Instrumen Distribusi Islam menjadi solusi Pengentasan Kemiskinan
Ekonomi Syariah | 2022-10-12 07:46:58Indonesia adalah bangsa yang dihuni oleh 87% penduduk yang beragama Islam namun sebagian penduduknya masih hidup dalam keadaan sulit. Laporan Badan Penduduk Statistik (BPS) melaporkan bahwa 10.9% hidup di bawah kemiskinan dengan instrumen garis kemiskinan Rp 425.250 per kapita per bulan yang jika dirata-ratakan dari sisi penghasilan adalah mendekati penghitungan penghasilan Upah Minimum Regional (UMR) . Sementara itu rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia adalah Rp. 2,8 juta . Angka tersebut menggambarkan bahwa penduduk Indonesia umumnya masih di ambang garis kemiskinan. Kemiskinan sendiri merupakan keadaan dimana ketidakmampuan individu/kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Salah satu penyebab dari masalah kemiskinan ialah Ketimpangan distribusi pendapatan. Ketimpangan distribusi pendapatan merupakan masalah perbedaan pendapatan antara masyarakat atau daerah yang maju dengan daerah yang tertinggal. Semakin besar jurang pendapatan maka semakin besar pula variasi dalam distribusi pendapatan yang akan menyebabkan terjadinya disparitas pendapatan. Proses inilah yang telah menyebabkan yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin.
Apa solusinya menurut agama islam?
Dalam Al-Qur'an Allah SWT memberikan seruan agar umat Islam memberikan sebagian harta yang dimilikinya kepada golongan yang kurang mampu, ayat seruan tersebut terletak di berbagai surat Al-Qur'an dalam bentuk yang berbeda-beda salah satunya yaitu Surah Al-Hasyr ayat 6-7, Surah At-Taubah ayat 60 dan surah At-Taubah ayat 103. Yang Berarti mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki adalah sebuah urgensi, karena di ayat yang lain Allah mencela dan memberikan gambaran yang buruk bagi manusia yang hanya menumpuk harta dan mengumpulkan kekayaan.
Sistim Ekonomi Islam mempunyai solusi agar tidak terjadi penumpukan harta di satu golongan saja yang akan berdampak pada terjadinya masalah kemiskinan, yaitu melalui instrumen distribusi dalam islam sebagai berikut:
1. Zakat
Zakat sebagai Model Distribusi Wajib Individu Kesadaran untuk menunaikan kewajiban zakat bagi setiap muslim merupakan kata kunci bagi terciptanya umat yang sejahtera. Hal ini karena kewajiban membayar zakat merupakan poros utama dalam sistem keuangan Islam (fiskal) dan sejalan dengan prinsip distribusi dalam Islam agar harta tersebar pada seluruh rakyat.
2. Wakaf
Menurut istilah wakaf diartikan sebagai suatu pemberian yang dilakukan dengan cara menahan (kepemilikan) untuk dimanfaatkan guna kepentingan umum. harta wakaf sepenuhnya, digunakan untuk kemaslahatan umat. Wakaf pada dasarnya sejalan dengan tujuan ekonomi modern, menjadi cara yang lebih baik untuk mendistribusikan pendapatan di masyarakat dengan memberikan solusi terhadap pemenuhan kebutuhan publik. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan wakaf bagi kepentingan masyarakat luas, seperti halnya penggunaan dana wakaf untuk menyediakan air bersih, mendukung terciptanya institusi pendidikan, riset dan perpustakaan yang akan membantu perkembangan kualitas sumber daya manusia.
3. Warisan
Dari fakta sejarah terbentuknya konsep waris Islam, dapat dianalisis bahwa waris dalam Islam erat kaitannya dengan distribusi kekayaan dalam keluarga, terutama agar terciptanya keadilan dalam pembagian harta waris. Hal ini tidak terlepas dari konsep Islam bahwa harta harus tersebar di masyarakat bukan terkumpul pada satu dua orang saja. Konsep waris Islam merupakan mekanisme distribusi kekayaan dan jaminan sosial riil dalam keluarga. Terlepas dari perbedaan penafsiran dalam ranah hukum, pembagian harta waris dalam keluarga secara ekonomi dapat membantu dalam menciptakan distribusi kekayaan secara adil dan mampu membantu mengurangi kesenjangan dalam distribusi kekayaan. Membagikan harta waris kepada ahli waris yang berhak baik disebabkan oleh hubungan perkawinan, kekerabatan maupun perwalian, secara langsung telah menciptakan jaminan sosial dalam keluarga, agar diantara anggota keluarga tidak terjadi ketimpangan dalam memperoleh kekayaan.
4. Infaq dan Sedekah
Penekanan terhadap sikap berinfak dan bersedekah merupakan sarana yang tepat untuk membantu menciptakan masyarakat yang peduli akan kondisi sosial, karena pada dasarnya setiap manusia harus menyadari bahwa setiap individu tidak dapat hidup sendiri, dan sebaliknya membutuhkan orang lain. infak dan sedekah keahlian dapat dilakukan dengan melihat profesi individu dan menyumbangkan keahliannya dalam satu wadah atau lembaga yang dikelola secara bersama-sama dan didirikan dari harta wakaf. seperti halnya lembaga pendidikan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA bahkan perguruan tinggi (PT) bagi mereka yang berprofesi menjadi guru atau dosen, dengan meluangkan sedikit waktu untuk mengajar.
Sesungguhnya jika dicermati lebih jauh keberadaan instrumen distribusi dalam sistem ekonomi Islam, maka akan membentuk satu mekanisme jaminan sosial yang menyeluruh, bukan hanya untuk kebutuhan pokok masyarakat namun lebih dari itu dengan instrumen-instrumen yang ada mampu menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.