Gen Z Marak Mengidap Diabetes
Gaya Hidup | 2024-07-25 17:36:41Diabetes kini menjadi perhatian utama karena semakin banyak kasus terjadi pada generasi muda. Baru-baru ini, banyak Gen Z berbagi pengalaman mengenai penyakit ini, dengan beberapa teman mereka didiagnosis diabetes pada usia 24 hingga 27 tahun. Data dari Federasi Diabetes Internasional menunjukkan bahwa pada 2021, terdapat 19,47 juta penderita diabetes di Indonesia, dan sekitar 1 dari 4 di antaranya berusia di bawah 45 tahun. Menariknya, Ikatan Dokter Anak Indonesia mencatat bahwa pada Januari 2023, 46% dari 1.645 anak yang menderita diabetes berusia 10 hingga 14 tahun, dan 31% berusia 14 tahun ke atas, angka ini meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia mencatat bahwa angka kematian akibat diabetes pada usia dewasa muda meningkat dari posisi ke-8 pada 2010 menjadi ke-6 pada 2019.
Penyebab Utama Diabetes pada Gen Z
1. Gaya Hidup Sedentari, penggunaan gadget yang berlebihan tanpa batas waktu membuat banyak Gen Z lebih banyak duduk dan tidak bergerak. Kebiasaan ini menyebabkan penumpukan kalori, yang dapat berujung pada obesitas salah satu faktor risiko utama diabetes. Menurut Ali, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, gaya hidup sedentari ini meningkatkan risiko karena tubuh tidak membakar kalori yang dikonsumsi secara efektif.
2. Akses Makanan Manis dan Tinggi Kalori, kemudahan akses ke berbagai jenis makanan terutama yang tinggi gula melalui restoran cepat saji dan layanan pengiriman makanan online turut menyumbang pada masalah ini. Makanan ini seringkali tinggi kalori dan rendah nutrisi, memperburuk risiko diabetes.
3. Stres dan Kesehatan Mental, Stres yang tinggi di kalangan Gen Z juga berkontribusi pada meningkatnya risiko diabetes. Hormon stres, seperti kortisol, dapat meningkatkan kadar gula darah. Jika stres tidak dikelola dengan baik, ini dapat mempengaruhi kesehatan gula darah secara negatif.
Langkah-Langkah Preventif
Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan berencana menerapkan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan untuk menurunkan konsumsi gula dan mengurangi biaya penanganan penyakit akibat gula berlebih. Namun, kebijakan ini belum memiliki jadwal pasti.
Sementara itu, penting bagi setiap individu untuk menerapkan pola hidup sehat dan memiliki kesadaran akan konsumsi makanan bergizi seimbang. Mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, aktif bergerak, dan mengelola stres dengan baik adalah langkah-langkah yang dapat membantu mencegah diabetes dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.