Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurbaiti adhar

Peran Guru Dalam Pendidikan

Eduaksi | Sunday, 03 Jul 2022, 14:20 WIB

terpanggil menjadi Guru maka kita akan berhadapan dengan generasi milenial yang hebat.Dengan kemajuan ilmu pengetahuan ,teknologi ,ekonomi ,kesejahteraan,tingkat kecerdasan siswa menjadi lebih tinggi.Tuntutan pun menjadi sangat besar untuk Guru. Pertanyaanya,apakah kita bisa menjadi guru bagi generasi Zaman now ? apa yang menjadi kriteria untuk dapat menempatkan kita sebagai Guru Hebat?

Secara prinsip,ada tiga kriteria yang mewakili tiga kompetensi guru dalam mengajar,yakni memahami konsep( written curriculum),metodologi mengajar (taught curriculum) dan evaluasi (assessed curriculum). Dengan kata lain ,seorang guru yang baik bisa definisikan sebagai orang yang mampu memahami realitas diri dan terus memantaskan dirinya,baik ilmu,sikap maupun tindakan.la juga sanggup menyampaikan apa saja yang berada dalam pikiran dan pengalamannya kepada siswa.Selanjutnya,tingkat pemahaman itu dapat di ukur melalui tes yang dilaksanakan.

Pemahaman konsep yang dirumuskan disebut sebagai KURIKULUM tertulis( written curriculum ).konsep adalah hal yang dimiliki guru dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman.Artinya ,pengetahuan yang diperoleh selama masa pendidikan dan terus dibarui dalam proses belajar mengajar.Lewat kemampuan membaca,menganalisis,tidak terkecuali menonton beeita berkualitas melalui media elektronik,kian mematangkan guru dalam pemahaman konsep. Tidak hanya objek pengetahuan ,tetapi ia juga mengetahui perkembangan psikologi anak.pengetahuan psikologi menjadi sangat penting agar saat tiba waktunya ,guru dapat membantu anak didik mencapai kesempurnaan pada etape hidupnya.

Konsep yang baik dan tepat diandaikan dari pemahaman tentang pembentukan pengetahuan itu sendiri.Dalam perspektif model konstruktivisme,proses itu sangat ditentukan oleh subjek aktif yang menciptakan struktur kognitif dalam interaksinya dengan Lingkungan.Dengan bantuan struktur kognitif ini,subjek menyusun pengertian realitasnya. Pemahaman metode konstruktivisme sangat penting bagi guru,la paham bahwa pengetahuan yang akan diajarkan harus dibentuk secara aktif melalui proses pencarian,refleksi,analisis sendiri,la bukan saja menghafal formula yang ada dan mentransfernya,tetapi harus menjadikannya sebagai milik sendiri.Inilah yang menjadi kendala dalam pendidikan.Guru di berikan begitu banyak pelatihan dan "dipaksakan " untuk meneruskan konsep itu kepada siswa tanpa melalui proses penyerapan.Piaget,seorang psikologi,sangat menekan perlunya pembangunan pengetahuan melalui asimilasi (penyerapan informasi) dan akomodasi(penyusunan kembali struktur pikiran karena adanya lnformasi baru sehingga informasi baru itu memperoleh tempat).

