Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muashofa Efida, S.Si., Gr.

MENCETAK ANIMATOR MELALUI FILANTROPI PENDIDIKAN

Lomba | Friday, 16 Sep 2022, 10:40 WIB
Sumber: Dokumentasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Siapa yang tak kenal animasi? Mendengar kata animasi, pasti yang terbersit adalah film kartun seperti doraemon atau film karya Disney. Dunia animasi tak akan pernah lekang oleh waktu. Film animasi tidak hanya melekat di hati anak-anak, namun juga pada remaja, dan dewasa. Tak heran apabila animasi akan menjadi salah satu suguhan yang hadir di semua stasiun televisi. Bahkan channel youtube yang saat ini menjadi trending hiburan masyarakat, konten animasi berhasil menggaet jutaan viewer.

Animasi Indonesia mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Era 80-an, dimulai dengan adanya film animasi 2D “Si Huma”. Berkembang muncul film animasi 3D “Hela Heli Helo” pada era 90-an. Era 2000, perkembangan animasi Indonesia semakin pesat, terdapat deretan film animasi seperti “Si Hebring”, “Keluarga Somat”, “Battle of Surabaya”, Kiko and Friends”, “Si Juki”, “Adit Sopo Jarwo”, dan “Nussa”.

Pembuatan satu karya animasi membutuhkan kerjasama beberapa pihak, diantaranya script writer, character designer, storyboard artist, background artist, colorist, sound engineer, dan video editor. Animasi adalah sebuah industri kreatif yang bisa dikatakan mahal dalam proses produksinya. Karya animasi bernilai seni tinggi tentu terlahir dari animator yang kompeten di bidangnya.

Sumber: Dokumentasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Pendidikan berperan penting dalam melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, termasuk SDM dalam bidang animasi. Dunia pendidikan bisa menyediakan wadah untuk mencetak animator, utamanya pada pendidikan tingkat menengah, karena usia remaja bisa dikatakan sebagai usia penuh kreativitas. Hal ini akan memiliki sebuah nilai apabila bisa tersalurkan menjadi karya kreatif.

Era digitalisasi menggeser budaya remaja, yang awalnya berkreasi secara manual menjadi digital. Pengembangan jurusan animasi pada pendidikan menengah, yaitu SMK, akan mampu memberikan kontribusi untuk mengembangkan dunia animasi Indonesia. Pengadaan fasilitas yang terbilang mahal bisa menjadi salah satu penyebab minimnya jurusan animasi di Indonesia. Disini pentingnya filantropi pendidikan untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan Indonesia. Filantropi itu sendiri dimaknai sebagai cinta sesama manusia dengan meluangkan energi, waktu, dan uang, atau dengan kata lain disebut sebagai kedermawanan.

Sumber: Dokumentasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo

PT. Wings Surya adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kebutuhan rumah tangga dan sanitasi. Perusahaan ini berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. PT. Wings Surya memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam bendera Yayasan Wings Peduli Kasih. CSR adalah suatu bentuk bisnis sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang memberikan dampak positif pada masyarakat. Pada tahun 2018, Yayasan Wings Peduli Kasih bekerjasama dengan SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo untuk mendirikan jurusan animasi. Anggaran yang disalurkan untuk pendirian jurusan animasi ini adalah anggaran CSR perusahaan yang sebelumnya lebih banyak dialokasikan pada bidang kesehatan dan sosial. Yayasan Wings Peduli Kasih memilih SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo sebagai penerima CSR karena sekolah ini mempunyai beberapa program teknologi informasi dan menerapkan pembelajaran berbasis paperless. Dipilihnya jurusan animasi karena industri animasi di Indonesia saat ini semakin berkembang sehingga pasti membutuhkan banyak animator.

Jurusan Animasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo adalah satu-satunya jurusan animasi yang ada di daerah kabupaten Sidoarjo. Pengadaan sarana dan prasarana pada jurusan ini diperoleh dari anggaran CSR PT. Wings Surya, maka tak heran apabila tercipta tempat belajar yang sangat elegan. Fasilitas yang disediakan terdapat laboratorium yang dilengkapi dengan PC (Personal Computer) dengan spek tinggi, Pen Tablet untuk menggambar, Macintosh dan Avid Artist Color untuk compositing. Fasilitas yang lain berupa ruang baca yang sangat artistik dan protokol kesehatan, seperti masker, hand sanitizer, dan UV lamp.

Sumber: Dokumentasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Sejak berdiri pada tahun 2018, jurusan Animasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo telah meluluskan dua generasi. Disini terlahir animator yang bisa menjawab tantangan global serta mampu memenuhi kebutuhan animasi masyarakat. Sebagian alumni bekerja di studio animasi, sebagian ada yang menjadi pekerja lepas animasi 3D, dan ada juga yang melanjutkan ke Pendidikan Tinggi. Ada juga yang menjadi kreator muda di bidang perfilman. Dialah Vitonio Anaresyunda Assaqafi, yang telah berhasil membuat dan memamerkan karya film indie dengan judul “Mugi-mugi (Semoga)”. Film ini bercerita tentang seorang gadis bernama Tari yang bercita-cita menjadi sinden untuk membahagiakan bapaknya. Tari belum sadar bahwa bapaknya telah meninggal, sehari-hari dia berimajinasi bahwa dia merayakan ulang tahun bersama bapaknya.

Ada lagi sosok siswa yang sudah berhasil menjalin kerjasama dalam pembuatan desain produk permen dari perusahaan lokal, dialah Muhammad Rafi Lazuardi yang saat ini duduk di bangku kelas XII jurusan animasi. Selain itu juga, beberapa siswa SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo mengembangkan wirausaha di bidang animasinya melalui open commission illustration, sehingga mereka bisa membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya meski masih berstatus siswa. Mereka diantaranya ada Aisyah Rosida dan Khailah Aura Putri dari kelas XII animasi, dan Shifa’ul Aulia Citra Pratiwi dari kelas XI Animasi. Tak hanya itu, penelusuran minat dan bakat anak Indonesia digelar melalui challenge untuk siswa SMP. Juara 1 dari challenge ini mendapatkan beasiswa full selama tiga tahun di jurusan Animasi SMK plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo. Tercatat Shifa’ul Aulia Citra Pratiwi sebagai siswa yang beruntung mendapatkan kesempatan langka ini. Bisa dikatakan bahwa program CSR PT. Wings Surya di SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo berhasil mencetak animator untuk mengembangkan dunia animasi di Indonesia.

CSR PT Wings Surya pada jurusan Animasi SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo adalah salah satu bentuk filantropi pendidikan yang nantinya bisa memberikan kontribusi pada perkembangan pendidikan di Indonesia. Seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pada Pasal 74 Ayat 1, bahwa perusahaan yang menjalankan usaha terkait sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Selain itu juga, CSR merupakan bentuk pengamalan dari sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Dengan kata lain, CSR dalam dunia pendidikan secara langsung menjadi sebuah media pembelajaran kontekstual dalam Kurikulum Merdeka mengenai implementasi Profil Pelajar Pancasila pada dimensi bergotong royong.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image