Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arum Pusporini

Perempuan Tombak Utama, Cegah Stunting Anak

Eduaksi | Friday, 13 Jan 2023, 16:33 WIB

TANGSEL. - Sebanyak kurang lebih 24 persen anak Indonesia mengalami stunting di tahun 2022. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan tren penurunan stunting, namun nyatanya masih banyak PR yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam membantu menurunkan angka tersebut.

Ilustrasi: Perempuan Cegah Stunting Anak (sumber: Gizidat Official)

“Pemerintah menargetkan penurunan stunting sebesar 14% di tahun 2024, dan Kemenkes akan melakukan pendekatan serta pendampingan dalam penangannya”, ujar Prof dr Dante Saksono dalam Forum Nasional Stunting 2022, (6/12).

Stunting berkaitan erat dengan perempuan, karena perhatian khusus di 1000 hari pertama kelahiran (HPK). Untuk memiliki gizi yang seimbang pastikan si kecil mendapat asupan protein agar terhindar dari gangguan kesehatan atau stunting.

Sebagai informasi, periode ini dimulai saat pembuahan sampai 2 tahun setelah kelahiran. 1000 HPK terbagi menjadi 370 hari (umur 9 bulan pada masa kehamilan), 180 hari (kurang lebih 6 bulan masa pemberian ASI eksklusif), dan 550 hari (saat 18 bulan masa pemberian ASI dan MPASI).

Terkait hal itu, dr. Muhammad Rizki DM, M.Ked.Klin, Sp.A dari rumah sakit umum daerah Kabupaten Cianjur mengatakan, “golden period anak sangat berkaitan di 1000 HPK, nutrisi di masa tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya". Ujarnya, dalam Live Instagram Gizidat (12/01).

Bahkan sejak seorang gadis masih remaja yang perlu memperhatikan pola makan. Hasil dari gaya hidup yang buruk bisa membuat perempuan terlalu kurus karena kekurangan zat besi (anemia). BKKBN mencatat sekitar 22.432 calon pengantin perempuan mengalami anemia berat sebanyak 4.190.

“Kemungkinan besar saat ibu mengalami anemia, nantinya pertumbuhan dan perkembangan anak ikut berdampak dan bisa mengalami stunting”. tutupnya.

Gizidat sebagai salah satu brand yang membantu perempuan Indonesia bergerak melawan masalah stunting di Tanah Air, kandungan ekstrak ikan sidat yang terkenal di Negeri Sakura dan bagian Eropa menjadi makanan mahal yang gizinya tak kalah dengan ikan salmon. Vitamin A, E, dan asam lemak tak jenuh sangat baik untuk perkembangan otak anak.

Selain itu, kandungan madu hutan alami dan berbagai macam ekstrak temulawak telah dipercaya menambah daya tahan tubuh serta pendorong nafsu makan anak. Madu yang digunakan bukan madu ternak, melainkan madu hutan asli yang terdapat banyak manfaat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image