proses konstruktif ini harus diakui masih menjadi celah dalam banyak guru.Mereka belum mandiri dab kreatif dalam merekonstruksi pengetahuan.Rekonstruksi itu terkendala karena penyerapan pengetahuan tidak terjadi yang berakibat pada gagalnya penyusunan struktur menjadi informasi baru.Bila hal ini terus menjadi celah maka niscaya guru dapat menerapkan proses itu dalan pembelajaran.la kesulitan meningkatkan partisipasi siswa dan akan jatuh kepada model ceramah karena sadar bahwa siswa tidak memiliki kemampuan konstruktif sendiri.Dalam proses ini,siswa akan menjadi pasif bukan oleh kelemahan siswa ,tetapi oleh pemahaman keliru guru yang didasarkan oleh proses asimilatif dan akomodatif yang tidak berhasil dilakukan sendiri oleh guru dal pembentukan pengetahuannya. Kedua,proses asimilasi dan akomodaai pengetahuan atau di sebut Konsep akan disampaikan oleh guru kepada siswa.Di sinilah dibutuhkan alat,metode,cara yang kemungkinan agar pengetahuan konseptual yang telah terbentuk dapat menjadi jembatan mengantar pengetahuannya kepada siswa dan juga dipahami sebagai proses yang dibuat berdasarkan hasil penelitian guru terhadap realitas siswa.Metode mengajar karen Itu dibuat berdasarkan pengamatan akan potensi dan realitas siswa.Bila dikaitkan dengan memancing ikan,ketepatan metode ditemukan setelah mengetahui apa yang diinginkan siswa.Realitas siswa itu mendorong guru untuk mencari serta mendapatkan metode yang tepat.

Proses yang berasal dari realitas siswa ini tidak mudah karena membutuhkan kreativitas guru.Guru tidak menggunakan metode yang sudah jadi,tetapi metode yang dikemas dalam hasil penemuannya sendiri.proses ini tentu tidak mudah.keluhan tentang metode sering dikaitkan dengan minimnya fasilitas ,Dengan kata Lain,fasilitas menentukan Kreativitas .Dengan adannya Fasilitas ,guru dapat menggunakan berbagai cara dalam pembelajaran.Padahal ,fasilitas hanya mempermudah dan bukan menentukan keberhasilan pembelajaran .Tetapi kalau pun sangat menentukan,pembuatan fasilitas juga tergantung pada kreativitas guru .Dengan kreativitasnya,la bisa merancang metode pembelajaran dengan kekuatan yang ada.

Pada akhirnya,kebenaran akan konsep dan ketepatan metode akan diuji dari hasil yang diperoleh dari ujian.Tes akan menjadi indikator apakah materi yang dipahami guru telah disampaikan secara tepat dengan menggunakan metode yang tepat.Di sini ,evaluasi dan perbaikan dianggap sebagai tindak lanjut. Bagi seorang guru,ujian yang dibuat sendiri maupun diadakan secara nasional atau regional dan telah diikuti beberapa kali dengan indikator yang sangat jelas mestinya telah menjadi objek pembelajaran yang memberikan kata kunci untuk mencapai hasil yang lebih baik.sayangnya ,proses ini tidak dilaksanakan oleh guru.Dengan demikian,pengalaman dari tahun sebelumnya tidak menjadi pembelajaran bagi guru.

Ujian bagi siswa mestinya menjadi ujian juga bagi guru.prestasi siswa menjadi indikator bagi guru.Siswa yang hebat bisa dilahirkan dari GURU YANG HEBAT yang telah menguji dirinya sendiri dan menjadikan pengalaman sebagai rangkaian proses menjadikannya juga sebagai pribadi hebat.Dalam diri guru ada tiga kategori yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu,Guru yang memahami konsep, Guru yang mengajar,dan Guru yang menevaluasi.Rangkaian tiga aspek ini akan menghantarkan seseorang menjadi Guru hebat.Guru hebat bukan saja dari dalam dan luasnya pengetahuan yang dipahami sebagai konsep,tetapi ditunjukkan juga oleh kemampuannya untuk menemukan potensi siswa dan mencari metode yang tepat untuk mengantar siswa sampai kepada konsep yang ia pahami,bahkan melampaui konsep yang diketahui guru.Tidak hanya itu,Melalui proses jatuh bangun,evaluasi, dan aksi,perbaikan dan perubahan ,seorang siswa akan terangsang nalurinya untuk terus mencari kesempurnaan.ia tidak akan pernah puas dengan apa yang diperoleh,tetapi selalu berusaha memperbaikinya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image