Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Noverio Rifki Pratama

Open Minded yang Berujung Kepada Melanggar Syariat

Eduaksi | Tuesday, 13 Dec 2022, 12:35 WIB

Gita Savitri atau biasa di sebut dengan Gitasav adalah Youtuber dan influencer asal Indonesia yang kini sedang tinggal di Jerman. Nama Gitasav belakangan ini menjadi topik perbincanganhangat warganet di media sosial, setelah pernyataannya tentang world cup 2022 yang dianggap kontroversi.

Ia menanggapi mengenai peraturan kebijakan mengenai LGBTQ di Qatar sebagai tuan rumah piala dunia 2022, sebagai influencer di kalangan anak muda seperti sekarang ini tentu saja dia cukup berpengaruh di tambah lagi kebanyakan pengikutnya itu anak millenial yang tentu saja bisa merubah pikiran yang menjadi pengikut setianya.

Tidak hanya itu pernyataan-pernyataannya yang menuai kontroversi sebagai mana yang ia nyatakan, ia pernah bilang bahwa tidak ingin punya anak (childfree) yang tentu saja ini berakibat fatal terhadap kesehatan wanita itu sendiri, dia mengatakan "Jadi sebenarnya aku sama Paul itu childfree, kita memang nggak ada rencana untuk punya anak, kita penginnya berdua aja. Mungkin ini terlalu ekstrem kali ya," ujarnya di dalam channel YouTube-nya tahun 2021 lalu, diantara akibat childfree ialah wanita yang menyatakan untuk tidak memiliki anak berakibat mempunyai kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. Tidak hanya itu, kondisi ini juga meningkatkan risiko kematian di usia muda.

Juga ia menyatakan komentar melalui komentar di story instagramnya mengenai aksi tutup mulut Jerman di laga melawan Jepang yang akhirnya kalah 2-1, dia mengatakan “Di satu sisi kaya virtue signaling ya kaya, can you do something more than that? Di sisi lain, LGBTQ phobia has real life consequences. People lost their lives due to their gender & sexuality so it’s better than not saying anything at all.” Yang intinya ia seolah-olah membela kampanye LGBTQ tersebut, “FIFA is corrupt and Qatar justifying homophobia by using “this is our culture” is big no" Tambahnya. Dimana ia menambahkan komentar yang lebih menunjukan sikap membela tersebut dengan mengatakan “this is our culture” (ini kultur kami), yang dimana ia memang sedang tinggal di Jerman. Dan masih banyak pernyataan-pernyataannya lain yang membuat publik media sosial geram dengan pernyataannya ini, saya juga sebagai orang yang mengikuti dia di Instagram jadi mulai geram dengan sikap-sikapnya yang menuai kontroversi.

Yang saya ingin angkat disini mengenai open minded apa itu open minded? Open minded adalah berpikiran terbuka. Keterbukaan pikiran adalah karakteristik yang melibatkan penerimaan terhadap beragam ide, argumen, dan informasi. Berpikiran terbuka umumnya dianggap sebagai kualitas positif. Ini adalah kemampuan yang diperlukan untuk berpikir kritis dan rasional. Tentu saja kita sebagai individu yang berada di lingkungan sosial sudah barang tentu menemukan berbagai sikap atau cara orang yang berbeda terhadap segala sesuatu yang dimana perbedaan itu sebuah ke niscayaan, sudah pasti kita harus menerima itu dengan pikiran yang terbuka, akan tetapi yang kita temukan saat ini sudah sangat jauh apalagi di lihat dari segi norma ke agamaan, kita sebagai umat beragama juga harus tetap mempertahankan pendirian kita dan menjalankan syariat Islam dengan baik, sejauh perbedaan itu masih bisa di maklumi di timbang dari segi syariat kita masih bisa menerimanya berbanding terbalik jika semua itu berbeda atau bahkan berlawanan dengan syariat maka sikap kita harus menolaknya, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Jatsiyah:18""""

ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”

Itulah landasan bagaimana kita harus tetap menjalankan syariat Islam dengan baik, janganlah kita mengikuti orang yang belum mengetahui atau bahkan yang memang tidak ingin tahu. Kita sebagai generasi Islam masa kini harus sebisa mungkin menjalankan syariat Islam dengan kemampuan terbaik kita. Jangan hanya karena orang yang memang dasarnya tidak ngaji kepada seorang guru yang hanya karena perkataannya yang bagus kita terpengaruh maka dari itu mulailah dari sekarang kita mulai menuntut ilmu agama melalui ustadz/kiyai langsung yang memang sudah ada sanad keilmuan yang menyambung kepada Rasulullah Saw.

Dan apa itu liberal, Liberalisme adalah faham yang kemudian mengantarkan kepada adanya kebebasan kemerdekaan secara perorangan di semua bidang, baik itu di dalam bidang politik, ekonomi ataupun juga agama. Secara umum, liberalisme tersebut ini ialah mencita-citakan masyarakat yang bebas, yang kemudian dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi tiap-tiap atau masing-masing individu.

Dilihat dari pengertian diatas ditakutkan adanya sebuah bentuk gerakan yang di lakukan semua masyarakat yang menunjukan sikap ingin bebas dan menyaret kepada terlanggar nya perintah atau larangan syariat Islam yang membuat kita seolah-olah seperti orang yang tidak beragama.

Disinilah terlihat begitu pentingnya kita berpikiran yang open minded tetapi tidak lepas dari tuntutan syariat yang di bebankan kepada kita sekarang ini, sebagai seorang muslim kita juga harus open minded tidak boleh kaku karena notabene-nya Islam itu agama yang sangat bertoleransi terhadap perbedaan yang ada dari dulu sampai saat ini, maka dari itu tugas kita sekarang ini sebagai generasi Islam muda di akhir zaman ini di dalam menghadapi segala perbedaan saat ini kita tidak boleh terlepas dari ketentuan-ketentuan syariat dan menjalankannya sebisa/sekuat mungkin yang kita bisa.

Dan selalu menjaga diri dari orang-orang yang mengutak-atik ayat Al-Qur’an supaya sesuai dengan hawa nafsunya, juga tidak gampang menerima pemikiran-pemikiran orang yang tidak tahu dari mana ilmu itu dia dapatkan. Saya berharap untuk kita khususnya generasi Islam muda selalu dalam lindungan Allah SWT, kita di beri kekuatan dalam menjalani kehidupandi zamanmillenial ini, dan kita di jadikan orang selalu ingin mengetahui kebenarannya sebuah fenomena yang ada atau yang baru ada di zaman ini, jangan menjadi orang yang menutup mata ketika ada suatu hal yang menyimpang dan kita sebagai umat muslim selalu dalam lindungan Allah SWT dan mampu menjalankan perintahnya dan segera menjauhi segala larangannya amin ya rabbal ‘alamin.

Akbar Rivansyah Zajuli, Prodi Pendidikan Agama Islam, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image