubah yang diterima oleh masyarakat (khususnya umat Islam).Jika diamati program TV Keagamaan selalu memiliki rating yang cukup bagus, pasalnya banyak iklan yang di muat ketika acara di tayangkan. Acara religi ini bersifat mendidik, dalam hal ini seperti acara Tabligh Akbar yang biasa ditayangkan setiap sore oleh TV One, mampu memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat yang menyaksikan acara tersebut. Program televisi dalam moment keagamaan memang dikemas dengan nuansa keagamaan, moment keagamaan itu misalnya natal, Ramadhan dan Idul Fitri. Kemasan yang ditayangkan ke khalayak dapat berupa iklan, sinetron, kontest bakat yang berhubungan dengan religi, talk show, film, infotainment dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk menaikkan rating, karena dalam hal ini khalayak juga biasanya memang membutuhkan program-program tersebut. Dengan adanya program televisi yang bertajuk keagamaan, bisa membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat.Dampak positifnya cara berpakaian artis menjadi islami saat dan setelah Ramadhan yang bisa diimitasi oleh fansnya. Sedangkan dampak negatifnya yaitu program-program yang ditayangkan saat sebelum berbuka, setelah berbuka, saat terawih dan setelah terawih bisa menarik penonton sehingga rutinitas keagamaan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan atau ditinggalkan serta iklan-iklan di televisi jika dikaitkan dengan tradisi di Indonesia pada moment keagamaan bisa menciptakan gaya hidup yang konsumerisme.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image