Syekh Junaid Al-Betawi Ulama Indonesia yang Masyhur di Tanah Suci
Agama | 2022-07-15 07:42:36Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, dalam milad Jakarta 495 tahun, mengubah nama sejumlah ruas jalan di Jakarta. Ia mengganti 22 nama ruas jalan dengan nama-nama tokoh Betawi.
Salah satunya adalah Jalan Lingkar Luar Barat Cengkareng Jakarta Barat, menjadi Jalan Syekh Junaid Al Batawi. Siapakah beliau?
Imam Masjidil Haram.
Syekh Junaid Al-Batawi adalah ulama Betawi yang namanya masyhur di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi. Dia menjadi ulama pertama asal Indonesia yang menjadi Imam di Masjidil Haram.
Dirangkum dari berbagai literatur, Syekh Junaid al-Betawi masih keturunan darah biru. Trahnya tertulis: Syekh Junaid bin Imam Damiri bin Imam Habib bin Raden Abdul Muhit bin Pangeran Cakrajaya Nitikusuma (Adiningrat IV) bin Raden Aria jipang (Sayid Husein) bin Raden Bagus Surawiyata (Sayid Ali) bin Raden Fattah (Sayid Hasan), pendiri Kesultanan Demak.
Syekh Junaid lahir di Pekojan, Jakarta Barat. Ia bermukim di Makkah sejak tahun 1834. Beliau lahir di Pekojan dan wafat pada tahun 1840 saat usianya lebih dari 100 tahun.
Berkat keluasan pengetahuan keagamaan Syekh Junaid, masyarakat Makkah menggelarinya “Syaikhul Masyayikh”, guru dari segala guru para ulama Mazhab Syafii. Kepopuleran Syekh Junaid al-Betawi tidak hanya membuat harum nama bangsa; nama Betawi pun ikut masyhur di Tanah Suci.
Dalam buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi (2014) disebutkan, satu-satunya ulama Betawi yang memiliki pengaruh di dunia Islam pada awal ke-19 serta menjadi poros atau ujung puncak utama silsilah ulama Betawi masa kini adalah Syekh Junaid Al-Batawi.
Syekh Junaid memilki empat anak. Dua laki-laki, yaitu As`ad dan Said; dan dua perempuan. Seorang putrinya dinikahkan dengan Imam Mujtaba, asal Bukit Duri, Kampung Melayu, Jakarta dan yang seorang lagi dinikahkan dengan Abdurrahman Al-Mishri.
Dari perkawinan putrinya dengan Abdurrahman Al-Mishri lahir seorang perempuan, Aminah, yang kemudian dinikahkan dengan Aqil bin Yahya yang melahirkan Usman bin Yahya.
Salah satu puterinya menikah dengan Abdullah Al-Misri, seorang ulama Mesir, yang makamnya terdapat di Jatipetamburan, Jakarta Pusat. Seorang puteri lainnya menikah dengan Imam Mujtaba. Sedangkan kedua puteranya, Syekh Junaid As’ad dan Arsyad, menjadi penerus ayahnya mengajar di Masjidil Haram.
Banyak Mendidik Ulama Terkemuka
Menurut Ridwan Saidi, Syekh Junaid mempunyai banyak murid yang kemudian menjadi ulama terkemuka di tanah air bahkan di dunia Islam. Murid-murid beliau diantaranya:
Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi pengarang Tafsir Al-Munir dan 37 kitab lainnya yang masih diajarkan di berbagai pesantren di Indonesia dan di luar negeri.
Syekh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi, Imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 serta pengarang banyak kitab.
Khusus mengenai murid-murid Betawinya yang kemudian menjadi ulama terkemuka, belum banyak diketahui kecuali Syekh Mujitaba (Syekh Mujitaba bin Ahmad Al-Betawi) dari Kampung Mester yang dinikahkan dengan putri Syekh Junaid. Muridnya yang lain adalah Guru Mirshod, Ayah dari Guru Marzuki Cipinang Muara.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.