Jer Demokrasi Mawa Bea (Tidak ada Demokrasi yang Gratis)
Politik | 2023-01-23 00:01:34Freedom is not free. Bahwasanya kebebasan tidaklah gratis. Di Amerika kata kata ini sangatlah populer. Kalimat tersebut memiliki makna yang amat kelam dibaliknya, yang dimana kalimat tersebut adalah ukiran sejarah yang Panjang dalam perjuangan memperoleh dan membangun demokrasi. Banyak modal yang harus dikeluarkan utuk mencapai itu semua.
Jika kita kembali mengingat ingat berapa banyak korban yang juga telah gugur pada peristiwa Trisakti dan Semanggi serta berbagai kejadian yang terus berlangsung pada saat Reformasi tahun 1998 baik itu mahasiswa, aparat dan Masyarakat. Rasa rasanya telah terlalu banyak yang telah dikorbankan dalam pemperjuangkan Demokrasi di tanah air tercinta kita ini yaitu Indonesia. Rasa kesal, marah dan sedih masih sangat menyayat lubuk hati kita ini atas jatuhnya banyak korban pada kala itu.
Ibu Pertiwi menangis merasakan kepedihan yang tak terjangkau. Pikiran kita meronta ronta membayangkan kenapa untuk membangun cita-cita yang luhur yang disebut demokrasi harus meminta harga yang sedemikian mahal? Kenapa harus ada yang terbunuh, hilang tanpa jejak, benturan bahkan pembunuhan hanya untuk itu. Membangun demokrasi tentu saja membutuhkan biaya, Jer demokrasi mawa bea.
Tetapi rasa rasanya kita tidaklah rela bila biayanya terlalu mahal. Apalagi yang harus menanggung adalah Mahasiswa, Masyarakat dan para prajurit rendahan. Tetapi justru para penguasa terlena dengan kekuasaanya, menghianati rakyatnya yang sejatinya mereka sejahterahkan. Mereka berdansa dan menari bebas dengan para Oligarki, saling tertawa melakukan tindak Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Tapi mereka lupa bahwasanya demi demokrasi pasti selalu ada barisan barisan yang tak terputus untuk memperjuangkannya. Masih ada Mahasiswa yang tetap teguh memperjuangkan apa itu yang namanya demokrasi, meski tetap masih banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. Masih ada masyarakat yang tetap solid mensuport perjuangan para Mahasiswa demi memenangkan serta mengembalikan demokrasi ketangan rakyat.
Mereka yang tak takut akan segala kemungkinan, mereka yang terus melawan ketidakadilan, mereka yang tak kenal lelah berjuang, mereka yang meninggalkan kelas kelasnya untuk memastikan berjalannya roda demokrasi yang baik dan benar pasti selalu ada. Maka dari itu perjuanagan yang penuh darah dan air mata tidaklah berhenti, ini lah rangkaian perjuangan serta cita cita luhur yang terus diemban demi terciptanya demokrasi tanpa penindasan, mereka yang terus maju melawan masih ada dan terus berlipat ganda.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.