She Hulk Attorney at Law: Superhero Perempuan Baru
Gaya Hidup | 2022-10-30 21:56:23Marvel baru baru ini kenalkan karakter She-Hulk dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) yang tayang sejak tanggal 17 Agustus 2022. She-Hulk merupakan superhero yang berwujud manusia hijau super kuat versi perempuan dengan nama asli Jennifer Walters. Ia merupakan sepupu langsung dari Bruce Banner alias Hulk yang diperankan oleh Mark Ruffalo.
Film yang relate dengan pengalaman perempuan ini digarap langsung oleh 2 sutradara perempuan. Dalam 9 episode yang tayang, penggarapan serial She: Hulk dibagi arahannya oleh dua sutradara. Episode 1,2, 3, 4, 8, dan 9 akan dipimpin oleh Kat Coiro.
Sementara itu episode 5, 6, dan 7 akan diarahkan oleh sutradara Anu Valia. Selain itu, serial ini juga menggandeng Jessica Gao, kreator Rick & Morty sebagai penulis naskahnya serta Kevin Feige sebagai produser
Sangat menarik dengan hadirnya film yang digarap oleh perempuan pasti akan menghasilkan produk yang bisa mengakomodir pengalaman kolektif perempuan. Pengalaman unik dengan segala beban dan diskriminasi gender yang dialami perempuan di masyarakat patriarki, sehingga dapat dipastikan tayangan ini memperlihatkan bagaimana karakter utama dalam film ini begitu mewakili suara perempuan ditengah-tenngah masyarakat yang patriarki.
Sejak episode pertama penonton diajak untuk mengetahui pergulatan perempuan tiap harinya lewat protagonis utamanya, Jennifer Walters atau biasa dipanggil Jen. Jennifer Walters memiliki gelar sarjana hukum. Dia pun mempertahankan kepribadiannya sebagai She-Hulk, itu berarti She-Hulk adalah seorang pengacara.
Ketika berada di kantor, Jen memiliki kolega yang sangat patriarki yaitu Dennis Bukowski. Bukowski ini tipe laki-laki yang merasa dirinya lebih hebat dan pintar dari perempuan. Bagaimana sampai disini relate dengan permaslahan perempuan yang mengakar di masyarakat bukan?
“I am great at controlling. I do it all the time.When I’m catcalled in the street. When incompetent men explain my own area of expertise to me. I do it very much every day, because if I don’t. I will get called emotional, or difficult, or might just literally get murdered” cuplikan kata kata jen dari film ini.
Kata-kata Jen ini memang beresonansi sekali dengan perempuan. Bayangkan saja sudah berapa banyak perempuan yang dibungkam suaranya di kantor mereka sendiri. Berapa banyak perempuan yang justru direviktimisasi ketika mengalami pelecehan dan kekerasan seksual, karena dianggap lebay atau mengada-ada atas pengalaman yang mereka alami. Dan sudah berapa banyak saja perempuan yang secara harfiah dibunuh karena berusaha membela dirinya sendiri dari laki-laki yang merasa punya hak kuasa atas mereka?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.