Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image isdie

Nisfu Syaban antara Adat vs Syariat

Agama | Monday, 06 Mar 2023, 08:43 WIB
Nisfu Sya'ban diyakini sebagai hari istimewa dan merupakan gerbang menuju Ramadhan

Bulan Sya’ban merupakan bulan Hijriyah pintu masuk ke bulan Ramadhan, di bulan Sya’ban menjadi momentum tersendiri bagi umat muslim dimana di bulan Sya’ban nabi Muhammad meningkatkan ibadahnya dibanding dengan bulan sebelumnya.

Hal itu dikarenakan nabi ingin membiasakan kepada umatnya untuk mulai memanasi kebiasaan ritual dalam beribadah mengingat setelah bulan Sya’ban ada bulan Ramadhan, yang semua tahu di bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan ritual peribadatan baik yang wajib maupun yang Sunnah diantara yaitu puasa,sholat taraweh, itikaf serta peribadatan pendukung lainnya.

Berpijak pada tingkat peribadatan di bulan Ramadhan yang begitu tinggi, maka Rasulullah mulai mengajak meningkatkan peribadatan di bulan Sya’ban sehingga dalam menapaki bulan Ramadhan menjadi lebih efektif dan efisien

Peningkatan peribadatan di bulan Sya’ban menjadikan beberapa golongan umat antusias untuk meningkatkan dan memperbanyak ibadah, salah satunya menjadikan malam ke lima belas di bulan Sya’ban yang dikenal dengan sebutan malam Nisfu Sya’ban sebagian umat meningkatkan amal peribadatan dengan berbagai kegiatan seperti dzikir bersama, selamatan bersama dan lainnya, kegiatan tersebut seolah menjadi tradisi turun temurun yang tidak bisa dilepas dari ikatan kultur masing masing meskipun Rasulullah tidak memberikan detail contoh peribadatan di bulan Sya’ban yang dikhususkan pada malam ke lima belas bulan Sya’ban.

Kontroversi menjadi perdebatan yang tidak ada ujung serta kesepakatan dalam mengakhiri. Masing-masing mempertahankan pendapat dan dasar yang menjadi pijakannya dan perdebatan serta perbedaan malam Nisfu Sya’ban akan berlarut-larut tanpa henti karena hal itu terkurung dalam adat dan syariat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image