Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ifaturochmah

ANALISIS KORELASI STATISTIK ANTARA POPULASI JUMLAH PENDUDUK DAN MINAT BACA DI JABODETABEK

Edukasi | Wednesday, 07 Sep 2022, 22:49 WIB

Hasil penelitian pada 5 kota di jabodetabek untuk tingkat minat baca yang diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik (BPS): per tahun 2018 menunjukkan bahwa banyaknya populasi jumlah penduduk tersebut ada 22.605.083 orang, dimana Jakarta memiliki populasi jumlah penduduk terbesar (10.467.629 orang). Adapun sisa populasi jumlah penduduk tersebut tersebar di beberapa kota, yakni: Bogor (5.840.907), Depok (2.330.333), Tangerang (3.692.693), Bekasi (273.521).

Sementara jumlah minat bacanya ada 674.791 orang, dimana peringkat pertama diduduki oleh Jakarta (361.991). Adapun minat baca dari 4 kota lain nya yaitu: Bogor (100), Depok (73.555), Tangerang (213.945), Bekasi (25.200).

Tabel 1Statistik pada 5 kota Minat Bacadi jabodetabek

1.1. Analisis Data

Sebagai langkah awal, sebelum menentukan nilai koefisien korelasi Spearman diperlukan konversi data terlebih dahulu. Dalam hal ini populasi jumlah penduduk dijabodetabek yang merupakan variabel bebas (X) dan populasi minat baca di jabodetabek yang merupakan variabel terikat (Y) pada 5 kota dengan tingkat minat baca tertinggi di jabodetabek seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Koefisiensi Korelasi Spearman

Koefisien korelasi Spearman dapat ditentukan dengan memasukkan nilai n=5 yang merupakan banyaknya negara sebagai sampel dan jumlah nilai d yang merupakan jumlah selisih rank data jumlah penduduk dan pengguna internet pada tabel 2 ke dalam persamaan (2-1) sebagai berikut:

rs = 1 – 6 (12) = -344.6

5 (52 – 1)

Nilai rs = -344.6 ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara populasi jumlah penduduk dengan minat baca di jabodetabek dengan minat baca tertinggi di indonesia yang kuat dan positif, artinya setiap kenaikkan populasi jumlah penduduk pada umumnya tidak selalu diikuti oleh kenaikkan populasi jumlah minat baca pada 5 kota di jabodetabek.

Pengujian signifikan korelasi hubungan antara populasi jumlah penduduk di jabodetabek dengan jumlah minat baca di jaboetabek pada 5 kota di jabodetabek tersebut berdasarkan hasil hipotesis nihil (H ) dan hipotesis alternatif (H ) sebagai berikut: H adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara populasi jumlah penduduk di jabodetabek dengan jumlah minat baca di jaboetabek pada 5 kota di jabodetabek tersebut. H adalah ada hubungan yang signifikan antara populasi jumlah penduduk dengan jumlah jumlah minat baca di jaboetabek pada 5 kota di jabodetabek tersebut. Dari hasil perhitungan dengan uji korelasi spearman yaitu bahwa tidak ada keterkaitan secara signifikan antara jumlah penduduk di Indonesia dengan jumlah minat baca di jabodebek.

Artinya minat baca di jabodetabek dan di Indonesia saat ini menjadi pr besar pemerintah dan juga kita semua sebagai masyarakat untuk menumbuhkan mminat baca kepada berbagai usia, baik itu usia produktif ataupun usia non produktif.

1.1. Posisi Indonesia Dalam Tingkat Minat Baca di Dunia

Ibnu Wahyudi, pengamat sastra dan pengajar penulisan kreatif dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, mengatakan, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini dikarenakan minimnya akses terhadap buku. “Tidak semua sekolah memiliki perpustakaan yang layak. Demikian pula perpustakaan daerahnya,” papar pria yang akrab disapa Iben ini.

Meski begitu, Iben mengkritisi bahwa penyebab sesungguhnya bukanlah ketidakmampuan ekonomi, namun sebagian besar masyarakat kita tidak menjadikan membeli buku sebagai prioritas belanja keluarga maupun pribadi. “Karena, rendahnya ‘daya’ beli buku ini juga terjadi di kota-kota besar, yang mayoritas masyarakatnya adalah kelas menengah,” ujar sastrawan yang buku puisinya, Masih Bersama Musim, masuk dalam 10 besar penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2005 ini. Faktor penyebab minimnya minat baca berikutnya adalah kita tidak pernah diperkenalkan kepada buku sejak dini, baik itu oleh orang tua kita di rumah maupun di sekolah oleh para guru kita. “Tanggung jawab untuk memperkenalkan buku dan membuat kegiatan membaca menjadi menyenangkan ada pada orang tua dan guru,” tuturnya.

Pemeringkatan terbaru, menurut data World's Most Literate Nations, yang disusun oleh Central Connecticut State University tahun 2016, peringkat literasi kita berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti! Indonesia hanya lebih baik dari Bostwana, negara di kawasan selatan Afrika. Fakta ini didasarkan pada studi deskriptif dengan menguji sejumlah aspek. Antara lain, mencakup lima kategori, yaitu, perpustakaan, koran, input sistem pendidikan, output sistem pendidikan, dan ketersediaan komputer.

Fakta tersebut didukung juga oleh survei tiga tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai minat membaca dan menonton anak-anak Indonesia, yang terakhir kali dilakukan pada tahun 2012. Dikatakan, hanya 17,66% anak-anak Indonesia yang memiliki minat baca. Sementara, yang memiliki minat menonton mencapai 91,67%!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image